Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang
Kasus: kebakaran
BPBD Semarang Catat 488 Bencana Alam di 2024, 5 Korban Jiwa
Espos.id
Jenis Media: Jateng
![BPBD Semarang Catat 488 Bencana Alam di 2024, 5 Korban Jiwa](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2022/04/ilustrasi-bencana-alam.jpg?quality=60)
Esposin, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat sebanyak 488 bencana alam yang terjadi di wilayah Semarang sepanjang tahun 2024. Bencana alam ini mengakibatkan ribuan warga terdampak.
BPBD Kota Semarang merinci jenis bencana alam yang terjadi dari Januari hingga Desember 2024. Peristiwa longsor talud dan pohon tumbang menjadi bencana alam yang paling sering terjadi di kota ini.
Jenis Bencana Alam di Semarang 2024
Menurut Ketua BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, jenis bencana alam yang tercatat selama 2024 antara lain:
- Longsor Talud: 196 kasus
- Pohon Tumbang: 82 kasus
- Kebakaran: 68 kasus
- Rumah Roboh: 67 kasus
- Banjir: 44 kasus
- Puting Beliung: 26 kasus
- Rob: 3 kasus
- Rumah Amblas: 1 kasus
Endro menambahkan bahwa bencana alam ini menyebabkan 1.498 orang terdampak dengan total kerugian material sebesar Rp22.030.700.000. Sayangnya, bencana ini juga menyebabkan lima orang meninggal dunia.
Wilayah Rawan Longsor di Semarang
Endro juga mengungkapkan bahwa beberapa wilayah di Kota Semarang memiliki kerawanan tinggi terhadap bencana tanah longsor. Beberapa kelurahan yang rawan longsor antara lain Kelurahan Candisari, Jomblang, Gajahmungkur, Gunungpati, dan Tembalang, yang dikenal dengan topografi berbukit.
“Longsor terjadi akibat pergerakan tanah yang disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terus menerus. Akibatnya, berbagai struktur bangunan seperti dinding rumah, talud, pagar, hingga dapur sering mengalami kerusakan,” kata Endro.
Mitigasi Bencana BPBD Semarang
Untuk mengantisipasi potensi bencana, BPBD Kota Semarang melakukan berbagai upaya mitigasi, salah satunya dengan memantau informasi cuaca dari BMKG. BPBD mengungkapkan bahwa pada minggu terakhir, Kota Semarang diperkirakan akan menghadapi cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan sebesar 20 persen.
BPBD juga memiliki Kajian Rawan Bencana (KRB) yang telah terintegrasi di 16 kecamatan di Semarang. Oleh karena itu, Endro mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan untuk lebih waspada saat curah hujan meningkat.
“Kami juga meningkatkan sinergi dengan camat dan lurah untuk memberikan peringatan dini dan koordinasi dalam penanganan bencana,” tambahnya.
Sentimen: neutral (0%)