Sentimen
Undefined (0%)
18 Des 2024 : 08.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Mataram

Keris Tua dari Zaman Majapahit Dipamerkan di Museum Hamong Wardoyo Boyolali

18 Des 2024 : 08.47 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Keris Tua dari Zaman Majapahit Dipamerkan di Museum Hamong Wardoyo Boyolali

Esposin, BOYOLALI — Sebanyak 104 keris dari lima kolektor lokal dipamerkan di Museum R Hamong Wardoyo Boyolali pada Selasa-Rabu (17-18/12/2024). Salah satunya keris dari abad ke-13 atau zaman Majapahit. 

Pameran keris tersebut dalam rangka memperingati 19 tahun keris diakui sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 

Acara tersebut digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali pada Selasa-Rabu mulai pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB. Pengunjung bisa masuk ke dalamnya secara gratis. 

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto, menyampaikan tujuan tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya yang ada, salah satunya keris yang merupakan benda pusaka. 

“Keris ini adalah warisan budaya dari nenek moyang yang sudah diakui dunia atau Unesco sebagai warisan budaya takbenda pada 13 November, itu juga ditetapkan sebagai hari keris nasional,” kata dia kepada wartawan ditemui di sela-sela acara, Selasa. 

Eko mengatakan keris telah sejak lama menjadi kebudayaan di Indonesia. Eko mengatakan pada abad ke-13, keris dinilai menjadi kebudayaan yang istimewa dan luar biasa terlebih pada kerajaan Majapahit. 

Pengunjung yang datang bakal mendapatkan pemandu wisata dan dijelaskan soal keris. Sehingga, akan menambah wawasan pengunjung soal keris. 

"Tidak hanya pameran keris, besok Rabu juga akan diadakan talkshow soal perkembangan museum," kata dia. 

Sementara itu salah satu kolektor keris sekaligus budayawan Boyolali, Yusep Kustono, menyampaikan kegiatan pameran pusaka nusantara tersebut diikuti total ada 134 bilah yaitu 104 keris, tombak, trisula, betok, dan sebagainya. 

Ia mengatakan 134 pusaka tersebut berasal dari lima kolektor, termasuk dirinya, yang memamerkan kerisnya. 

"Untuk keris tertua ada dari peninggalan zaman Majapahit di abad ke-13, usianya hampir 700 tahun, hingga zaman kamardikan. Lalu untuk tombak ada yang diperkirakan dari zaman peralihan mataram ke majapahit di abad 11-12," kata dia. 

Ia mengatakan untuk ciri khas keris peninggalan Majapahit memilik condong leleh kuat, kualitas besi lebih bagus, lalu pamor atau material untuk mengukir motif keris tidak terlalu ramai. 

Menurutnya, keris adalah warisan nenek moyang yang memiliki lokal wisdom dan lokal jenius. Ia mengatakan nenek moyang sebelum membuat keris telah melalui tahapan-tahapan kajian intelektual tinggi. 

"Keris sendiri ada keris luk atau yang permukaannya berkelok dan ada keris lajer atau lurus," kata dia. 

Ia mengatakan keris bentuk lajer atau lurus memiliki arti mengerucut kepada sang Maha Pencipta. Sedangkan keris luk memiliki arti kehidupan manusia yang lenggak-lenggok. 

Selanjutnya, ia mengatakan ada dua cara pandang dalam melihat keris yaitu secara esoteris dan ekstoris. 

"Esoteris itu orang menganggap keris ada isinya atau energi. Tapi kalau keris sendiri secara fisik, kami akan melihat dari luarnya. Keris punya keindahan dengan luk, lajer, pamor, dan sebagainya," kata dia. 

Sementara itu, salah satu siswa SMPN 1 Mojosongo, Putra Adi Novianto, mengaku senang bisa datang ke pameran keris dan benda pusaka lain.  Ia juga mengaku baru kali pertama melihat dan memegang keris. 

"Sebelumnya kesannya mistis, tapi setelah melihat lebih dekat keris, kok ternyata indah, bagus. Berani pegang juga karena katanya tidak apa-apa," kata dia. 

Sentimen: neutral (0%)