Sentimen
Undefined (0%)
8 Des 2024 : 17.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Joglo, Solo, Tulungagung

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait
Budi Setiawan

Budi Setiawan

Kisah di Balik Patung Bergaya Yunani yang Lebih dari Seabad Hiasi Keraton Solo

8 Des 2024 : 17.15 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kisah di Balik Patung Bergaya Yunani yang Lebih dari Seabad Hiasi Keraton Solo

Esposin, SOLO — Patung berwarna putih bergaya Yunani yang menghiasi sekitar Sasana Handrawina dan Sasana Sewaka kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Baluwarti, Solo, terlihat sangat mencolok dibandingkan pemandangan sekelilingnya yang hampir seluruh arsitektur beserta ornamennya bergaya Jawa. 

Patung berbentuk malaikat dan dewi dari mitologi Yunani itu jadi seperti salah tempat. Patung-patung yang ditata berjajar itu lazimnya berada di bangunan dengan gaya arsitektur Yunani atau Romawi, bukan di bangunan berbentuk pendopo atau joglo seperti dua sasana milik Keraton Solo itu.

Tapi itu lah menariknya karena bikin orang bertanya-tanya bagaimana patung-patung itu bisa berada di situ, apa tujuannya, siapa pembuatnya, dan sederet pertanyaan lain. Dari pantauan Espos, belum lama ini, setiap patung memiliki varian gaya yang berbeda-beda. 

Sosok pada patung Yunani kuno itu kebanyakan berwajah perempuan dengan kain menjulur yang menutupi tubuh. Pose patung itu ada yang berdiri dan duduk. Ada pula yang memegang bunga, buku, hingga memiliki sayap. 

Sejarawan dan budayawan yang juga kerabat Keraton Solo, RM Riyo Panji Restu Budi Setiawan, mengatakan patung-patung itu berasal dari Swedia dan Italia dan dibawa ke Keraton Solo sekitar 1910.

Kedatangan patung itu di Keraton Solo bukan tanpa alasan. Restu mengatakan patung itu menjadi bukti kepiawaian Sinuhun Pakubuwono (PB) X menjalin hubungan dengan kerajaan lain.

Menurut Restu, patung-patung itu ada saat PB X memerintah Kasunanan pada 1893-1939 Masehi. PB X merupakan salah satu raja yang paling termasyur dalam sejarah Keraton Solo. Pada era PB X, Keraton Surakarta menjalin hubungan diplomatik dengan banyak kerajaan lain di seluruh dunia.

“Salah satunya menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan Swedia dan Italia,” kata dia ketika dihubungi Espos melalui sambungan telepon, Minggu (8/12/2024).

Patung yang dihadiahkan untuk PB X itu merupakan perwujudan malaikat dan dewa-dewi yang dipercayai masyarakat Yunani. Patung itu terbuat dari batu pualam yang memiliki kualitas tinggi.

Hubungan Diplomatik

“Kedatangan patung itu juga berbarengan dengan pergantian lantai keraton dengan keramik dan marmer dari Italia. Kalau keramik dan marmer Sinuhun [PB X] itu membeli dari Italia, cuma kalau patung hadiah dari raja Italia dan Swedia,” kata dia.

Namun keramik dan marmer yang terpasang di Keraton Solo saat ini sudah tidak ada. Menurut Restu, setelah insiden kebakaran pada 1985, Keraton sempat direvitalisasi. Marmer yang semula dari Italia kini diganti dengan marmer dari Tulungagung. 

Ketika masih menjalin hubungan erat dengan dua kerajaan di Eropa itu, Resti mengisahkan PB X sempat memberikan cenderamata berupa keris sebagai lambang persahabatan. Kemudian Swedia dan Italia turut membalas dengan memberikan patung-patung khas mereka.

Dia mengatakan keberadaan patung-patung itu mempertegas posisi Keraton Kasunanan Surakarta sebagai satu-satunya kerajaan di nusantara yang bisa menjalankan hubungan diplomatik dengan negara luar. 

Menurutnya, hal itu juga bisa menjadi tanda bahwa Kasunanan Surakarta waktu itu tidak sepenuhnya tunduk dan dijajah oleh pemerintahan Hindia-Belanda. “Faktanya kalau memang Surakarta dianggap jajahan, kok bisa melakukan hubungan internasional dengan negara-negara lain dari berbagai belahan dunia. Artinya Surakarta ini merupakan negara [kerajaan] yang memiliki kemerdekaan,” kata dia.

Restu mencatat setidaknya ada 29 penghargaan dari negara atau kerajaan lain di seluruh dunia. Menurutnya, ini menjadi bukti adanya hubungan internasional pada masa pemerintahan PB X dengan negara atau kerajaan lain.

Patung dari Swedia dan Italia tidak hanya ada di sekitar Sasana Handrawina dan Sasana Sewaka, namun juga pernah ada di Kori Talang Paten, Ndalem Langen Katong, dan masih banyak lagi. Dia mengatakan patung itu kebanyakan berada di tempat-tempat yang tidak bisa dijamah oleh masyarakat umum karena masuk wilayah privat.

Dia mengatakan jumlah patung tersebut diperkirakan mencapai puluhan. “Mungkin awalnya ada sampai 50 patung, cuma seiring waktu mungkin ada yang sudah rusak,” kata dia.

Sentimen: neutral (0%)