Sentimen
Positif (66%)
19 Des 2024 : 10.56

Rupiah Diprediksi Lesu Dibayangi Pemangkasan Suku Bunga AS

19 Des 2024 : 10.56 Views 23

Voi.id Voi.id Jenis Media: News

Rupiah Diprediksi Lesu Dibayangi Pemangkasan Suku Bunga AS

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Desember 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 18 Desember 2024, Kurs rupiah spot di tutup menguat tipis 0,02 persen ke level Rp16.097 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,31 persen ke level harga Rp16.100 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan The Fed secara luas diharapkan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi fokusnya akan tertuju pada proyeksi ekonomi masa depan The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell.

"Sinyal tentang prospek suku bunga jangka panjang The Fed tetap menjadi fokus karena inflasi tetap membandel dan diperkirakan akan terus meningkat di bawah Presiden Donald Trump yang akan datang," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kams, 19 Desember.

Selain itu, Ibrahim menyampaikan Bank of Japan dan Bank of England juga dijadwalkan untuk membuat keputusan suku bunga minggu ini. BOE diharapkan mempertahankan suku bunga tetap stabil, sementara pasar terbagi atas apakah BOJ akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Sementara dari dalam negeri, Pasar merespon negatif terhadap kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini dinilai tidak membawa perubahan signifikan. Kenaikan tarif PPN akan berdampak besar pada ekonomi Masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah.

Meskipun pemerintah menyatakan keberpihakan pada masyarakat bawah, kenyataannya PPN tetap naik untuk sebagian besar kebutuhan mereka. Tidak hanya itu, saya juga mengkritik perbandingan yang dibuat pemerintah mengenai tarif PPN Indonesia dengan negara-negara seperti Kanada, China, dan Brazil. Perbandingan tersebut tidak relevan karena negara-negara tersebut memiliki pendapatan per kapita tinggi dan ekonomi yang stabil.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6 persen di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.

Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Kamis, 19 Desember 2024 dalam rentang harga Rp16.080 - Rp16.140 per dolar AS.

Sentimen: positif (66%)