Sentimen
Positif (100%)
12 Des 2024 : 21.36
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UGM

Kab/Kota: Sleman, Yogyakarta

Ketum PBNU Komitmen Tindaklanjuti Zayed Award UEA, Bareng UNU Yogya Gelar Forum Lintas Agama untuk Isu Kelestarian Alam

12 Des 2024 : 21.36 Views 11

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Ketum PBNU Komitmen Tindaklanjuti Zayed Award UEA, Bareng UNU Yogya Gelar Forum Lintas Agama untuk Isu Kelestarian Alam


Krjogja.com - SLEMAN - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan didukung Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF) menyelenggarakan seminar internasional bertajuk Fostering the Ties between Faith and Ecological Resilience di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta, Kamis (12/12/2024).

Seminar ini mengangkat peran masyarakat lintas agama dalam melestarikan lingkungan sekaligus menjadi salah satu simbol persahabatan Indonesia melalui NU dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dalam jalinan persahabatan dengan UEA, pada Februari 2024, NU ditetapkan sebagai salah satu penerima ZAHF dalam upayanya mempromosikan perdamaian dan solidaritas.

Melalui seminar ini, ZAHF hendak menarasikan kembali kiprah NU terutama dalam isu agama dan lingkungan, mengingat mayoritas warga NU adalah petani dan terkait langsung dengan keberlanjutan alam dan lingkungan.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf hadir secara langsung dalam pembukaan seminar. Gus Yahya mengatakan bahwa secara khusus NU memiliki keberpihakan pada lingkungan dengan memaksimalkan jejaring yang dimiliki.

"Kami bersama pesantren, madrasah dan perguruan tinggi terus menggelorakan gerakan kepedulian pada lingkungan. Acara seminar ini menjadi salah satu wujud, bagaimana NU terus menggelorakan semangat untuk terus bergerak peduli pada alam," ungkapnya.

Gus Yahya juga menegaskan bahwa award yang telah satu tahun didapatkan, diharapkan bisa terus terimplementasikan dalam segi kehidupan masyarakat NU. Tak hanya itu, para peserta dan pemateri seminar yang berasal dari berbagai agama, menjadikan sebuah gerak positif sesama manusia melestarikan alam.

"Kami ajak masyarakat lintas iman untuk bergerak bersama dalam proses kita peduli dan melestarikan alam lingkungan. Kami bangun bersama melihat kacamata setiap agama untuk menanggapi pelestarian alam ini. Bagaimana kebersamaan dalam kemanusiaan mewujudkan keberlanjutan alam," tambah Gus Yahya.

Adapun UNU Yogyakarta merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah seminar internasional yang mencerminkan komitmen sebagai ruang dialog lintas agama dan budaya untuk menghadapi tantangan global, khususnya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Seminar ini menjadi momentum untuk menghubungkan nilai-nilai spiritual dengan aksi nyata dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan.

"NU, sebagai organisasi Islam terbesar di dunia dengan lebih dari 100 juta jemaah, selama 101 tahun berdiri telah memberikan kontribusi luar biasa bagi Indonesia. Memasuki abad kedua, NU berkomitmen memperluas kontribusinya melalui akselerasi pendidikan tinggi berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), dengan UNU Yogyakarta sebagai pionir yang diharapkan memimpin transformasi ini," ungkap Rektor UNU Yogyakarta, Widya Priyahita Pudjibudojo.

Widya menyatakan, kampus dengan visi menjadi professional hub and future-oriented university tak hanya berupaya mencetak talenta-talenta unggul. UNU Yogyakarta juga menunjukkan komitmennya terhadap
keberlanjutan dengan mengusung konsep green building dalam infrastruktur kampus.

"Namun, bagi kami, keberlanjutan tidak hanya tentang teknologi gedung ramah lingkungan semata. Kontribusi utama terletak pada menciptakan dampak nyata melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung pelestarian lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang. Inilah cara
kami memastikan bahwa keberlanjutan menjadi bagian terintegrasi dari visi dan misi universitas," tambahnya.

Seminar Zayed Awards menjadi wujud nyata dari misi UNU Yogyakarta untuk menghubungkan nilai-nilai agama, pendidikan, dan keberlanjutan demi masa depan Indonesia dan dunia yang lebih hijau serta inklusif.

Seminar Fostering the Ties between Faith and Ecological Resilience digelar oleh UNU Yogyakarta melalui Prodi Studi Islam Interdisipliner dan Center for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) UNU Yogyakarta bekerja sama dengan PBNU dan Zayed Award for Human Fraternity.

Hadir pembicara dalam swminar yakni Mama Shamsa Abu Bakar (Penerima penghargaan ZAHF 2023), Muhyiddin Basroni, Lc. M.A. (Dosen Prodi Studi Islam Interdisipliner UNU Yogyakarta), KH. Ulil Abshar Abdalla (Ketua PBNU), Sr. Marisa Nur Trisna, CB. (Inisiator dan pengelola Berkah Bumi Blembem), I Gusti Agung Made Wardana, S.H., LL.M., Ph.D (Departemen Hukum Lingkungan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada). Seminar akan dipungkasi dengan seremoni penanaman pohon oleh para perwakilan pemuda lintas iman sebagai simbol komitmen generasi muda dalam menjaga persaudaraan dan melestarikan alam serta lingkungan di tengah perbedaan. (Fxh)

Sentimen: positif (100%)