Sentimen
Undefined (0%)
18 Des 2024 : 18.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Kendal

Ponpes Darusy Syahadah Boyolali Gencarkan Sweeping Usai Kasus Pembakaran Santri

18 Des 2024 : 18.38 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Ponpes Darusy Syahadah Boyolali Gencarkan Sweeping Usai Kasus Pembakaran Santri

Esposin, BOYOLALI -- Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah Boyolali, Qosdi Ridwanullah, menyebut kejadian pembakaran santri yang menghebohkan publik pada Senin (16/12/2024) malam berawal dari pelanggaran santri. 

Adik tersangka Gilang Setiya Darma, 21, berinisial E, 15, membawa handphone (HP) ke lingkungan ponpes. 

Padahal sesuai aturan, santri dilarang membawa HP. Kalaupun punya HP, santri tersebut wajib menitipkan kepada ustaz. 

Setelah kejadian tragis yang berakibat luka bakar 38% pada santri berinisial SS, 15, pihaknya akan lebih tegas lagi soal penggunaan HP. 

Setelah kejadian ini, Qosdi mengatakan pihaknya akan menggencarkan sweeping santri. 

Ia menjelaskan sebenarnya agenda tersebut sudah dilakukan, akan tetapi dengan kejadian tersebut menjadi evaluasi untuk digencarkan.

Pihak pondok juga selalu mengingatkan orang tua untuk tidak membekali handphone ke anak tapi dititipkan ke ustaz.

“[Soal kabar pelaku adalah alumnus Ponpes Darusy Syahadah] pelaku bukan alumnus sini, memang alumnus pondok tapi di tempat lain. Dia guru tapi mengajarnya di Kendal. Informasinya orangnya juga enggak neka-neka, tapi kok sampai seperti itu,” kata dia.

Ia menyampaikan ponpes menyediakan empat ruang tamu yang bisa digunakan untuk menginap keluarga atau orang tua santri yang berkunjung.

Ia mengatakan selama ini tidak ada hari khusus untuk berkunjung bagi keluarga santri. Mereka bisa berkunjung asalkan tidak saat belajar.

Diberitakan sebelumnya, ada fakta baru yang terkuak dalam kasus tamu membakar santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darusy Syahadah Putra, Kedunglengkong, Simo, Boyolali, Senin (16/12/2024) malam lalu. 

Adik tersangka yang berinisial E, 15, syok dengan tindakan kakaknya, Gilang Setiya Darma, 21, yang membakar rekannya, SS, 15, hingga terluka bakar 38%. 

E memang melapor ke kakaknya bahwa handphone-nya hilang namun tidak menyangka sang kakak bakal bertindak senekat itu. 

Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah Boyolali, Qosdi Ridwanullah, mengatakan kejadian tersebut berawal dari pelanggaran santri. 

Ia menjelaskan di Ponpes Darusy Syahadah, santri tidak boleh membawa handphone. Semisal pun membawa harus dititipkan kepada ustaz.

Qosdi mengatakan E yang merupakan adik tersangka adalah sahabat dekat korban SS. 

Kedua santri itu tahu sama tahu dalam menggunakan HP milik E. 

Sehingga ketika HP tersebut hilang, E menyangka alat komunikasinya itu disembunyikan oleh korban SS. 

Qosdi mengatakan, sebelum kejadian sebenarnya ada ustaz yang mendengar soal HP yang dibawa santri. 

Namun sebelum sweeping dilakukan keburu kejadian tamu membakar santri.  

“Waktu kejadian itu yang membuka pintu itu korban sendiri, pas kebakar dia buka kunci pintu, keluar untuk mencari air. Ustaz dan teman-temannya pas lihat api langsung gedor-gedor tapi pintunya kan kuat. Pelakunya di sudut tempat lain, masih di ruangan itu, karena menghindar apinya ke karpet,” kata dia dihubungi Espos.id, Rabu (18/12/2024).

Pelaku kemudian diamankan pihak Ponpes Darusy Syahadah sebelum dibawa aparat kepolisian. 

Ia mengatakan tersangka bisa bertemu dengan SS karena dekat dengan E.

“Teman dekat bisa bertemu keluarga, jadi melalui adiknya itu yang mengundang korban diajak ke ruang tamu. Selanjutnya adiknya pergi, tinggal korban dan pelaku,” kata dia.

Qosdi menyampaikan adik pelaku syok, tidak menyangka, dan tidak tahu dengan apa yang dilakukan sang kakak, Galang. 

"Bahkan setelah dimintai keterangan polisi, E meminta balik pulang ke rumahnya di Kendal," ujarnya. 

Sentimen: neutral (0%)