Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Boyolali
Pasar Hewan Jelok Boyolali Lesu Gara-gara Wabah PMK, Pengunjung Turun 50%
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Pasar Hewan Jelok Boyolali Lesu Gara-gara Wabah PMK, Pengunjung Turun 50%](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2025/01/20250105132306-tempimageag0ojp.jpg?quality=60)
Esposin, BOYOLALI -- Pasar hewan di Boyolali lesu imbas mewabahnya kembali penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak berkuku belah seperti sapi, belakangan ini. Penurunan jumlah pengunjung pasar hewan diperkirakan mencapai 50%.
Informasi yang diperoleh Espos, Minggu (5/1/2024), UPT Pasar Hewan Jelok mencatat biasanya sudah ada 400-500 kendaraan pengunjung maupun pedagang di pasar tersebut. Akan tetapi pada Minggu hingga pukul 10.00 WIB hanya sekitar 200 kendaraan.
Kepala UPT Pasar Hewan Sunggingan Jelok, Boyolali, Mardiyono, mengatakan penurunan jumlah pengunjung di pasar tersebut terjadi sejak Oktober 2024 hingga Januari 2025. Penurunan jumlah pengunjung itu karena wabah penyakit mulut dan kuku yang menyerang sapi dan hewan berkukuh belah lainnya.
“Penurunannya sekitar 50%, Pahing [hari pasaran] kemarin juga 50% turunnya. Penurunan tidak hanya di Pasar Hewan Jelok tapi juga di pasar yang saya bawahi yaitu Pasar Hewan Karanggede dan Ampel,” kata dia kepada Espos, Minggu.
Ia mengatakan normalnya saat hari biasa ada sekitar 1.200 ekor sapi yang diperjualbelikan di pasar hewan wilayah Boyolali. Saat ini jumlah tersebut turun jadi hanya sekitar 600 ekor sapi. Penurunan tersebut terjadi pada semua jenis sapi.
Penurunan jumlah sapi yang diperjualbelikan turun perlahan sejak Oktober karena kewaspadaan soal PMK terjadi sejak saat itu. Ia mengimbau seluruh peternak dan pedagang untuk tidak membawa sapi yang sakit ke pasar hewan. Sapi yang sakit mesti dirawat dulu hingga sembuh baru dijual.
“Mohon doanya semoga jelang Lebaran, kondisi sudah baik, ini dokter-dokter juga berkeliling [untuk memeriksa hewan],” kata dia.
Sementara itu, Kepala UPT Puskeswan Mojosongo, Boyolali, Ahmad Maskuri, dan tim terus memantau dan mengecek kesehatan hewan di Pasar Hewan Jelok.
Pemeriksaan dan Pengobatan Sapi
Ia mengatakan setiap hari pasaran sapi, tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali bakal turun ke lapangan untuk memantau dan mengecek kesehatan ternak.
Beberapa hal yang diperiksa dari tim Disnakkan yaitu adakah lesi di mulut, lidah, gusi, hingga luka lepuh di kaki. “Kami memeriksa sapi yang datang di sini, tidak ada sapi yang memiliki gejala PMK,” jelas dia.
Tak hanya melakukan pengecekan, ia juga mengedukasi dan memberi informasi kepada pedagang atau peternak untuk tidak membawa ternak sakit ke pasar hewan di Boyolali. Hal tersebut untuk mengurangi penularan PMK ke sapi yang lain.
Ia dan tim juga memeriksa serta mengobati sapi langsung di kandang peternak sesuai laporan dari masyarakat. Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi Lembu Gede Lembu Ireng, Juni, menyampaikan pedagang sapi susah menjual ternak dalam sebulan ini karena PMK merebak lagi.
Ia datang ke Pasar Hewan Jelok juga tanpa membawa hewan ternak karena kesulitan menjualnya. “Pembeli mau beli enggak berani, yang laku hanya sapi gemuk dan siap dipotong. Yang masuk ke pasar ini hanya berapa persen, ini sangat sepi pasar. Biasanya penuh, untuk sementara karena PMK yang merebak, semua takut,” kata dia.
Juni meminta kepada semua pedagang dan peternak untuk memperhatikan kesehatan sapi mereka. “Peternak waswas, semua waswas. Peternak mau pergi ke pasar saja takut. Ini kan seperti penyakit menular, tiap pulang dari pasar harus bersih-bersih dan mandi, baru dekat sapi,” kata dia.
Sementara itu, data Disnakkan Boyolali per Jumat (3/1/2025) mencatat ada 102 kasus hewan ternak bergejala PMK dan 17 ekor sapi mati akibat PMK. Kasus tersebut tersebar di 10 kecamatan yaitu Andong, Simo, Mojosongo, Sambi, Ngemplak, Karanggede, Wonosegoro, Musuk, Klego, dan Cepogo.
Sentimen: neutral (0%)