Sentimen
Undefined (0%)
5 Jan 2025 : 16.49
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Boyolali, Wonosobo

Tokoh Terkait

Harga Jual Sapi di Pasar Hewan Boyolali Anjlok Imbas PMK, Pedagang Menjerit

5 Jan 2025 : 16.49 Views 23

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Harga Jual Sapi di Pasar Hewan Boyolali Anjlok Imbas PMK, Pedagang Menjerit

Esposin, BOYOLALI -- Harga jual sapi di Pasar Hewan Boyolali anjlok imbas mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK), beberapa waktu terakhir. Terpantau di pasar hewan di Desa Jelok, Cepogo, Minggu (5/1/2025), harga jual sapi turun sekitar Rp2juta-Rp5 juta per ekor.

Pasar hewan tersebut juga terlihat lebih lengang dibandingkan hari pasaran biasa. Daya beli sapi turun drastis sejak ada wabah PMK. Salah satu pedagang asal Desa Candi, Kecamatan Ampel, Suyitno, mengatakan ada penurunan harga sapi pada pasaran sebelumnya.

“Baru Pahing [hari pasaran] kemarin, harganya turun dari Rp2 juta sampai Rp3 juta, setelah berita PMK itu,” jelas dia kepada Espos, Minggu. Ia mengatakan biasanya sapi yang bisa dijual dengan harga Rp20 juta turun menjadi Rp17 juta-Rp18 juta.  

Yitno juga mengaku kesulitan menjual sapi karena peminatnya sedikit. Ia mengatakan biasanya bisa menjual dua ekor sapi, tapi karena sulit menjual ia memilih tidak membawa sapi.

“Peternak ya waswas dengan PMK, harapannya agar tidak berulang. Belajar dari kasus PMK dulu, sampai ekonomi peternak jatuh, peternak jadi lebih hati-hati jual-beli,” kata dia.

Senada, pedagang lain dari Jemowo, Tamansari, Boyolali, Sunarto, mengatakan harga sapi di tempatnya turun Rp3 juta-Rp5 juta. “Pedet [anakan sapi] biasanya Rp10 juta jadi Rp7 juta per ekor. Sapi besar malah turun Rp5 juta per ekor, biasanya Rp20 juta jadi Rp15 juta. Ini turun infonya karena PMK,” kata dia.

Ia membawa dua ekor sapi akan tetapi hingga pukul 10.00 WIB belum laku. Biasanya, paling tidak sudah dapat pembeli sebelum pukul 10.00 WIB. “Pengalaman PMK dulu membuat peternak ambruk, jadi ini peternak lebih waspada. Semoga pemerintah segera ada solusi untuk semua ini,” kata dia.

Salah satu blantik atau broker sapi di Pasar Hewan Jelok, Boyolali, Soni, mengaku kesulitan menjual sapi sejak isu PMK merebak. Menurutnya, ia susah menjual sapi sejak sebulan lalu.

Ia yang biasanya bisa menjual lima sapi per hari pasaran saat ini maksimal hanya dua ekor sapi. Blantik asal Boyolali itu mengatakan sangat sulit menjual sapi kecuali memang sapinya sehat walaupun turun harga.

Peternak Waswas

“Sebenarnya waktu masuk [pasar], sapi-sapi sudah diperiksa oleh pegawai pasar. Cuma masyarakat lebih waswas ketika hendak membeli sapi. Bahkan enggak ada yang nawar karena takut PMK,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi Lembu Gede Lembu Ireng, Juni, menyampaikan pedagang sapi susah menjual ternak sejak sebulan lalu karena PMK merebak lagi. Harga sapi di Boyolali pun menurut dia bukan anjlok lagi tapi hancur.

“Harga sapi sudah enggak turun lagi, tapi anjlok dan hancur sekali. Maka dari itu tolong kesehatan sapi diperhatikan dengan sangat. Misal sapi Rp10 juta, laku Rp8 juta, itu pun yang beli enggak ada, takut semuanya,” kata dia.

Ia mengatakan pembeli sudah jarang ada, sapi yang masuk ke pasar sedikit. Mereka waswas membeli lalu dibawa pulang kemudian hewan di rumah terkena PMK. Atau takut membeli karena susah dijual kembali. Peternak, menurut dia, belajar dari pengalaman PMK sebelumnya.

“Semua pasar, tidak hanya di Jelok, di Karanggede, Ambarawa, semuanya sepi. Di Jelok ini, hampir seluruh pasar masuk, Ambarawa masuk, Karanggede masuk, Wonosobo, Jawa Timur, dan lain-lain. Pasar Jelok kan terbesar. Ini pedagang dan blantik mengeluh, ibarat anak kecil nangis, untuk mencari nafkah susah,” kata dia.

Ia berharap penanganan PMK dipercepat, terlebih jelang Lebaran dan kebutuhan daging diprediksi bakal naik. Selain itu, sapi merupakan tabungan bagi petani saat menghadapi hari-hari besar atau kebutuhan tertentu seperti sekolah, hajatan, dan sebagainya.

Sentimen: neutral (0%)