Sentimen
Undefined (0%)
13 Des 2024 : 20.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang, Sragen, Ungaran

Tokoh Terkait

Kali Pertama, Kontingen Wushu Sragen Raih Medali Emas Kejurprov Jateng 2024

13 Des 2024 : 20.11 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kali Pertama, Kontingen Wushu Sragen Raih Medali Emas Kejurprov Jateng 2024

Esposin, SRAGEN-Kabar gembira datang dari Kontingen Pengkab Wushu Sragen yang dalam Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Wushu Jateng 2024 berhasil meraih medali emas. Peraihan itu adalah yang pertama kali dalam sejarah wushu di Sragen.

Ketua Umum Wushu Indonesia Sragen sekaligus pelatih wushu Anang Sudarsono menyampaikan bahwa Kontingen Pengkab Wushu Sragen sudah biasa mendapat medali, termasuk pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023 lalu yang berhasil mendapat dua perak dan satu perunggu.

“Kami sendiri sebenarnya sudah sering mendapat medali, tapi itu sebatas perak dan perunggu. Dan pada Kejurprov ini kami berhasil meraih emas sekaligus pertama kalinya dalam sejarah Wushu Sragen,” kata Anang saat dihubungi Espos pada Jumat (13/12/2024).

Adapun medali emas tersebut diraih oleh atlet putri kelas 48 kg, Evi Novitasari. Selain emas, ada empat perak yang diraih oleh Tri Suwarno kelas 75 kg putra, Dimas Eka Wibowo kelas 56 kg putra, Saprilia Faktur Rohman kelas 52 kg putri, dan Britania Naila Puriyanto kelas 60 kg putri. Untuk perunggu M. Robitd Al Husain kelas 48kg putra.

Lebih lanjut, Anang menjelaskan bahwa raihan emas  ini di luar dugaannya sama sekali, mengingat ada kisah pilu di balik medali emas yang dibawa pulang oleh kontingen wushu Sragen tersebut. “Yang mana, atlet peraih medali emas itu, dua hari sebelum pertandingan dimulai menerima kabar sedih, sang ibu meninggal dunia,” kata dia.

Pada saat itu merupakan hal genting, karena, lanjut dia, ada aturan bahwa atlet wajib hadir untuk menimbang berat badan. “Kami beri dia kebebasan, mau pulang atau tetap lanjut. Karena hal seperti itu tidak terduga. Tapi si atlet sendiri memilih untuk terus melaju bertanding. Dan kami juga upayakan kepada panitia agar diberi keringanan untuk dia tidak mengikuti tes tersebut atau diberi kesempatan pulang sebentar menjenguk di rumah,” kata Anang.

Akhirnya, lanjut Anang, Novita si atlet peraih medali emas itu diantar jemput oleh kontingen untuk pulang sebentar melihat pemakaman sang ibu, setelah itu kembali ke GOR Wuji Ungaran yang merupakan tempat Kejurprov Jateng 2024 digelar.

“Novita berhasil dan kuat karena buktinya dia meraih medali emas. Suatu kebanggaan untuk Wushu Sragen,” tambahnya.

Saat ditanya persiapan para atlet sebelumnya, Anang menjelaskan telah mendorong para atlet untuk berlatih sejak tujuh bulan sebelum pertandingan. Dengan latihan intensif enam bulan sebelum pertandingan.

“Sejauh itu kami berlatih dengan meminjam tempat di Pertina [Persatuan Tinju Amatir] Sragen. Kalau mereka sedang latihan kami meminjam tempat di venue pencak silat. Kalau keduanya latihan ya kami cari tempat lain yang memungkinkan untuk latihan,” kata Anang.

Karena itu pula, dengan meraihnya medali emas itu, dia berharap wushu di Sragen mendapat perhatian lebih dari pihak terkait. “Karena memang ini pertama kali kami berharap setelah ini diberi tempat latihan khusus sendiri,” tambahnya.

Sementara saat ditanya, apakah ada target dari Wushu Sragen setelah ini, Anang menjelaskan bahwa pihaknya dalam waktu dekat sedang menyiapkan atlet untuk mengikuti Porprov 2026. Dia berharap peraihan medali di Kejurprov Jateng 2024 itu bisa dipertahankan dan bahkan bisa meningkatkan.

“Tentunya dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah kami berharap tetap bisa mempertahankan medali emas lagi di Porprov mendatang,” bebernya.

Sementara itu, atlet wushu peraih emas Evi Novitasari saat dihubungi Espos pada Jumat (13/12/2024) merasa puas sekaligus gembira bisa memberi sumbangsih penting bagi Kabupaten Sragen.

“Alhamdulillah bisa memberi yang terbaik untuk keluarga dan warga Sragen,” kata Novita.

Ia pun bercerita bahwa sesaat setelah sampai di penginapan sebelum bertanding, ia harus menerima kabar duka karena sang ibu pergi meninggalkan dia. “Saat itu juga saya langsung balik lagi ke Sragen untuk melihat Ibu yang terakhir kalinya,” kata Novita dengan suara agak bergetar.

Setelah melihat pemakaman ibunya, lanjut Novita, ia langsung berangkat kembali ke lokasi pertandingan. Hal itu dilakukannya karena memang orang tuanya sangat mendukungnya untuk menjadi atlet wushu dan ia tidak mau mengecewakan mereka.

“Mungkin sebagian orang akan menganggap aneh. Lagi duka kok malah pergi. Karena sebelum berangkat ke Semarang saya mendapat restu orang tua saya makanya saya memutuskan untuk event ini dan alhamdulillah saya mendapatkan juara,” pungkasnya.

 

 

Sentimen: neutral (0%)