Esposin, SOLO -- Tahun 2025 akan menjadi momentum bagi Prabowo Subianto sebagai Presiden untuk membuktikan diri mampu mengonsolidasikan semua kekuatan politik nasional. Selain itu, juga untuk membuktikan target-target ambisius yang mereka sampaikan saat kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Target dan agenda politik Prabowo-Gibran yang sangat ambisius tahun ini membawa konsekuensi perlunya dukungan politik yang kuat. Pendapat tersebut disampaikan Psikolog Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, saat diwawancarai Espos, Rabu (1/1/2025).

"Kita lihat Prabowo-Gibran agenda politiknya sangat ambisius seperti pertumbuhan ekonomi delapan persen. Mau tidak mau harus mengambil kebijakan yang tidak populer seperti PPN 12%. Itu butuh dukungan politik yang besar," ujar dia.

Dukungan politik yang kuat itu, menurut Abdul Hakim, yang paling utama adalah dari rakyat. Bagaimana Prabowo-Gibran merealisasikan target-target ambisius mereka, tapi tetap mendapatkan public approval yang tingggi. Hal ini menjadi tantangan tidak mudah.

"Menarik untuk dilihat apakah pada tahun 2025, saat perangkat politik dan birokrasi lengkap, Prabowo mampu membangun kepercayaan publik. Untuk bisa mengambil langkah-langkah berani, politic approval Prabowo harus di atas 70 persen," urai dia.

Hal itu, menurut Abdul Hakim, menjadi pekerjaan rumah (PR) besar Prabowo-Gibran. Sebab sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu, pemerintahan mereka masih saja berkutat dengan berbagai isu. Walau hanya isu-isu kecil tapi bisa mempersulit pemerintahan.

"Prabowo-Gibran ini dari awal masih saja berkutat dengan berbagai isu. Isu kecil-kecil, tapi tidak bisa dibantahkan, itu mempersulit Prabowo untuk membangun popularitasnya. Ini jadi PR besar Prabowo di 2025 bila ingin melenting," ujar dia.

Seperti diketahui, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024 setelah memenangi kontestasi Pilpres 2024 yang digelar pada 14 Februari 2024. Ada beberapa program dan terobosan yang cukup ambisius dari pasangan tersebut.

Selain pertumbuhan ekonomi 8%, ada juga program penyediaan makan bergizi gratis (MBG) yang patut ditunggu realisasinya mulai Januari 2025. Program ini juga membutuhkan kolaborasi banyak pihak untuk mewujudkannya.