Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Poso, Semarang, Yogyakarta
Tokoh Terkait
Cerita Transmigran Asal Semarang, Tertantang Garap Lahan Kopi di Kalteng
Espos.id
Jenis Media: Jateng
![Cerita Transmigran Asal Semarang, Tertantang Garap Lahan Kopi di Kalteng](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/12/20241207153556-transmigran.jpg?quality=60)
Esposin, SEMARANG – Pasangan suami istri atau pasutri asal Kabupaten Semarang, Muhammad Aris dan Badriyah, duduk berjejeran di kursi ruangan aula Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Kamis (5/12/2024) siang.
Mereka mendengarkan pengarahan yang disampaikan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono di depan panggung.
Kala Espos mendekat, kedua tangan Badriyah ternyata sedang memeluk erat buah hati yang baru berusia 3 tahun. Ternyata, keluarga beranggotakan tiga orang ini akan diberangkatkan dalam program transmigrasi ke Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Iya, sama suami dan anak. Dari Kabupaten Semarang mau ke Lamandau, Kalimantan Tengah,” kata Badriyah, Kamis.
Ibu satu anak usia 38 tahun itu bersama keluarganya menjadi satu-satunya warga Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, yang terpilih jadi transmigran di Kabupaten Lamandau.
Ia dijanjikan pemerintah, nantinya memperoleh rumah berukuran 4×6 meter persegi ditambah lahan pertanian seluas 2 hektare.
Selama ikut pelatihan di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (BBPPM) Yogyakarta tujuh hari lamanya, pasutri tersebut mengaku sangat semangat mengikuti banyak kegiatan pembekalan. Mereka juga diberi tahu bagaimana caranya mengolah lahan gambut menjadi ladang yang produktif.
“Kalau syaratnya gampang gampang sulit. Tapi untuk administrasinya cukup menunjukkan foto kopi KK [Kartu Keluarga], foto saya sama istri dan melampirkan KTP. Habis itu ikut seleksi dan pelatihan di Jogja,” terang Aris.
Keputusan Aris untuk mengikuti transmigran semata karena penghasilannya yang didapat selama ini semakin tak menentu. Saban hari, ia bekerja sebagai buruh serabutan, kadang sebagai buruh tani dan di lain waktu jadi tukang bangunan.
Jarak rumahnya dengan pusat kota juga menyulitkannya mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh karenanya, Pria usia 32 tahun itu berharap dengan menjadi seorang transmigran di Lamandau setidaknya bisa mengubah nasib keluarganya.
“Saya ingin mengubah nasib. Pokoknya ingin sukses di Kalimantan. Soalnya Pemda di sana kan ada program pemberdayaan kopi. Mungkin nanti bisa garap kopi. Info terakhirnya saya nanti garap lahan luasnya dua hektare,” katanya.
Aris juga mendapat informasi bahwa terdapat 48 warga Jateng yang mengikuti transmigrasi pada Desember 2024. Rinciannya ada 5 KK yang diberangkatkan menjadi transmigran di Desa Mahalona, Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur, 5 KK menjadi transmigran ke Sidrap Sulsel, 2 KK sebagai transmigran di Desa Torire Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, 7 KK menjadi transmigran di Kahine Kecamatan Blantika Raya Kabupaten Lamandau Kalteng.
Sementara itu, Menko IPK, Agus Harimurti Yudhoyono, mengapresiasi proses pemberangkatan para transmigran asal Jawa Tengah. Pihaknya menginginkan para transmigran turut aktif membantu program unggulan pemerintah pusat di tempat tinggalnya yang baru.
“Hari ini ada pelepasan kepala keluarga dengan tujuan sejumlah daerah transmigrasi. Jumlahnya ada 48 kepala keluarga. Semoga bapak ibu semua mampu menjadi keluarga teladan dan keluarga-keluarga yang sukses. Bapak Presiden Prabowo berharap pembangunan desa bisa tumbuh dari wilayah transmigran,” papar AHY.
Sentimen: neutral (0%)