Esposin, BOYOLALI-Kisah sukses awal bisnis sewa iPhone milik pemuda 20 tahun asal Gedangan, Cepogo, Boyolali, Gery Setiawan, ternyata berawal saat dia kepepet butuh uang pada 2023.

Bisnis sewa iPhone tersebut telah ia tekuni sejak Desember 2023. Saat itu ia dalam keadaan kepepet karena usaha kulinernya bangkrut. Kemudian, ia sudah tidak memiliki cukup uang untuk makan.

“Dulu cuma punya handphone satu [iPhone], saya jual enggak laku, sekali laku ke konter harganya ditawar Rp1,8 juta. Enggak cocok. Terus kepepet banget enggak bisa makan, terus saya sewakan HP ku. Saya dulu iPhone 11 hanya Rp30.000 per hari, itu untuk saya makan sehari. Waktu itu disewa dua hari,” kata dia kepada Espos.id, Senin (30/12/2024).

Melihat peluang di sana, ia juga menyewakan iPhone milik sang adik. Lalu ia mengaku iseng membuat konten dengan sang adik soal sewa iPhone di media sosial. Konten mereka dilihat lebih dari 17 juta kali baik di TikTok dan Instagram. Saat itu, ia pun memberanikan diri mencari investor.

Awalnya investor diminta meminjamkan iPhone mereka, kemudian setelah sebulan handphone mereka akan dikembalikan. Tak hanya mengembalikan handphone, Gery juga akan menambahkan uang sesuai kesepakatan dengan investor. Hasil sewa dari iPhone dari investor dikumpulkan untuk membeli unit lain.

“Dari awalnya satu unit, sekarang 40-an unit di empat cabang. Unit terbanyak di cabang Boyolali, ada 32 unit, sisanya di cabang Simo, Solo, dan Klaten,” kata dia.

Bisnis sewa iPhone yang ia lakoni juga dulu masih memiliki sistem bertemu di jalan belum di toko. Baru sebulan terakhir ia menyewa toko untuk digunakan sebagai tempat dagangannya khusus di cabang Boyolali Kota. Untuk tiga cabang lain masih sistem bertemu di tempat yang dijanjikan.

Dari bisnis tersebut, ia mengatakan bisa mendapatkan pendapatan mulai dari Rp1 juta per hari. Saat akhir pekan dan hari libur, pendapatan yang dihasilkan bisa Rp3 juta-Rp4 juta per hari.

Ia menampik kalau dia dari kalangan berada. Handphone yang digunakan sebagai awal bisnis sewa iPhone dulunya dibeli dari temannya yang membutuhkan uang segera. Bahkan, pria lulusan SMKN 1 Musuk tersebut mengatakan karena tidak punya uang sejak kecil, ia terbiasa berjualan sesuatu sebelum membeli kebutuhan.

Bahkan, saat SMK ia menjual keripik hingga ubi lumer untuk kebutuhan hidupnya. Lulus sekolah, ia mengaku belum bisa bekerja karena umurnya belum memenuhi persyaratan bekerja.

“Dulu itu saya enggak TK, jadi waktu lulus ngelamar di mana-mana enggak bisa. Akhirnya saya buat berbagai usaha seperti jualan bakmi dan gorengan keliling, jualan kebab, bakso juga,” kata anak pertama dari dua bersaudara tersebut.

Ditipu Penyewa

Gery mengakui segala bisnis memiliki risiko, termasuk sewa iPhone. Ia mengatakan pernah kejadian penyewa tidak mengembalikan barang. Ia hanya pasrah walau sempat mencari penyewa tersebut di media sosial.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, ia mengatakan semua unit memiliki iCloud yang terhubung dengan perangkatnya. Ada pula bisa pelacakan dengan IMEI dan kartu di handphone.

Saat ada penyewa, Gery dan pegawai bakal mengecek nomor handphone dan media sosial mereka. Selain itu, penyewa harus datang dua orang dan keduanya wajib memberikan kartu identitas.

“Kalau misal yang satu enggak bisa dihubungi nanti bisa menghubungi keduanya,” jelas dia.

Selanjutnya, ia menjelaskan iPhone miliknya pernah disewa dan dibawa ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Handphone yang disewakan mulai dari tipe iPhone 8+ sampai iPhone 15.

“Kebanyakan untuk nonton konser. Yang menyewa dari area Soloraya atau orang jauh main ke Boyolali terus booking,” kata dia.

Sementara itu, salah satu penyewa, Dina Pradita asal Mojosongo, mengaku sudah berlangganan sewa iPhone di tempat Gery. Siswa kelas XI SMA tersebut menyewa iPhone biasanya menyewa handphone tersebut untuk liburan.

“Soalnya kualitas video dan foto kamera iPhone bagus, membantu sekali untuk dokumentasi,” kata dia.