Sentimen
Negatif (96%)
1 Jan 2025 : 19.09
Informasi Tambahan

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Jerhemy Owen Soroti Dampak Negatif Perkebunan Kelapa Sawit, Berbanding Terbalik dari Pernyataan Prabowo

1 Jan 2025 : 19.09 Views 16

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Jerhemy Owen Soroti Dampak Negatif Perkebunan Kelapa Sawit, Berbanding Terbalik dari Pernyataan Prabowo

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Konten kreator Indonesia, Jerhemy Owen, menyampaikan pandangannya tentang dampak negatif perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan.

Hal ini sebagai respons Jerhemy terhadap pernyataan Presiden Prabowo tentang kelapa sawit belum lama ini.

Dalam video yang ia unggah di media sosial, Jerhemy mengungkapkan sejumlah masalah yang timbul akibat luasnya industri kelapa sawit di Indonesia.

Menurut Jerhemy, meskipun kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak digunakan masyarakat, pohonnya memiliki dampak buruk bagi lingkungan.

Ia menyoroti beberapa alasan utama, mulai dari kebakaran hutan, kerusakan ekosistem, hingga dampaknya terhadap ketersediaan air.

“Di Sumatera dan Kalimantan, ada berhektar-hektar perkebunan kelapa sawit. Untuk membuka lahan, pohon-pohon ditebang dan dibakar, yang sering kali menyebabkan kebakaran meluas hingga ke area lain. Ini berdampak pada polusi udara dan kesehatan masyarakat sekitar,” kata Jerhemy dalam videonya.

Selain itu, ia menyebut bahwa kelapa sawit menyerap air dalam jumlah besar, membuat tanah di sekitarnya gersang dan sulit ditumbuhi tanaman lain.

“Kemarin saya sempat ke kebun kelapa sawit di Kalimantan. Begitu gersang dan kering sekali. Sangat menyedihkan melihat dampaknya terhadap lingkungan sekitar,” tambahnya.

Jerhemy juga menyoroti hilangnya habitat satwa liar akibat deforestasi besar-besaran untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit. Hal ini, menurutnya, mengancam keberadaan fauna asli hutan yang menjadi korban dari industri ini.

Sebagai negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Jerhemy mendesak pemerintah untuk lebih tegas dalam meregulasi industri kelapa sawit.

Ia menekankan pentingnya memastikan keberlanjutan lingkungan dengan tidak lagi menambah area perkebunan.

“Perkebunan kelapa sawit harus diregulasi agar ramah lingkungan. Jangan tambah area perkebunan lagi karena sudah terlalu luas,” ujarnya.

Jerhemy berharap masyarakat lebih memahami dampak kelapa sawit terhadap lingkungan dan mendukung langkah-langkah pemerintah untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kelapa sawit merupakan aset strategis bagi Indonesia yang harus dijaga dan dikembangkan.

Dalam pernyataannya, Prabowo menyoroti betapa pentingnya peran Indonesia sebagai pemasok utama kelapa sawit dunia, mengingat banyak negara yang bergantung pada komoditas ini.

"Banyak negara selalu berharap kepada Indonesia, karena mereka membutuhkan kelapa sawit kita," ujar Prabowo dikutip dari video unggahan akun x @ARSIPAJA (31/12/2024).

Blak-blakan, Prabowo mengungkapkan bahwa ternyata tidak sedikit negara yang ketakutan tidak dapat kebagian produksi kelapa sawit.

"Ternyata kelapa sawit menjadi bahan strategis rupanya. Banyak negara takut tidak dapat kelapa sawit," ucapnya.

Prabowo juga menginstruksikan seluruh elemen, mulai dari kepala daerah, pejabat, hingga aparat keamanan, untuk menjaga keberlanjutan kebun kelapa sawit sebagai aset negara.

"Jadi para Bupati, Gubernur, pejabat, tentara, polisi, jagalah kebun-kebun kelapa sawit kita," sebutnya.

Prabowo menggarisbawahi bahwa kekhawatiran terhadap dampak kelapa sawit terhadap deforestasi kerap dilebih-lebihkan.

"Itu aset negara dan saya kira kedepan kita harus tambah nanam kelapa sawit," Prabowo menuturkan.

Ia menekankan bahwa kelapa sawit adalah tanaman yang berkontribusi positif terhadap lingkungan.

"Gak usah takut katanya membahayakan deforestasion, namanya kelapa sawit yah pohon, kelapa sawit itu pohon, ada daunnya kan, dia menyerap karbon dioksida," tandasnya.

Ia kemudian mengajak seluruh pihak untuk mendukung perluasan kebun kelapa sawit guna memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri ini.

"Jadi mana? Kok kita dituduh," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (96.2%)