Esposin, KARANGANYAR-Sebanyak 22 ahli waris dari anggota Satuan Linmas (Satlinmas)  yang meninggal dunia menerima santunan tali asih dari Pemkab Karanganyar.

Selain itu Pemkab juga menyerahkan santunan kepada keluarga lima anggota Satlinmas yang sedang dirawat di rumah sakit. Santunan diserahkan secara tunai oleh Pemkab ke ahli waris atau keluarga.

Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat Satpol PP Karanganyar Yuniar Sri Murdasih mengatakan santunan diberikan ke ahli waris anggota Linmas meninggal dunia dan mereka yang sedang dirawat di RS. Dengan besaran santunan kematian senilai Rp1,5 juta ke ahli waris dan Rp1 juta ke anggota Linmas yang sedang dirawat.

"Tujuannya meringankan beban keluarga. Ini bentuk apresiasi atas pengabdian Satlinmas," katanya. 

Dia mengatakan pemberian santunan ini merupakan  bentuk perhatian dan apresiasi Pemkab Karanganyar kepada petugas Satlinmas. Para anggota Satlinmas ini merupakan ujung tombak petugas keamanan di wilayah. Dengan ini, dia berharap bantuan sosial yang diberikan Pemkab dapat  meringankan beban keluarga.
 
"Peran Satlinmas sangat dibutuhkan untuk membantu memberikan keamanan di masing-masing desa. Penghasilan mereka sangat minim dan tergantung dari pemerintah desa setempat. Santunan ini sebagai bemtuk perhatian kita kepada mereka," katanya.

Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar Timotius Suryadi mengatakan personel Satlinmas merupakan garda terdepan sistem kamtibmas di lingkungan masyarakat pada tingkat desa/kelurahan. Mereka sangat dibutuhkan dalam menjaga keamanan wilayah. Pemerintah kabupaten mengapresiasi para Satlinmas yang setia bertugas meski di masa senjanya. Tak bisa dipungkiri, mayoritas anggota memasuki lansia. 

"Perannya sangat dibutuhkan. Mereka berpatroli di lingkungan untuk menjaga wilayah aman dari gangguan. Santunan ini wujud kepedulian dan rasa terima kasih kami. Jumlahnya memang tidak banyak. Menyesuaikan kemampuan keuangan daerah," kata Timotius Suryadi. 

Pemberian santunan juga untuk mempererat hubungan pemerintan dengan anggota Satlinmas dan keluarganya. Dia menyadari upah ke Satlinmas jauh dari UMK. Upah itu juga tergantung kemampuan keuangan pemerintah desa/kelurahan yang mempekerjakannya.