Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali, Salatiga, Semarang
Partai Terkait
Difabel Boyolali Berharap Inklusi Tak Hanya Diucapkan tapi Dilaksanakan
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, BOYOLALI – Komunitas Difabel Ampel (KDA) Boyolali berharap inklusi yang selama ini digaungkan dan ditulis dalam peraturan diharapkan tidak sekadar isapan jempol, tapi juga aksi nyata.
Hal tersebut diungkap oleh Ketua KDA Boyolali, Sardi, seusai menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Gedung Harnowo, Candi, Ampel, Boyolali pada Sabtu (14/12/2024). Dalam peringatan tersebut, Sardi berharap ungkapan inklusi yang selama ini digaungkan tidak hanya berhenti dalam ucapan tapi juga dilakukan dalam aksi nyata.
Sardi menyatakan peringatan HDI oleh KDA Boyolali bersama dengan difabel dari Kecamatan Gladagsari komunitas sepeda roda tiga Boyolali-Salatiga-Semarang menyampaikan kegiatan HDI di Ampel digelar secara sederhana.
Tema yang diangkat yaitu Bersama Mewujudkan Inklusivitas Menuju Generasi Maju dan Berkarya. Ia berharap kata inklusi dalam tema tidak hanya isapan jempol belaka.
“Jadi inklusi itu benar-benar dilaksanakan, tidak hanya kata-kata atau hanya dalam peraturan saja tapi diimplementasikan dalam aksi nyata,” kata dia kepada Espos.
Ia mengatakan masih banyak instansi yang belum menyediakan aksesibilitas bagi penyandang difabel. Sebagai contoh, masih ada tempat umum seperti kantor kepala desa bahkan fasilitas pelayanan kesehatan yang belum disertai akses untuk penyandang kursi roda.
“Kalau kantor kabupaten memang aksesibel, tapi ada Puskesmas, sekolahan, sampai ke kantor desa, itu beberapa masih susah,” kata dia.
Ia menjelaskan pernah mengusulkan soal akses kursi roda, tapi pejabat terkait hanya mengiyakan tapi tidak ada realisasi. Terkadang, bahkan ada penganggaran program untuk penyandang disabilitas tapi tidak melibatkan difabel dalam membuat keputusan, sehingga yang direalisasikan tidak sesuai kebutuhan paling urgen.
Selanjutnya, Sardi mengatakan peringatan HDI 2024 digelar secara sederhana dengan sambutan-sambutan, doa, dan pembagian doorprize.
Ia mengatakan HDI 2024 menjadi momentum difabel untuk saling bertemu dan mendorong untuk kemajuan penyandang disabilitas. Lewat peringatan HDI, Sardi ingin difabel menunjukkan kalau mereka memiliki kemampuan sama dengan non-difabel.
Sebagai contoh, Sardi mengatakan ada difabel yang berdaya dengan berwirausaha mulai menjadi teknisi listrik.
Sementara itu, Camat Ampel, Sri Hanung Marhaendra, mengagumi semangat para difabel. Ia juga meminta penyandang disabilitas selalu percaya diri dengan apapun yang dimiliki.
Selanjutnya, ia mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Kecamatan Ampel harus ramah dengan golongan minoritas, termasuk difabel.
Hanung juga memastikan nantinya penyusunan APBDes atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes) di Kecamatan Ampel harus melibatkan penyandang disabilitas.
Ia akan menekankan kepada kepala desa untuk meningkatkan pemberdayaan penyandang disabilitas. Hanung menekankan difabel memiliki hak yang sama dengan warga yang lain. Sehingga, ia meminta penyandang disabilitas juga mengingatkan kepada pemerintah desa untuk menyertakan mereka dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan kegiatan, hingga pengawasan.
“Kalau kita berbicara soal inklusivitas, ini harus diwujudkan. Ini adalah penghargaan terhadap perbedaan yang ada di sekitar untuk membangun bangsa dan negara. Penyandang disabilitas saya harap terus memiliki daya juang luar biasa, panjenengan harus bisa memenuhi kebutuhan diri tanpa merendahkan diri kepada orang lain,” kata dia.
Sentimen: neutral (0%)