Sentimen
Undefined (0%)
14 Des 2024 : 09.50
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Boyolali, Karanganyar, Klaten, Solo, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri

Kepala Daerah Baru Harus Mengambil Prakarsa

14 Des 2024 : 09.50 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Kolom

Kepala Daerah Baru Harus Mengambil Prakarsa

Membangun aglomerasi Soloraya untuk memaksimalkan potensi wilayah demi menggenjot pertumbuhan ekonomi kawasan menjadi pilihan yang harus segera diwujudkan. 

Demikian salah satu kesimpulan yang mengemuka dalam gelar wicara Outlook Soloraya 2025: Ekonomi Melaju, Gimana Caranya? yang berlangsung di Radya Litera Multifunction Hall Griya Solopos pada Rabu (11/12/2024) siang.

Kawasan aglomerasi adalah kawasan yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi sekalipun berbeda dari sisi administratif dan pemerintahan sebagai satu pusat pertumbuhan ekonomi.

Kawasan Soloraya yang terdiri atas Kota Solo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Sukoharjo memenuhi kaidah dan keniscayaan sebagai kawasan aglomerasi.

Pembicaraan Soloraya—dulu disebut Subosukawonosraten—sebagai kawasan aglomerasi telah mengemuka bertahun-tahun lalu. Aneka konsep telah dirumuskan, namun sekadar berhenti menjadi diskusi, konsep di kertas, tanpa implementasi nyata.

Diskusi tentang aglomerasi Soloraya berlangsung berkali-kali. Dalam peta jalan aglomerasi yang disusun pada Juli 2024, ada tiga sektor unggulan dalam integrasi pengembangan ekonomi Soloraya, yakni investasi, pariwisata, dan industri kreatif.

Konsep aglomerasi juga termuat dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah 2025-2045. Potensi ekonomi Soloraya sangat besar, tetapi tidak bisa dikembangkan tanpa kerja sama pelaku ekonomi di seluruh wilayah itu.

Kota Solo sebagai sentra perputaran ekonomi di Soloraya tidak bisa berkembang jika tidak ditopang enam daerah di sekelilingnya. Infrastruktur terpusat di Kota Solo, tetapi sebagian besar sumber daya ekonomi tersebar di enam daerah sekitarnya.

Dalam konsep aglomerasi, pengembangan aktivitas ekonomi di tiap daerah semestinya tidak seragam, tetapi saling mendukung dan berkaitan. 

Kawasan-kawasan tertentu di Karanganyar dan Sukoharjo diperkuat sebagai kawasan industri tekstil yang terkoneksi dengan jalan tol, jalan lingkar, atau jalan antarprovinsi. 

Sedangkan Kota Solo diperkuat sebagai kawasan bisnis dan industri ringan. Kabupaten Klaten bisa difokuskan sebagai kawasan pertanian yang diperkuat dengan infrastruktur pendukung yang memadai. 

Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar difokuskan pada agrowisata. Setiap daerah semestinya berkembang sesuai potensi masing-masing dan saling menopang alih-alih berkompetisi.

Kendala ego sektoral menjadi penghalang utama mewujudkan Soloraya sebagai kawasan aglomerasi yang saling mendukung dan saling terikat satu sama lain dalam konteks pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi.

Kepala daerah baru hasil pilkada serentak 2024 harus mengambil prakarsa selekasnya, setelah mereka dilantik, untuk mewujudkan Soloraya sebagai kawasan aglomerasi.

Pada debat kandidat kepala daerah dan kandidat wakil kepala daerah di Soloraya dalam pilkada 2024 selalu muncul pertanyaan tentang bagaimana cara mewujudkan Soloraya sebagai kawasan aglomerasi.

Pertanyaan itu secara teknis menjadi pemancing sekaligus pengingat bahwa mewujudkan Soloraya sebagai kawasan aglomerasi masih menjadi pekerjaan bersama yang belum kunjung terwujud. 

Kepala daerah baru harus mengambil prakarsa bersama mewujudkannya, sedangkan petahana ikut sajalah, jangan malah menghambat.

Sentimen: neutral (0%)