Sentimen
Positif (94%)
22 Des 2024 : 13.40
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Suzuki

BUMN: Garuda Indonesia

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Indonesia 0 Filiphina 1, SPEECHLESS

22 Des 2024 : 13.40 Views 16

Antvklik.com Antvklik.com Jenis Media: News

Indonesia 0 Filiphina 1, SPEECHLESS

Antv – Catatan Sepakbola Piala Suzuki, AFF : Indonesia 0-1 Filiphina

Oleh M. Nigara

Wartawan Sepakbola Senior

SPEECHLESS. Sungguh, saya kehilangan kata-kata saat menyaksikan Timnas Garuda (muda) kita tumbang di tangan Filiphina, 0-1, dalam laga terakhir grup B, Piala Suzuki Asean. Di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Manahan Solo, dan di depan jutaan pasang mata lewat layar RCTI, kita bukan hanya gagal ke semifinal, tapi juga tertinggal.

Dari 30 pertemuan keduanya, kita memang masih dominan 24 kali menang, 4 seri, dan 2 kalah, termasuk Sabtu malam (21/12/24). Tetapi, kalah di laga ke-30 itu, membuat saya benar-benar kehilangan kata-kata.

Masalahnya, kok kita bisa bermain seburuk itu? Kok bisa Marselino Ferdinan dan kawan-kawan tidak mampu memperlihatkan apa pun? Maaf nih, jangan-jangan, jika berpenampilan seperti itu, lawan tim SIWO, seksi wartawan olahraga (yang PWInya bersih dari masalah keuangan). Sekali lagi maaf, saya benar-benar _speechless_.

Seperti kata sahabat saya, Yesayas Octovianus, mantan wartawan olahraga Kompas, di Ray tvnya. "Kalah menang dalam sepakbola itu biasa. Tapi, kalah di kandang sendiri, karena kesalahan elementer pemain, itu yang luar biasa. Indonesia pantas menangis!"

Bukan hanya itu Bung Yes, kalah dari negara yang reputasi sepakbolanya jauh di bawah kita, tentu perlu kita pertanyakan. Ada apa ini? Jika dulu, di era lama, kekalahan semacam itu sering berindikasi ada tangan lain yang bermain. Tapi, sekarang, saya tidak yakin ada pihak lain yang ikutan.

Chemistry

Mengapa saya yakin tidak ada tangan lain? Pertama, sejak laga pertama melawan Myanmar, meski menang, tapi secara _performance_, jauh dari kata memuaskan.

Apalagi ketika ditahan imbang 3-3 oleh Laos, secara utuh kira kalah dari negeri yang hingga tiga tahun lalu jadi lumbung gol bangsa Asean. Bahkan, hasil imbang itu menjadi keberuntungan bagi timnas kita.

Apalagi, saat kalah 1-0 dari Vietnam. Kita masih membelanya karena Vietnam tim senior, kita tim muda. Puncaknya, ya saat diteluk Filiphina itu.

Kedua, kebiasaan jika pemain diatur pihak ketiga dari luar lapangan, mereka bermain tidak maksimal. Bola sering ditekuk-tekuk, dan selalu dikembalilan ke belakang.

Nah, itu tidak demikian. Mereka sudah maksimal. Tidak terlihat ada yang mengutak-atik bola tak menentu. Saya justru ingin mengatakan, ya hanya sampai di situ kemampuan mereka.

Dan yang paling parah, sebagai wartawan sepakbola senior, berpuluh pelatih saya saksikan saat mendampingi tim, Shin Tae-yong, jauh dari ideal. Tidak ada strategi khusus yang dibuat agar tim bisa memenangkan setiap duel dan setiap pertandingan. Akibatnya, ya semerawut lah yang terlihat di lapangan.

Menurut Dede Sulaiman, mantan sayap kanan handal timnas Pra Piala Dunia 1985 yang nyaris lolos, tidak ada _chemistry_ antar pemain. "Dulu, saat saya sedang membawa bola di sisi, sudah oaham betul bola yang akan saya sodorkan ke Bambang Nurdiansyah. Sekarang, tidak ada itu," katanya saat kami sama-sama tampil di Kabar Malam tvone, beberapa saat sebelum laga.

Dengan begitu, maka, ini usul saya saja, kita perlu mengkritisi STY. Prakualifikasi Piala Dunia 2026, sudah di ambang mata, jika tetap kita biarkan, jangan,jangan mimpi ke Piala Dunia pun bisa bubar.

Kita juga tidak menafikan bahwa di tangan STY, tiga divisi timnas kita, secara betsanaan akan tampil di Piala Asia, sesuatu yang belum pernah dicapai oleh pelatih manapun. Namun fajta laib perlujuga kita perhatikan.

Saya termasuk orang yang sangat mendukung STY, tapi fakta AFF ini juga telah membukakan mata saya.

Meski demikian, saya ingin tetap mengajak kita untuk terus memandang positif timnas kita. Semoga selalu ada jalan terbaik.....

Sentimen: positif (94.1%)