Sentimen
Undefined (0%)
2 Jan 2025 : 11.41

Ekonomi Bergeliat Lagi, Indeks Manufaktur Kembali Naik ke Level 51,2

2 Jan 2025 : 11.41 Views 5

Espos.id Espos.id

Ekonomi Bergeliat Lagi, Indeks Manufaktur Kembali Naik ke Level 51,2

Esposin, JAKARTA - Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali ekspansif seusai berada di zona kontraksi selama 5 bulan beruntun. 

Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, Kamis (2/1/2025), PMI manufaktur Indonesia menguat ke level 51,2 pada Desember 2024 dari sebelumnya terkontraksi di 49,6 pada November 2024. Indeks kinerja manufaktur ini merupakan yang tertinggi sejak Mei 2024. Kenaikan PMI tersebut didorong oleh kenaikan volume produksi dan permintaan baru secara bersamaan. 

Secara keseluruhan, produksi naik pada tingkat sedang. Namun, pada laju lebih cepat dibandingkan November 2024. Permintaan pasar secara umum dilaporkan menguat, baik di dalam maupun luar negeri. Volume penjualan ekspor baru naik, meski marginal, untuk pertama kali hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun. 

“Perekonomian manufaktur Indonesia berakhir pada tahun 2024 dengan catatan positif. Ekspansi untuk pertama kali sejak pertengahan tahun menunjukkan bahwa penjualan dan output naik. Terlebih lagi, besar harapan bahwa tren positif ini akan berlanjut," ujar Economics Director S&P Global Market Intelligence Paul Smith melalui rilis seperti dilansir Bisnis, Kamis (2/1/2025). 

Dia mengatakan, banyak perusahaan optimistis produksi naik pada tahun mendatang karena kondisi makro ekonomi stabil dan daya beli klien membaik sehingga lapangan kerja dan aktivitas pembelian naik. 

"Akan tetapi, kabar kurang baik datang dari harga dengan tekanan biaya yang sedikit menguat sejak bulan November dan output kembali naik. Sementara, inflasi secara umum masih dapat ditangani saat ini agar tetap di bawah rata-rata jangka panjang, tren harga tentu saja akan terus diamati pada tahun baru," kata Paul. 

Dari segi harga, inflasi harga input masih tergolong tinggi sejak November, meski di bawah rata-rata survei jangka panjang. Menurut panelis, penguatan dolar AS tercatat menyebabkan kenaikan harga barang impor. 

Selain itu, terdapat tekanan pada rantai pasokan, dengan kinerja vendor yang memburuk secara keseluruhan untuk pertama kalinya dalam 3 bulan terakhir.  Perusahaan-perusahaan merespons kenaikan biaya input dengan menaikkan harga selama 3 bulan berturut-turut. Tingkat inflasi tergolong sedang, tetapi masih tergolong tinggi yang tercatat pada survei sejak Agustus 2024.

Kenaikan Lebih Cepat

Kenaikan PMI ini didorong juga oleh peningkatan baik dalam volume produksi maupun pesanan baru. Produksi secara keseluruhan meningkat pada tingkat sedang, meskipun laju kenaikannya lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya.  

Selain itu, sektor ini mencatatkan pertumbuhan dalam pekerjaan baru, dengan permintaan pasar yang lebih kuat, baik dari domestik maupun luar negeri. Penjualan ekspor juga mencatatkan kenaikan marginal, pertama kali setelah hampir satu tahun.  

Perusahaan-perusahaan manufaktur merespons lonjakan permintaan dengan meningkatkan aktivitas pembelian selama dua bulan berturut-turut, yang tidak hanya mendukung kebutuhan produksi saat ini tetapi juga untuk membangun stok barang. 

Stok bahan baku dan barang jadi tercatat mengalami peningkatan yang moderat pada Desember. Sebagian besar perusahaan optimis akan ada pertumbuhan lebih lanjut pada tahun mendatang.  

“Banyak perusahaan berharap kenaikan produksi pada tahun mendatang karena kondisi makro ekonomi yang lebih stabil dan kekuatan membeli yang lebih besar di kalangan klien,” ujarnya. 

Namun, industri masih menghadapi tantangan dari kenaikan harga barang impor yang disebabkan oleh penguatan dolar AS. Meskipun inflasi harga input sedikit menurun, tetap tercatat cukup tinggi.  Oleh karena itu, pelaku usaha merespons dengan menaikkan harga jual produk mereka untuk melindungi margin keuntungan, dengan kenaikan harga yang telah berlangsung selama tiga bulan berturut-turut. 

“Meski inflasi secara umum masih dapat ditangani saat ini, tren harga tentu saja akan terus diamati pada tahun baru,” tuturnya.

Sentimen: neutral (0%)