Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karanganyar, Klaten, Solo, Wonogiri
Tokoh Terkait
Urun Rembug Ide Aglomerasi Soloraya 2025
Esposin, SOLO - Sesi talkshow Outlook Soloraya 2025 di Radya Litera Multifunction Hall Griya Solopos, Rabu (11/12/2024) siang melahirkan sejumlah ide gagasan tentang potensi aglomerasi Soloraya.
Beberapa tokoh Solo yang turut urun rembug di antaranya Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS), Mulyanto; Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Ferry Septha Indrianto; dan Wali Kota Solo Terpilih, Respati Ardi.
Sebelum talkshow, terlebih dulu Presiden Direktur Solopos Media Group (SMG) Arif Budisusilo, Kepala Bappeda Jateng Harso Susilo mewakili Pj Gubernur Jateng menyampaikan sambutan serta gambaran optimisme 2025. Turut hadir secara daring keynote speaker Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Mulyanto memaparkan materi berjudul Potensi dan Kolaborasi Soloraya: Soloraya Maju Bersama, Gimana Caranya? Materi itu menggambarkan apa dan seberapa besar peluang kerjasama. Potensi itu terpetakan dalam sektor unggulan UMKM, peran dan kolaborasi antarsektor. Masing-masing wilayah di Soloraya mempunya sektor unggulan berbeda. Misalnya Kota Solo unggul di sektor konstruksi dan Wonogiri unggul dan potensial di sektor pertanian. Terlepas dari itu, tetap perlu menggali potensi sektor-sektor di luar sektor unggulan.
Ia juga berpesan pada pemangku kebijakan betapa perlunya mengoptimalkan citra dan ciri khas masing-masing wilayah. Misalnya Karanganyar dengan citra wisata alam seperti Tawangmangu, Candi Sukuh, dan lainnya. Atau Klaten dengan wisata Deles Indah, belasan umbul, dan lainnya.
“Ketika nanti Karanganyar dengan wisata alamnya, gambaran ke depan ketika orang sudah memberikan ciri khas sebaiknya dioptimalkan,” katanya saat talkshow.
Dalam mengembangkan sektor unggulan, perlu untuk bekerjasama dengan banyak elemen.. Seperti institusi perguruan tinggi. Ide-ide yang muncul perlu dikaji dan diuji berdasarkan riset dan data. Kerjasama dengan dunia usaha sebagai ekosistem jual beli. Ketiga, kerja sama dengan media.
Media diharapkan bisa mengungkap dan mempromosikan apa yang ada di wilayah Soloraya. Informasi itu seharusnya dikemas dengan baik, disebarluaskan agar sumber-sumber ide bisa digarap dengan maksimal.
“Itu kunci kemajuan dan menjadi nilai bermanfaat bagi semua pihak,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kadin Solo, Ferry Septha Indrianto selaras dengan peta jalan konsep aglomerasi (pemusatan aktivitas ekonomi) di kawasan Solo Raya yang sudah dibahas sejak Juli 2024 lalu.
Dalam peta jalan aglomerasi tersebut, setidaknya ada tiga sektor unggulan dalam integrasi pengembangan ekonomi Soloraya yakni investasi, pariwisata, dan industri kreatif. Konsep aglomerasi juga termuat dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jateng 2025-2045.
Keterbatasan Kota Solo seperti pembangunan yang masif, kepadatan penduduk yang tinggi, maka disrupsi akan menghampiri Kota Solo. Padahal menurutnya, konsep karesidenan adalah enam wilayah menopang satu pusat perkotaan. Bilamana Kota Solo tak ditopang oleh enam kabupaten sekitarnya, maka Solo akan lumpuh.
“Selama tidak ada kesadaran bergerak bersama, maka disrupsi akan dialami oleh Kota Solo,” kata Ferry.
Masalah aglomerasi menjadi PR bersama. Padahal dunia usaha hanya bisa mencakup kecil bila tidak didukung program pemerintah Soloraya. Itulah mengapa kesadaran dan menghapus ego sektoral menjadi hal penting.
“Yang kita butuhkan program kewilayahan bersama, mari kembalikan fungsi tujuan dulu dibentuk tujuh wilayah ini [Soloraya],” tegasnya.
Sentimen: neutral (0%)