Sentimen
Undefined (0%)
6 Jan 2025 : 16.08
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla

Kab/Kota: Las Vegas, Washington

Kasus: teror, Teroris

10 Tahun Terakhir Ekstremisme dan Terorisme Lokal Meningkat di AS

6 Jan 2025 : 16.08 Views 13

Espos.id Espos.id

10 Tahun Terakhir Ekstremisme dan Terorisme Lokal Meningkat di AS

Espos.id, WASHINGTON, D.C. - Amerika Serikat (AS) telah menghadapi peningkatan signifikan ekstremisme kekerasan dan ancaman terorisme lokal selama 10 tahun terakhir. "Kita tidak hanya menghadapi ancaman terorisme asing terus-menerus – yang, tentu saja, menjadi alasan pembentukan Departemen Keamanan Dalam Negeri – tetapi juga ancaman dari negara-negara lawan selama 10 tahun terakhir," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas, Minggu (5/1/2025) waktu setempat dalam wawancara dengan ABC News.

"Kita telah melihat peningkatan signifikan dalam apa yang kami sebut sebagai 'ekstremisme kekerasan lokal'," ujar Mayorkas pula.

Menurut dia, AS saat ini menghadapi "lanskap ancaman yang sangat sulit," yang berarti tidak hanya pejabat federal dan lokal, tetapi juga seluruh warga negara perlu menyadari hal tersebut dan mengambil langkah pencegahan guna mencegah kekerasan.

Sebelumnya pada dini hari 1 Januari, sebuah truk menabrak kerumunan orang yang sedang merayakan Tahun Baru di New Orleans, AS, sehingga menewaskan 14 orang. Pengemudi truk tersebut, yang kemudian diidentifikasi sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang veteran Angkatan Darat AS berusia 42 tahun asal Texas, tewas dalam baku tembak dengan polisi. FBI menemukan bendera kelompok teroris ISIS di bagian belakang kendaraannya.

Kemudian pada hari yang sama, sebuah Tesla Cybertruck meledak di dekat Trump International Hotel di Las Vegas, menewaskan pengemudinya dan melukai tujuh orang lainnya. Pengemudi mobil tersebut, yang diduga sengaja meledakkannya, diidentifikasi sebagai Matthew Livelsberger, seorang tentara Angkatan Darat AS berusia 37 tahun. 

Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat tidak menemukan adanya "hubungan yang pasti" antara serangan mobil menabrak kerumunan di New Orleans, Louisiana, dengan ledakan mobil di area Trump Hotel di Las Vegas, Nevada. Asisten Direktur FBI Christopher Raia pada Kamis (2/1/2025) menyebut kejadian di New Orleans sebagai aksi terorisme. "Aksi tersebut merupakan tindakan yang terencana dan jahat," kata dia. FBI juga tidak mendapati adanya keterlibatan orang lain dalam serangan di New Orleans, dan Shamsud-Din Jabbar hingga saat ini diyakini beraksi sendiri.  Pejabat FBI itu mengatakan, Jabbar "100% terinspirasi" oleh kelompok teror ISIS, dan pihaknya masih menyelidiki bagaimana Jabbar terpapar radikalisme.

 

Sentimen: neutral (0%)