Sentimen
Positif (49%)
20 Des 2024 : 07.47
Informasi Tambahan

Agama: Islam

BUMN: Baznas

Event: salat Jumat, Zakat Fitrah

Institusi: MUI, Paspampres

Kab/Kota: Semarang

3 Pihak Bersuara Tepis Viral Jemaah Diusir Saat Gibran Salat Jumat

20 Des 2024 : 07.47 Views 23

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

3 Pihak Bersuara Tepis Viral Jemaah Diusir Saat Gibran Salat Jumat

Jakarta -

Sejumlah jemaah di Masjid Raya Baiturrahman Jateng dinarasikan diusir oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat Wapres Gibran Rakabuming Raka hendak salat Jumat. Narasi yang beredar dalam video viral itu ditepis oleh tiga pihak.

Berdasarkan catatan detikcom, Kamis (19/12/224), Paspampres pihak pertama yang buka suara soal video viral yang disertai narasi jemaah diusir saat Gibran Rakabuming Raka hendak salat Jumat di Semarang.

Dalam video viral itu tampak personel Paspampres meminta sejumlah orang bergeser. Gibran terlihat sedang berdiri di barisan atau saf saat hendak melaksanakan salat Jumat.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Komandan Paspampres, Brigjen Samson Sitohang, mengatakan tidak ada pengusiran. Dia menyebut anggotanya yang mengawal Gibran meminta jemaah merapatkan saf.

"Kalau yang di Semarang jadi begini, sebenarnya itu tidak penggeseran, apalagi pengusiran, apalagi pengusiran. Itu anggota saya hanya merapikan dan merapatkan saf sehingga lebih muat lagi personel yang lain," kata Samson Sitohang kepada wartawan, Rabu (18/12).

Samson mengatakan ada seorang yang berdiri dan dinarasikan sebagai jemaah yang terusir. Dia mengatakan orang yang berdiri itu merupakan anggota Paspampres juga.

"Kan ada yang berdiri kalau nggak salah di Tiktok itu, itu justru malah anggota saya sendiri, ini memang anggota kita yang duduk di situ untuk, apa namanya, untuk tempatlah, untuk pejabat yang lain. Nah, itu sama sekali tidak ada penggeseran, apalagi pengusiran, tidak ada sama sekali," ujarnya.

Samson mengatakan narasi tersebut biasa terjadi. Perisai hidup Presiden dan Wapres itu menegaskan Gibran selalu mengingatkan personel Paspampres bersikap humanis.

"Biasalah. Ini kan orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu kalau saya bilang. Jadi, kita punya protap sendiri. Apalagi Bapak Wapres itu selalu menekankan kepada kita untuk selalu humanis kepada masyarakat, itu poin penting yang saya ingat, kemudian selalu mengutamakan kepentingan masyarakat," ujarnya.

Samson mencontohkan soal iring-iringan Gibran selalu berhenti saat lampu merah sehingga ikut antre bersama pengendara lain. Samson mengatakan iring-iringan Gibran juga tidak memakai strobo demi kenyamanan pengguna jalan lainnya.

Paspampres menegaskan jemaah yang diminta bergeser merupakan anggota Paspampres. Samson mengatakan memang ada anggota Paspampres yang ditempatkan lebih awal.

"Itu anggota saya, itu anggota saya sendiri. Betul, betul. Memang dia ditempatkan awal di situ supaya Bapak Wapres, Bapak Gubernur datang ada tempat dan itu memang tidak saf yang paling depan, agak-agak di saf-saf agak di tengah, keempat kalau nggak salah ya, saf keempat itu. Jadi tidak paling depan itu memang," ucapnya.

Pengurus Masjid Tepis Isu Pengusiran Jemaah Gibran Rakabuming Raka menyapa warga usai salat Jumat. (Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)

Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Jateng, Ahmad Darodji, pun menepis isu pengusiran Jemaah saat Gibran hendak salat Jumat.

"Itu memang itu meluruskan saf. Ada satu orang yang berdiri yang dikira diusir itu, itu adalah juga staf Wapres," ujar Ahmad Daroji dilansir Antara, Kamis (19/12).

Ahmad mengatakan sebelum Gibran tiba di Masjid Baiturahman, memang sudah menjadi protokol ada anggota Paspampres yang mengamankan lokasi. Anggota tersebutlah yang menduduki sementara tempat Gibran salat.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Gibran tiba, anggota Paspampres lainnya lantas meluruskan saf sekaligus memperlebar agar bisa muat demi merapatkan saf.

"Ya, tentu wajar, kan, beliau sebagai Wakil Presiden, ada Paspampresnya. Nah untuk mereka itu tentu, meskipun duduk sama-sama duduk dan mereka mengamankan beliau," katanya.

Menurutnya, Gibran saat itu tidak mau diperlakukan istimewa selayaknya orang penting nomor dua di Indonesia. Gibran sebenarnya diberikan tempat di saf depan, tapi ia menolaknya.

Lanjut Daroji, pihaknya juga telah menyiapkan sajadah yang biasanya dipakai untuk tamu kehormatan. Lagi-lagi Gibran tidak mau diperlakukan istimewa.

"Jadi beliau saya antar dari kantor MUI ke Masjid Baiturahman, kita siapkan wudu di tempat (khusus), tapi beliau tidak mau. Beliau wudu bersama yang lain. Nah, kemudian beliau duduk, tidak mau di depan," kata dia.

Hal yang paling dia ingat, lanjutnya, ketika selesai menunaikan salat, Gibran menyalami jemaah yang memenuhi Masjid Baiturahman. Bahkan prosesnya berlangsung hingga Gibran akan memasuki mobil untuk melanjutkan giat di Jateng.

"Beliau begitu akrab, tidak mau diistimewakan. Bahkan beliau perintahnya kepada para Paspampres-nya supaya humanis. Jangan sampai ada berlaku yang sampai menodai nama dan martabat mereka. Jadi itulah kenyataannya," ucapnya.

Daroji pun menyayangkan narasi yang beredar di media sosial tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Maka dari itu, ia meminta masyarakat tabayun saat menerima informasi yang menyudutkan seseorang.

Cerita Versi Ketua Baznas Noor Achmad. (Dok. Baznas)

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Noor Achmad, menegaskan tak ada upaya pengusiran jemaah oleh Paspampres. Gibran disebut saat itu juga akan melakukan kegiatan Apel Kesiapsiagaan sekaligus Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas Tanggap Bencana (BTB) serta Rumah Sehat Baznas (RSB) 2024.

Noor menjelaskan pada saat itu seluruh rombongan telah diarahkan ke tempat yang telah disediakan, tapi Gibran memilih untuk menempati saf yang tersedia, di mana posisi Wapres Gibran di video yang viral pun bukan posisi terdepan, melainkan berada di barisan tengah.

"Karena saf masih longgar, kami meminta jamaah untuk merapatkan saf. Bahkan, ada saf depan yang masih kosong namun Wapres memilih di tengah, sehingga kemudian saf depan ditempati oleh Pangdam. Wakil Presiden berada di tengah bersama saya dan beberapa jamaah lainnya," katanya dilansir Antara, Kamis (19/12).

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Noor menegaskan tidak ada pemindahan jemaah sebagaimana yang diramaikan di media sosial. Yang justru adalah penataan saf sesuai dengan kaidah salat berjemaah.

Ia juga menekankan, meskipun Wakil Presiden mendapatkan pengawalan ketat, tidak ada perlakuan khusus yang melanggar aturan salat berjemaah.

"Sesuai ajaran Islam, merapatkan dan memenuhi saf adalah bagian dari adab shalat berjemaah. Semua dilakukan dalam kerangka menjaga kesempurnaan salat," tuturnya.

Oleh sebab itu, Noor mengajak masyarakat tidak terburu-buru menilai dan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.

Halaman 2 dari 3

Sentimen: positif (49.8%)