Esposin, SOLO — Berapa biaya yang dikeluarkan oleh pelancong saat berwisata di Kota Solo? Tentu jawabannya akan berbeda-beda tergantung dari berapa lama tinggalnya, menginap di mana, makannya di mana, ke mana saja tujuannya, dan lain-lain. Lalu apakah berwisata ke Solo juga bisa dibilang murah? Tentu jawabannya juga relatif.

Salah satu wisatawan di Solo asal Jakarta, Merry, menghabiskan sekitar Rp8 juta saat berwisata di Kota Solo selama tiga hari di musim libur akhir tahun 2024, bersama 8 orang keluarganya. Nilai tersebut mungkin mahal bagi sebagian orang dan mungkin murah bagi sebagian lainnya.

Untuk diketahui, uang sekitar Rp8 juta dikeluarkan hanya saat berada di Solo, belum termasuk biaya perjalanan/akomodasi dari Jakarta menuju Solo dan sebaliknya.

Kepada Espos,id, Merry mengungkapkan bahwa ia dan 8 orang keluarganya (termasuk dua anak kecil) menginap di hotel bintang 4 di wilayah Kecamatan Serengan, Solo selama tiga hari (dua malam). Untuk menginap ini ia membuka satu kamar family dan satu kamar deluxe dengan biaya total Rp4,5 juta.

Selama di Solo, Merry memilih makanan khas maupun makanan tradisional yang menurutnya harganya masih sangat terjangkau. Sehingga untuk biaya makan 9 orang selama tiga hari di Solo, ia mengeluarkan biaya “hanya” Rp2 juta. Biaya ini sudah termasuk membayar 5 pax makanan tambahan saat sarapan di hotel.

Selain itu, rombongan ini juga menghabiskan waktu untuk menikmati berbagai tempat wisata di Solo dan sekitarnya termasuk Pura Mangkunegaran, De Tjolomadoe, dan Lokananta. “Di Solo sudah jalan-jalan ke Pura Mangkunegaran dan ke De Tjolomadoe, sudah ngopi-ngopi juga di Lokananta. Untuk jalan-jalan ini total habisnya sekitar Rp800.000,” ujarnya, Sabtu (28/12/2024).

Sebelum pergi dari Solo, Merry masih menyempatkan untuk membeli oleh-oleh. Untuk keperluan ini, ia membelanjakan hanya sekitar Rp700.000, karena ia bersama rombongan keluarga akan melanjutkan wisata mereka ke Jogja yang pastinya akan beli oleh-oleh juga di sana.

“Jadi selama tiga hari dua malam di Solo untuk 9 orang, termasuk dua anak kecil totalnya habis Rp8 jutaan. Ini lumayan murah untuk semua yang kami dapatkan. Apalagi kalau dibandingkan dengan kota lain seperti Bandung mungkin uang segitu hanya buat sehari saja. Makanya kepengin balik lagi ke Solo. Ada beberapa tempat juga yang belum sempat didatangi,” imbuh pekerja swasta ini.

Sementara itu, Humas PHRI BPC Solo, Wening Damayanti mengatakan bahwa wisata di Solo memang nyaman, menyenangkan, dan murah sehingga menjadi jujugan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

“Di Solo kulinernya murah-murah. Nasi liwet yang harga satu porsi Rp10.000 banyak. Sentra makanan di depan Gedung Djoeang 45 juga menyajikan banyak pilihan makanan khas angkringan dengan harga yang sangat murah,” ujarnya.

Selain itu, dibandingkan Jogja dan Semarang, kuliner Solo punya lebih banyak ragam sehingga wisatawan juga punya lebih banyak pilihan makanan murah.

Namun perlu diakui juga saat ini di Solo banyak resto yang menawarkan fusion food seperti western food, oriental food, dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan lifestyle.

“Tapi meskipun makanan ala resto, harganya juga masih sangat reasonable,” imbuh Wening yang juga General Manager (GM) Petit Boutique Hotel Solo tersebut.

Soal akomodasi, harga kamar di Solo jauh lebih murah dibandingkan dengan kota lain di sekitarnya seperti Jogja dan Semarang. Bahkan banyak yang bertanya-tanya kenapa bisa demikian. “Soal kenyamanan, orang Solo tetap dikenal dengan keramahan yang tulus dan asli,” imbuhnya.

Sementara itu, dengan adanya jalan tol Solo-Jogja ketika dioperasikan penuh sangat diharapkan akan membawa keberkahan yang lebih bagi Solo.

“Dengan adanya jalan tol Solo-Jogja harapannya akan menambah berkah bagi Solo. Ketika terjadi limpahan wisatawan yang tidak terakomodasi di Jogja seperti saat ini, mereka akan ke Solo dengan mudah karena ada jalan tol yang bisa menghemat waktu dan kelancaran. Jadi nanti mainnya di Jogja, menginapnya di Solo. Ini sudah sering terjadi,” harapnya.