Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Hongkong
Kasus: pengangguran
Tokoh Terkait
Akhir Pekan Kurs Rupiah Masih Melemah
Espos.id
Jenis Media: Bisnis
![Akhir Pekan Kurs Rupiah Masih Melemah](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/09/1727439846-rupiah.jpg?quality=60)
Espos.id, JAKARTA — Kurs rupiah ditutup masih dalam kondisi melemah ke level Rp16.235 per dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (27/12/2024).
Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip bisnis.com, rupiah ditutup melemah 0,28% atau 45 poin ke level Rp16.235 per dollar AS. Pada saat yang sama, indeks dollar AS melemah 0,04%. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia turut melemah ke level Rp16.251 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.208 per dollar AS.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Misalkan, yen Jepang, dolar Hongkong dan dolar Singapura masing-masing mencatatkan penguatan 0,10%, 0,08% dan 0,05%. Selanjutnya, peso Filipina dan baht Thailnd masing-masing menguat 0,20% dan 0,23%.
Di sisi lain, dolar Taiwan dan won Korea Selatan melemah masing-masing 0,17% dan 0,39%. Rupee India dan yuan China juga melemah terhadap dollar AS masing-masing 0,51% dan 0,01%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS bakal berlanjut pada pekan depan, Senin (30/12/2024). Ibrahim memproyeksikan rupiah bakal bergerak variatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.220 sampai dengan Rp16.300.
“Dolar AS tetap kuat, didorong oleh sikap agresif Federal Reserve terhadap suku bunga hingga tahun 2025 dan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi serta kinerja ekonomi yang kuat di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang,” kata Ibrahim. Dia juga menyebut sebagian investor memproyeksikan The Fed bakal tetap mempertahankan suku bunga tinggi apabila kebijakan presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump nanti berlawanan dengan pasar. “Kemungkinan besar bank sentral Amerika Serikat tidak akan menurunkan suku bunga bahkan bisa menaikkan suku bunga,” tuturnya.
Sementara itu dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan, daya beli masyarakat sampai akhir tahun ini terkoreksi. Dari sisi level konsumsi rumah tangga, selama tiga kuartal tahun ini terus tumbuh di bawah 5%. Per kuartal III/2024, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91% year on year. “Sehingga pertumbuhan ekonomi dan konsumsi dari yang sebelumnya di atas 5% menjadi di bawah 5% itu sebenarnya tanda yang jelas bahwa ada potensi pelemahan daya beli,” tuturnya.
Terpisah, analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dollar Amerika Serikat (AS) setelah data klaim pengangguran AS sedikit lebih kuat dari perkiraan. “Rupiah diperkirakan berkonsolidasi di tengah mood liburan dengan potensi melemah terbatas terhadap dollar AS setelah data pekerjaan AS, klaim pengangguran, sedikit lebih kuat dari perkiraan,” ujar Lukman Leong.
Tercatat, klaim pengangguran AS mencapai 219.000, lebih rendah dari perkiraan 224.000. Data ini juga lebih rendah dari angka sebelumnya yang sebesar 220.000.
Untuk ekonomi China, data laba industri melemah jadi minus 4,7%, turun dari bulan Oktober 2024 yang terkontraksi 4,3%. “Namun, juga ada berita positif dari China sepekan ini, yaitu penerbitan obligasi senilai US$411 miliar untuk mendukung ekonomi mereka, serta revisi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari 4,8% menjadi 4,9% untuk tahun ini oleh Bank Dunia. Untuk 2025, juga lebih tinggi dari 4,1% menjadi 4,5%,” ungkap dia.
Sentimen: neutral (0%)