Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: Slank
Kab/Kota: Klaten, Setu, Solo, Sukoharjo
Tokoh Terkait
Suroto
Tutup Usia, Ini Profil dan Sepak Terjang Dalang Ki Warseno Slenk
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SUKOHARJO - Dalang senior, Ki Warseno Slenk, meninggal dunia di usia 59 tahun, pada Kamis (12/12/2024). Semasa hidup, sosok atau profil dalang tersebut merupakan salah satu dalang senior yang sering mencuri perhatian publik.
Ki Warseno Slenk yang memiliki nama lengkap Warseno Hardjodarsono lahir dan besar di Klaten, Jawa Tengah. Sejak usia muda, Warseno sudah belajar mendalang. Mengawali debutnya sebagai dalang ketika menginjak usia 16 tahun.
Mengutip dari wikipedia, kemampuannya itu berkat didikan orang tuanya, Ki Harjadarsana yang juga merupakan dalang terkenal di Kabupaten Klaten Jawa Tengah (tahun 1950-1975).
Di samping itu ia pernah belajar pedalangan selama dua semester di STSI Surakarta. Gaya pakelirannya pada awalnya mengikuti gaya kakaknya, Ki Anom Suroto.
Namun berkat kreativitasnya, dia lantas menemukan ciri khas gaya pakelirannya yang komunikatif dan selalu dekat dengan kalangan muda yang cenderung hura-hura atau slengekan.
Warseno terkadang mengkolaborasikan berbagai musik etnis dan Barat dan banyak melakukan eksperimen kreatif dengan memadukan beberapa aliran musik seperti rock, punk, rap yang dipadukan dengan gamelan. Hasilnya adalah musik gamelan kolaboratif yang digandrungi kawula muda, wayang campursari.
Merasa dulunya dia yang memprakarsai pakeliran hura-hura dan kolaboratif yang memadukan berbagai alat musik barat dan etnik, pada akhirnya dia berketetapan mengembalikan pakeliran wayang pada proporsi sebagaimana aslinya.
Ketetapannya untuk back to basic didorong oleh ekses pendangkalan-pendangkalan estetika karena tidak disertai dengan suatu pencarian yang mendalam, hanya sekadar ikut-ikutan. Ki Warseno mendedikasikan segala kemampaun berkeseniannya untuk menegakkan moral sebagai makhluk Tuhan.
Hal ini diwujudkan tidak saja dalam berkesenian namun dia merasa pula bertanggungjawab menyeberluaskan pandangan berkeseniannya itu dengan mendirikan sebuah Stasiun Radio Suara Slank yang acaranya didominasi kesenian dan kebudayaan Jawa.
Di sela kepadatan jadwal mengajar dan mendalang, setiap malam Sabtu Legi Warseno mengadakan pementasan wayang kulit di rumahnya untuk mengenang hari kelahirannya dengan tajuk Setu Legen.
Ki Warseno Slenk menjadi dalang satu-satunya di Indonesia yang mengantongi gelar doktor setelah berhasil melalui ujian disertasi di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Ki Warseno berhasil meraih gelar doktor setelah sebelumnya melakukan penelitian mengenai profesi dalang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Warseno meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Solo, pagi tadi selepas Subuh. Sebelum dipanggil Sang Khalik, Ki Warseno sempat dirawat intensif di rumah sakit selama beberapa hari.
Seorang pengurus Dewan Kesenian Sukoharjo Komite Pedalangan, Parwanto, mengatakan Ki Warseno Slenk meninggal dunia pada Kamis sekitar pukul 04.30 WIB. "Benar. Keluarga besar seniman pedalangan Soloraya kehilangan sosok dalang senior, Ki Warseno Slenk," ujar dia, saat dihubungi Espos, Kamis.
Berdasarkan surat lelayu, jenazah akan dimakamkan di Permakaman Depokan, Juwiring, Klaten. Jenazah bakal diberangkatkan dari rumah duka di Kranggan RT 002/RW 018, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, sekitar pukul 13.00 WIB.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Asih Purwaningtyas, dua anak yakni Briyan Pandhit dan Amar Pradopo, satu menantu, serta seorang cucu.
Sentimen: neutral (0%)