Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bangka, Klaten, Rambutan, Rembang, Sragen
Memperbanyak Desa Berbudaya
Espos.id
Jenis Media: Kolom
![Memperbanyak Desa Berbudaya](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/12/20241214154342-festival-kampung-bank-jateng-2-ok.jpg?quality=60)
Kementerian Kebudayaan menyelenggarakan Apresiasi Desa Budaya 2024 di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Selasa (17/12/2024).
Apresiasi Desa Budaya 2024 adalah momen penting untuk jantung budaya Indonesia. Jantung budaya Indonesia adalah desa-desa budaya yang merupakan cermin keanekaragaman sekaligus menjadi kekuatan pemersatu dan membentuk identitas bangsa.
Tahun ini terdapat 18 desa budaya sebagai peserta Apresiasi Desa Budaya. Setelah melalui penilaian oleh dewan juri, hanya lima desa yang menerima Apresiasi Desa Budaya 2024.
Lima desa yang meraih predikat Desa Budaya 2024 adalah Desa Air Hitam Laut di Provinsi Jambi, Desa Dasun di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, Desa Krikilan di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, Desa Kebondalem Kidul di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, dan Desa Rambutan Masam di Provinsi Jambi.
Desa-desa budaya adalah contoh nyata atas tradisi, adat istiadat, seni, ekspresi budaya, dan kearifan lokal yang terus hidup, tumbuh, dan berkembang. Lima desa di Indonesia itu mendapat anugerah atau predikat sebagai desa budaya atas dedikasi melestarikan, memajukan, dan mengembangkan kebudayaan.
Desa-desa budaya itu tidak hanya menjadi tempat pelestarian warisan leluhur, namun desa budaya juga menjadi sumber inspirasi dan kearifan menjawab tantangan masa kini.
Desa-desa budaya di Indonesia harus terus diberdayakan agar tumbuh menjadi benteng peradaban dan sumber inovasi yang terus berkembang. Desa-desa budaya pasti mampu menghidupkan kembali tradisi, mengembangkan seni, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Berbasis desa-desa budaya yang harus terus diperbanyak, Indonesia pada masa depan bisa menjadi ibu kota kebudayaan dunia. Tiap-tiap desa di Indonesia sesungguhnya kaya dengan kebudayaan.
Seluruh desa di Indonesia layak dan memang seharusnya menjelma menjadi desa budaya. Produk-produk kreatif yang berbasis pada budaya dan kesenian lokal dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat desa.
Pariwisata budaya juga dapat berkembang dengan adanya promosi dan perhatian yang diberikan pada warisan budaya dan kesenian lokal. Desa budaya tentu tak sekadar mewujud menjadi desa wisata.
Desa budaya bukan sekadar desa yang kaya atraksi wisata. Desa merupakan pilar penting kehidupan masyarakat. Keberagaman budaya yang dimiliki setiap desa sangatlah berharga.
Desa budaya adalah desa yang hidup, berkembang, dan berdaya berbasis kekayaan kearifan lokal. Kearifan lokal yang selalu diberdayakan sehingga relevan dengan perkembangan zaman.
Berbagai unsur membentuk ekosistem kebudayaan dengan memanfaatkan potensi lokal. Ini meneguhkan kedaulatan desa atas ruang hidup substantif peradaban desa, yaitu air, tanah, dan udara.
Desa budaya berkomitmen mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa; keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat termasuk perempuan, anak-anak, generasi muda, dan penyandang disabilitas; kerja sama antardesa; optimalisasi pemanfaatan aset desa untuk kegiatan budaya dan pengembangan ekonomi berbasis budaya; serta inovasi dalam menciptakan produk budaya lokal yang mencerminkan keberagaman budaya.
Potensi dan aset desa harus dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat desa itu, sekaligus melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya berbasis kedaulatan desa.
Sentimen: neutral (0%)