Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Club Olahraga: Persebaya, Persib Bandung, Persik Kediri, Persipura Jayapura, PSIS Semarang, PSM Makassar
Event: SEA Games
Kab/Kota: bandung, Bojonegoro, Jayapura, Kediri, Malang, Manado, Mojokerto, Purwodadi, Semarang, Situbondo, Solo, Surabaya, Temanggung, Yogyakarta
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
4 Tokoh dan Pelaku Sepak Bola Nasional Berpulang Tahun 2024, Ini Sosok Mereka
Espos.id Jenis Media: Sport
Esposin, SOLO -- Tahun 2024 yang akan segera berakhir, Selasa (31/12/2024) hari ini, mengenang tentang empat tokoh dan pelaku sepak bola nasional yang meninggal dunia.
Tiga orang merupakan mantan pemain dan pelatih sedangkan satu orang merupakan dokter tim sepak bola.
Berikut catatan Espos berdasarkan dokumentasi pemberitaan selama 2024:
1. Edy Paryono
Mantan pelatih PSIS Semarang, Edy Paryono, meninggal dunia pada Senin (26/2/2024) dini hari.
Edy Paryono merupakan pelatih yang cukup legendaris di Kota Semarang. Edy pernah berjaya membawa PSIS Semarang meraih gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1999 lalu.
Kala itu, PSIS meraih gelar juara setelah di final menundukkan Persebaya Surabaya dalam laga yang digelar di Stadion Klabat, Manado. Gol semata wayang PSIS dicetak pemain depan Tugiyo.
Selain Tugiyo, saat itu PSIS juga diperkuat sejumlah pemain top seperti kiper I Komang Putra, Ali Sunan, dan mantan kapten Timnas Indonesia, Agung Setyabudi.
Selain PSIS Semarang, Edy Paryono juga pernah melatih sejumlah klub Tanah Air antara lain PSIM Yogyakarta, Persipur Purwodadi, Persik Kediri, Semarang United, Kalteng Putra FC, hingga Persitema Temanggung.
Edy Paryono juga pernah menjabat sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia pada era pelatih Ivan Kolev dan Peter Withe.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggal dunianya Edy Paryono.
Menurut Yoyok, Edy merupakan sosok pelatih yang berjasa besar kepada Laskar Mahesa Jenar, julukan PSIS Semarang.
"Hari ini keluarga besar PSIS dan sepak bola Kota Semarang kehilangan sosok penting yang pernah mengantarkan PSIS juara. Selamat jalan coach Edy Paryono, semoga husnulkhatimah dan diterima di sisi Allah SWT," tutur Yoyok Sukawi.
Almarhum Edy Paryono akan dimakamkan di TPU Watu Belah, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
2. Jajang Paliama
Mantan gelandang Timnas Indonesia Jajang Paliama meninggal dunia, Sabtu (11/5/2024), akibat kecelakaan di Maron, Banyakan, Kediri, Jawa Timur, saat mengantar anak didiknya bertanding.
Kabar duka meninggalnya Jajang Paliama ini juga diunggah oleh akun Instagram Persik Kediri, Sabtu (11/5/2024).
"Turut berduka cita atas meninggalnya Jajang Paliama, Pemain Persik Kediri musim 2015-2016," tulisnya.
Jajang Paliama merupakan pesepak bola asal Kediri yang malang melintang di tim-tim Jawa Timur.
Dikutip dari laman Transfermarkt, Jajang mengawali karier di PSMP Mojokerto, lalu ke Persibo Bojonegoro pada 2008-2012.
Di Persik Kediri Jajang bermain dari 2015-2017. Jajang Paliama pernah dipanggil Timnas Indonesia saat dilatih Nil Maizar, saat beruji coba dengan Korea Utara.
Pria berusia 39 tahun itu pensiun sebagai pesepak bola pada 2018 di Semeru FC.
Setelah gantung sepatu sebagai pemain, Jajang menjadi pelatih SSB hingga akhir hayatnya.
3. Rudy William Keltjes
Salah satu sepak bola Tanah Air, Rudy William Keltjes yang sering dijuluki Beckenbauer-nya Indonesia meninggal dunia di usia 54 tahun, Rabu (23/10/2024).
Akun resmi federasi sepak bola Indonesia, PSSI, juga mengucapkan belasungkawa kepada pria kelahiran 1952 itu.
Rudy merupakan pemain andalan Timnas Indonesia periode 1970-1980-an dan sempat malang melintang melatih klub Tanah Air.
"Hati dan pikiran kami bersama keluarga dan kerabat terdekat dari mendiang Ruddy William Keltjes di waktu yang teramat berat ini. Doa terbaik untuk almarhum," tulis PSSI dalam unggahan di akun Instagram.
Rudy Keltjes lahir di Situbondo, Jawa Timur, pada 12 Februari 1952.
Dia menjadi legenda Persebaya Surabaya setelah mengantar Bajul Ijo juara Perserikatan 1977.
Tak hanya membawa Persebaya juara, Rudy juga meraih penghargaan pemain terbaik kompetisi tersebut berkat penampilan apiknya sepanjang musim.
Di level timnas, Rudy memperkuat Timnas Indonesia di Sea Games 1979 dan 1983.
Sayangnya Indonesia tak berhasil menyabet medali emas pada 2 kejuaraan tersebut.
Semasa aktif bermain, Rudy Keltjes mendapat julukan "Beckenbauer Indonesia", merujuk pada pemain legendaris Jerman Franz Beckenbauer.
Beckenbauer merupakan bek modern pertama yang bisa juga bermain sebagai gelandang.
Posisinya serupa dengan Rudy ketika aktif bermain. Rudy kemudian mengawali karier sebagai pelatih pada akhir 1980 dengan menjadi asisten Muhamad Basri di Niac Mitra.
Dia turut membawa Niac Mitra juara Galatama 1987-1988 dan memenangi turnamen Aga Khan 1979 di Bangladesh.
Rudy sempat melatih Timnas U-22 Indonesia pada 2014, namun ia menolak tawaran melatih Timnas Indonesia senior pada 2016.
Dia tercatat pernah melatih sejumlah klub Tanah Air, selain Persebaya dan Niac Mitra ada juga Persipura Jayapura dan PSM Makassar yang sempat merasakan asuhan Rudy Keltjes.
4. Raffi Gani
Dokter tim Persib Bandung, Raffi Gani meninggal dunia akibat sakit, Senin (23/12/2024).
Raffi Ghani yang meninggal di usia 55 tahun karena sakit sudah berkiprah sebagai dokter tim Persib Bandung sejak tahun 2009.
Sampai tutup usia, Rafi masih menjabat sebagai dokter tim Persib di BRI Liga 1 2024/25.
Beberapa hari sebelum meninggal, Raffi bahkan masih sempat mengurus operasi salah satu pemain Dedi Kusnandar operasi pada Jumat (20/12/2024).
Dedi harus naik meja operasi karena alami cedera patah tulang kaki pekan ke-15 kemarin.
Dedi Kusnandar tak bisa menyembunyikan isak tangisnya melepas kepergian dokter Raffi Ghani di pemakaman.
Walau harus menggunakan kursi roda ia tetap menyaksikan saat-saat terakhir sang dokter dikebumikan.
“Pastinya saya salah satu paling kehilangan banyak kenangan sama beliau, 10 tahun kenal sama beliau ini. Kemarin dia mengantar saya untuk operasi, masih bisa bercanda makanya saya sangat kehilangan dokter Raffi,” ucap Dedi.
Raffi Ghani bukan muka baru di tim Persib Bandung. Pria asli Bandung, Jawa Barat itu sudah menjadi dokter tim Persib sejak musim kompetisi Liga Super Indonesia 2009/10.
Ketika itu Persib Bandung ditangani mantan pemain Timnas Indonesia, Jaya Hartono.
Bersama Persib Bandung selama 14 tahun, Raffi sudah merasakan dua gelar Liga Indonesia masing-masing-masing pada musim 2014/2015 dan musim 2023/2024 serta satu gelar Piala Presiden 2015.
Berdasarkan informasi, kesehatan Raffi mulai menurun sejak musim lalu.
Ia juga sudah mengurangi aktivitas di tim Persib dan digantikan koleganya, Alvin Wiharja sampai kemudian dirinya berpulang pada Senin lalu.
"Pengabdianmu akan selalu dikenang dalam ingatan dan hati kami. Selamat jalan Pak Dok, tenang di surga sana. Semoga semua yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan. Aamiin," tulis akun @persib.
Sentimen: neutral (0%)