Esposin, SOLO — Rasa nyeri yang berlebih menjadi tantangan yang harus dihadapi para ibu hamil saat dalam persalinan. Namun saat ini hal itu dapat diatasi dengan metode Intrathecal labour analgesia (ILA). Dengan metode tersebut ibu hamil bisa menjalani persalinan dengan tanpa rasa nyeri. 

Dokter Obsgyn Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Kautsar Herido, Sp.OG, M.Kes, menjelaskan metode ILA merupakan suatu teknik pembiusan atau anastesi yang diberikan pada ibu hamil saat dalam kondisi persalinan. 

Dia menjelaskan ibu hamil saat dalam kondisi persalinan biasanya mengalami nyeri yang luar biasa, karena adanya kontraksi rahim. 

"Biasanya [ILA] diberikan pada saat fase pembukaan lebih dari empat. Diharapkan dengan diberikan ILA, nyeri ibu hamil lebih terkontrol," kata dia kepada Espos id, Sabtu (14/12/2024). 

Untuk menjalankan metode ILA tersebut dokter obsgyn akan bekerja sama dengan dokter anastesi. Namun menurutnya tidak semua ibu hamil bisa mendapatkan penanganan dengan metode ILA. Terutama pada ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit jantung berat atau kondisi-kondisi tertentu yang memang tidak bisa dilakukan tindakan ILA. 

Bebasnya rasa nyeri saat dalam kondisi persalinan secara tidak langsung juga mendukung lancarnya proses persalinan. Menurut dr. Kautsar, dalam proses persalinan perlu adanya komunikasi dan kerja sama yang baik antara dokter atau bidan dan pasien. Ketika pasien bisa bebas nyeri, harapannya dokter atau bidan bisa lebih mudah memimpin persalinan sebab komunikasi dengan pasien akan berjalan lebih efektif. 

Komunikasi dalam persalinan diperlukan misalnya untuk mengarahkan pasien sudah saatnya mengejan atau belum, perlu merubah posisi atau tidak dan sebagainya. Ketika pasien mengalami nyeri yang luar biasa, kadang komunikasi tersebut tidak berjalan efektif. Misalnya pasien belum saatnya mengejan, namun karena merasakan nyeri, khirnya pasien mengejan lebih dulu sebelum waktunya, atau hal lainnya. 

"Harapannya dengan pemberian ILA, persalinan bisa bebas nyeri dan efektif sehingga persalinan lebih mudah," lanjut dr. Kautsar.