Sentimen
Undefined (0%)
22 Des 2024 : 20.25
Informasi Tambahan

BUMN: BRI, Pegadaian

Event: Hari Ibu

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Klaten, Paris

Hari Ibu, Puluhan Anak hingga Emak-emak Pedan Klaten Ramaikan Fashion Show Lurik

22 Des 2024 : 20.25 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Hari Ibu, Puluhan Anak hingga Emak-emak Pedan Klaten Ramaikan Fashion Show Lurik

Esposin, KLATEN – Ruas Jl Ronggowarsito, Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Klaten, mendadak jadi panggung catwalk, Minggu (22/12/2024). Pagi hingga siang, ruas jalan tersebut disulap jadi arena fashion show bertajuk Lurik Pedan Fashion Fair.

Puluhan warga sekitar mulai dari anak-anak hingga emak-emak jadi model dadakan. Mereka berlenggak-lenggok di panggung fashion show dadakan mengenakan busana lurik beraneka tema dan warna.

Kegiatan yang digelar bersamaan dengan peringatan Hari Ibu itu menyedot perhatian ribuan pasang mata yang memenuhi sepanjang tepi Jl Ronggowarsito yang menjadi lokasi fashion show. Beberapa orang spontan teriak dan memanggil nama teman hingga tetangga mereka yang tampil sebagai peraga busana.

Lurik Pedan Fashion Fair sudah kali kedua digelar. Kegiatan digelar Karangtaruna Jobodan, Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Klaten, yang ditunjuk Kecamatan Pedan bekerja sama dengan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) melalui program pengabdian masyarakat.

Kegiatan itu disponsori BRI, PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Lurik Prasojo, serta resto Seminyak, Pedan, Klaten. Kegiatan itu sekaligus untuk merayakan HUT ke-3 holding ultramikro (UMi).

Ketua Program MM FEB UI, Prof Rofikoh Rokhim, mengungkapkan lurik Pedan merupakan wastra nusantara yang sudah melegenda. Rofikoh yang lahir di Pedan mengungkapkan lurik Pedan sangat dikenal. Namun, seiring perjalanan waktu nama lurik Pedan kian tenggelam.

“Saya ingat betul dulu waktu Gubernur Jawa Tengah Pak Ismail, itu ada kewajiban semua pegawai, sekali dalam sepekan harus memakai lurik. Dulu di rumah-rumah ada alat tenun lurik tradisional. Tetapi lama kelamaan mulai hilang dan digantikan produk dari pabrik,” kata Rofikoh saat ditemui di sela kegiatan.

Rofikoh mengungkapkan kegiatan itu digelar untuk membangkitkan kembali kejayaan lurik Pedan sebagai kearifan lokal dan budaya nasional. Apalagi, lurik sudah mendapatkan penghargaan dari UNESCO.

Peserta Kian Kreatif

“Makanya kami sebagai warga Pedan harusnya mempertahankan dan memperkenalkan. Karena saat ini banyak orang pakai lurik, tetapi enggak tahu bahwa itu dari Pedan. Kami harus mampu menjelaskan lurik itu dari Pedan di Klaten, Jateng. Oleh karena itu kami ingin sekali warga mulai dari anak hingga dewasa dari berbagai instansi baik kelompok maupun individu semuanya berkreasi untuk memamerkan karya warga lokal dan diperagakan warga lokal,” kata Rofikoh.

Rofikoh mengungkapkan para peserta menampilkan aneka kreasi kain lurik menjadi sangat menarik. Bahkan, lanjut dia, banyak volunter yang datang memeragakan busana bikinan sendiri. “Peserta lomba ada 70 orang dan volunter ada 100 orang,” kata Rofikoh.

Dia mengungkapkan dari tahun sebelumnya ada peningkatan signifikan dari penyelenggaraan tersebut. Dia berharap kegiatan itu bisa berkembang dan menjadi event tahunan.

“Harapan saya semakin banyak orang daerah lain yang datang untuk tampil sehingga kegiatan ini menjadi event berskala regional bahkan nasional,” ungkap Rofikoh.

Maharani Setiawan dari Lurik Prasojo Pedan sekaligus desainer menilai penyelenggaraan Pedan Lurik Fashion Fair menunjukkan peningkatan. Hal itu terlihat dari desain yang ditampilkan para peserta kian kreatif. “Harapannya kegiatan ini bisa membuat budaya Lurik Pedan semakin dikenal tidak hanya di Pedan saja, tetapi di Indonesia,” kata Rani.

Rani mengungkapkan perkembangan lurik Pedan saat ini semakin dikenal. Wastra nusantara tersebut kini dipakai semua segmen. Bahkan, lurik Pedan kini mulai mendunia.

Belum lama ini, Rani mengikuti Indonesia Global Halal Fashion di Milan serta Paris. Kegiatan itu disponsori Kementerian Agama. “Saat ini permintaan juga semakin tinggi melalui digital marketing,” kata Rani.

Sementara itu, Kayla, 13, dan Ajeng, 13, mengaku baru kali pertama kali mengikuti fashion show. Mereka mengikuti lomba untuk kategori SMP. Mereka mengungkapkan mendesain sendiri busana yang ditampilkan.

Pelajar SMPN 1 Pedan itu melakukan persiapan untuk ikut ajang itu sekitar tiga pekan terakhir. “Semoga bisa berkembang lagi untuk ikut event selanjutnya,” kata Ajeng dan Kayla yang meraih juara III untuk kategori SMP.

Sentimen: neutral (0%)