Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo, Sukoharjo
Ada 20 Desa Wisata di Sukoharjo, Ini Keunggulannya
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SUKOHARJO–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo terus mendorong pengembangan 20 desa wisata menjadi penopang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) dengan melibatkan masyarakat. Desa wisata di Kabupaten Jamu memiliki kekhasan dan keunggulan tersendiri.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disporapar Sukoharjo Agus Eka Raharjo menjelaskan konsep desa wisata dikembangkan di daerah yang berpotensi memiliki daya tarik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Konsep desa wisata mengintegrasikan daya tarik wisata, fasilitas, dan aksesbilitas dengan tata cara dan tradisi masyarakat desa. Salah satu komponen desa wisata adalah pemberdayaan masyarakat desa. Mereka menjadi garda terdepan dalam mengembangkan desa wisata yang mengandalkan konsep sustainable tourism yang ditawarkan kepada wisatawan.
Pengembangan desa wisata dititikberatkan pada atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Atraksi menjadi daya tarik utama masing-masing desa wisata. Kemudian, amenitas berupa fasilitas pendukung yang dimiliki desa wisata.
“Selain itu, desa wisata harus memiliki aksesibilitas berupa infrastruktur pariwisata yang memudahkan wisatawan untuk berkunjung. Juga harus ada keunikan berupa tradisi, adat istiadat, seni atau kerajinan yang menarik wisatawan,” ucap Agus, Jumat (6/12/2024).
Dia menginformasikan ada 20 desa wisata yang telah ditetapkan berdasar Surat Keputusan (SK) Bupati Sukoharjo. Desa wisata itu tersebar di beberapa kecamatan di Sukoharjo. Masing-masing desa wisata memiliki produk unggulan dan keunikan.
Dia mencontohkan Desa Wirun di Kecamatan Mojolaban yang menjadi sentra produksi gamelan Jawa. Sentra industri kerajinan gamelan di Desa Wirun berpotensi menjadi pusat penelitian budaya dunia. Peneliti budaya dari luar negeri bakal berdatangan untuk mengeksplorasi keunikan kerajinan gamelan.
“Apalagi gamelan telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda [WBTB] oleh UNESCO [United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization],” tutur Agus.
Desa wisata lainnya seperti Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, yang menjadi sentra kerajinan rotan dan Desa Ngrombo, Kecamatan Baki yang menjadi sentra kerajinan gitar. Banyak wisatawan berkunjung ke desa wisata-desa wisata itu lantaran ingin melihat langsung proses produksi kerajinan dan berinteraksi dengan perajin.
“Sekarang tidak mudah mengajukan sebagai desa wisata dengan SK Bupati Sukoharjo [desa menjadi desa wisata tidak mudah]. Harus memiliki potensi unggulan yang jelas sehingga ada sustainababilty atau keberlanjutan. Jangan justru disebut desa wisata namun tenggelam ditelan bumi,” imbuh Agus.
Pemkab Sukoharjo terus melakukan promosi desa wisata agar menjadi lokomotif sektor pariwisata dan ekraf pada masa mendatang. Pemerintah juga memfasilitasi agar kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di setiap desa wisata kembali aktif dalam merancang program wisata. Apalagi potensi wisata di Sukoharjo tak kalah dibanding daerah lain di Soloraya.
Guna memperkuat kebangkitan pariwisata dan ekraf di Sukoharjo dibutuhkan payung hukum berupa peraturan daerah (perda). Saat ini, raperda kepariwisataan dan ekonomi kreatif sedang dibahas DPRD Sukoharjo.
“Termasuk mengenai rencana pengembangan dan penataan kawasan ekowisata Waduk Mulur pada 2025. Analisis mengenai dampak lingkungan [Amdal] dan analisis dampak lalu lintas [Andalalin] sedang dalam proses pembahasan. Jadi melibatkan lintas sektoral dalam pengembangan kawasan ekowisata Waduk Mulur,” tutur dia.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sukoharjo Oma Nuryanto mengatakan pengurus PHRI Sukoharjo siap menjadi mitra strategis Pemkab Sukoharjo dalam mewujudkan ekosistem pariwisata dan ekraf. Sinergi dan kolabarasi dilakukan untuk menggali beragam potensi desa wisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sektor pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) Sukoharjo. Terutama kawasan Solo Baru yang menjadi pusat bisnis dan penyangga utama sektor perhotelan di Sukoharjo.
“Event atau kegiatan yang menimbulkan dampak ganda terhadap perekonomian daerah maupun sektor UMKM perlu diperbanyak. Sehingga, roda perekonomian berputar yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar dia.
Sentimen: neutral (0%)