Sentimen
Undefined (0%)
24 Des 2024 : 19.21
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Dukuh, Sragen

Kebutuhan Dana Pembangunan Jembatan Mondokan di Sragen Membengkak

24 Des 2024 : 19.21 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kebutuhan Dana Pembangunan Jembatan Mondokan di Sragen Membengkak

Esposin, SRAGEN-Kebutuhan dana pembangunan Jembatan Mondokan di Dukuh Winong RT 022, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Sragen, membengkak. Rencana awal pembangunan jembatan penghubung Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) membutuhkan dana Rp5 miliar namun setelah dicek Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen ternyata anggarannya menjadi Rp6 miliar.

Kebutuhan dana tersebut dipastikan menggunakan dana belanja tak terduga (BTT) karena pembangunan jembatan itu bersifat mendesak, mengingat jembatan tersebut merupakan jalur ekonomi, jalur pendidikan, yang vital.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Hargiyanto bersama legislator, TNI, dan warga, serta Kepala Dinas Pekerjaan Umum. (DPU) Sragen Albert Pramono Soesanto dan Kepala BPKPD Sragen Dwiyanto melihat kondisi Jembatan Mondokan yang putus dan Bendung Winong yang jebol pada Senin (23/12/2024) sore. Mereka melihat kondisi jembatan dan bendung itu dalam keadaan hujan. Setelah melihat kondisi jembatan dan bendung itu akhirnya Sekda menggelar rapat di Sekretariat Daerah (Setda) Sragen pada Selasa (24/12/2024).

"Kami sudah ke lokasi jembatan dan bendung di Winong bersama tim. Kami melihat situasinya, keadannya, dan sudah kami diskusikan bersama tim. Tindak lanjutnya, kami akan membuat kajian. Yang jelas jembatan itu dibangun pada 2025 dengan menggunakan dana BTT. Dana BTT yang tersedia Rp10 miliar. Dana tersebut, tentunya tidak digunakan semua," ujar Hargiyanto didampingi Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sragen Dwiyanto kepada wartawan, Selasa siang.

Hargiyanto menyebut di Winong itu ada jembatan dan bendung sehingga tidak memungkinkan untuk membangun semuanya di 2025. Dia menyatakan akhirnya diprioritaskan untuk membangun jembatan lebih dulu dengan kebutuhan anggaran Rp6 Miliar. Kebutuhan dana tersebut, jelas dia, digunakan untuk membangun jembatan sepanjang 30 meter dan lebar 7 meter sedangkan tingginya menyesuaikan. 

"Kendati prioritasnya pembangunan jembatan tetapi tetap tidak meninggalkan fungsi irigasi yang sebelumnya memanfaatkan Bendung Winong. Pemkab akan mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan irigasi tetapi bukan dari Bendung Winong tetapi bagaimana memindahkan air sungai ke saluran daerah irigasi. Upayanya kemungkinan pakai pompa submersible," kata dia.

Dia mengatakan fungsi pengairan menjadi penting karena menjadi andalan bagi petani dengan luas lahan 786,87 hektare. Dia melihat kebutuhan irigasi pada musim tanam pertama ini belum begitu urgen karena masih ada hujan. Dia menyatakan pembangunan jaringan irigasi itu diupayakan sebelum musim tanam kedua, yakni sekitar Februari 2025, sudah selesai.

"Rencana ada pengadaan empat unit submersible yang besar-besar. Air dinaikkan ke saluran DI dan didorong untuk memenuhi irigasi Desa Tunggul, Glonggong, dan Gondang," kata dia 

Dia menjelaskan kajian yang dilakukan terkait pembangunan jembatan yang putus itu berkaitan dengan regulasi. Dia mengatakan pekerjaan pembangunan jembatan dilakukan dengan mekanisme lelang. Sembari menunggu proses itu, Sekda menyampaikan masyarakat dibantu TNI bisa membantu pembangunan jembatan darurat. "Pembangunan jembatan darurat dilakukan secara swadaya dengan dana iuran dan bantuan tenaga dari TNI dan masyarakat," kata dia.

Hargiyanto mengetahui kondisi jembatan Mondokan Sragen kian parah karena tergerus banjir sungai. Dia mengatakan DPU Sragen terus memantau dan DPU juga sudah memiliki bronjong yang bisa digunakan untuk penanganan darurat.

"Ya nanti kami lihat kondisinya sambil berjalan proses. Untuk bronjong ini juga perlu waktu. Intinya kami siap membangun jembatan permanen. Untuk Bendung Winong diupayakan dibangun pada 2026 mendatang," ungkap Hargiyanto.

Sentimen: neutral (0%)