Sentimen
Undefined (0%)
12 Des 2024 : 08.16

Energi Hijau Makin Jadi Tren, Investor Diprediksi Buru Saham Perusahaan EBT

12 Des 2024 : 08.16 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Energi Hijau Makin Jadi Tren, Investor Diprediksi Buru Saham Perusahaan EBT

Espos.id, JAKARTA - Energi hijau berupa energi baru dan terbaruk (EBT) yang makin menjadi tren dewasa ini baik secara global maupun nasional memberikan prospek cerah. Para investor pun diproyeksikan makin memburu perusahaan sektor EBT khususnya yang melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Hal ini disampaikan ekonom dan praktisi pasar modal, Hans Kwee. "Hal ini akan menjadi sentimen positif bagi perusahaan energi terbarukan yang akan melakukan IPO," ujarnya, Rabu (11/12/2024). Hans melihat tren global dan komitmen pemerintah Indonesia dalam mendorong pengembangan energi terbarukan akan menjadi sentimen positif bagi perusahaan EBT, yang akan go public. "IPO perusahaan energi terbarukan cenderung akan diminati investor, mengingat prioritas pemerintah Indonesia dan global dalam mendorong lingkungan berkelanjutan termasuk salah satunya melalui penggunaan energi ramah lingkungan," kata Hans.

Hans pun menyarankan investor melihat pipeline dan profil perusahaan energi terbarukan yang akan IPO. Ini lantaran setiap jenis energi hijau memiliki karakteristik dan tantangan berbeda. Dia mencontohkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang membutuhkan investasi dan biaya perawatan/pemeliharaan cukup besar. Sementara, pembangkit listrik tenaga arus laut juga memiliki banyak tantangan. Energi angin (bayu) juga relatif tidak stabil, karena bergantung pada kecepatan angin. "Akan tetapi, ujungnya adalah profit untuk kita melihat prospek perusahaan energi terbarukan," ujarnya.

Menurut Hans, sentimen positif lainnya adalah potensi peningkatan permintaan listrik ke depan. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% akan turut menggerakkan industri/manufaktur, sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap tenaga listrik. Sentimen positif tersebut juga telah mendorong perusahaan besar yang selama ini bergerak di energi fosil seperti batu bara, mulai memasukkan energi terbarukan ke dalam portofolio perusahaan.

Untuk dapat melakukan lompatan besar energi terbarukan, Hans menilai pemerintah juga perlu memberikan insentif bagi pelaku usaha, yaitu insentif fiskal, kebijakan, dan regulasi sehingga menarik minat investor. Dia mencontohkan, potensi energi surya melimpah, tetapi pemanfaatan belum optimal. Demikian juga dengan kendaraan listrik yang masih menggunakan energi fosil. Oleh sebab itu, menurutnya, perlu terus dibangun pembangkit listrik energi terbarukan. "Jadi kita mau tukar dengan mobil listrik, tetapi masih memakai listrik yang dihasilkan dari batu bara, sehingga masih kurang optimal dalam upaya mengurangi karbon," ujarnya pula.

Presiden Prabowo Subianto dalam lawatannya ke China, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Emirat Arab, serta menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brasil belum lama ini, juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam mendorong energi terbarukan. Komitmen Indonesia menuju 75 gigawatt (GW) energi terbarukan pada 2040, juga disampaikan pemerintah dalam Conference of the Parties (COP) 29 di Azerbaijan.

Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan. Berdasarkan data Kementerian ESDM per semester II-2024, potensi energi terbarukan di tanah air sebesar 3.687 GW, dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 0,3% atau 13.781 megawatt (MW). Potensi tenaga surya 3.294 GW, baru dimanfaatkan 675 MW; angin memiliki potensi 155 GW, tetapi pemanfaatan 152 MW; hidro 95 GW, pemanfaatan 6.697 MW; arus laut 63 GW dan belum ada pemanfaatan; bioenergi 57 GW, pemanfaatan 3.408 MW; serta panas bumi 23 GW, pemanfaatan 2.597 MW.

 

Sentimen: neutral (0%)