Sentimen
Undefined (0%)
7 Des 2024 : 12.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Klaten

Pascakejadian Bocah Meninggal Kesetrum, Pemdes Kradenan Klaten Sebarkan Imbauan

7 Des 2024 : 12.25 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Pascakejadian Bocah Meninggal Kesetrum, Pemdes Kradenan Klaten Sebarkan Imbauan

Esposin, KLATEN–Peristiwa meninggalnya seorang bocah berumur 11 tahun saat memegang tiang lampu di Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten, menjadi bahan evaluasi bersama di desa setempat. Pemerintah desa (Pemdes) setempat langsung menindaklanjuti kejadian itu dengan membikin imbauan.

Sekretaris Desa (Sekdes) Kradenan, Sahono, mengungkapkan pemerintah desa langsung menggelar koordinasi pascakejadian, Jumat (6/12/2024) malam. Salah satunya membuat edaran berisi imbauan.

“Tadi malam sudah koordinasi, untuk semua ketua RT/RW se-Desa Kradenan kami berikan imbauan untuk bersama-sama warga mengecek setiap instalasi tiang lampu di wilayah masing-masing dipastikan aman [tidak ada kabel yang terkelupas atau hal-hal membahayakan lainnya],” kata Sahono saat ditemui di Kradenan, Sabtu (7/12/2024).

Setelah kejadian bocah kesetrum itu, Pemdes Kradenan Klaten juga mengimbau agar anak-anak tidak bermain saat hujan. Saat terjadi hujan, Pemdes setempat mengimbau agar warga tidak memegang tiang lampu saat kondisi hujan untuk menghindari ada kebocoran aliran seperti sambungan kabel terkelupas. “Nantinya akan kami buatkan edaran,” kata Sahono.

Bocah 11 tahun itu diduga meninggal dunia setelah tersetrum listrik saat memegang tiang lampu, bukan tiang listrik, di tepi jalan kampung. Tiang lampu berbahan besi itu berada di tepi jalan kampung di dekat blumbang atau kolam. Di sebelah tiang lampu terdapat saluran air.

Peristiwa nahas itu terjadi, Jumat sore. Saat itu, Alif Nor Ihsan, 11, warga setempat bermain bersama empat temannya di bawah guyuran hujan.

Saat kejadian, air di saluran meluap hingga menggenangi jalan perkampungan termasuk tiang lampu setinggi 20 sentimeter. Anak-anak itu bermain di sekitar lokasi. Saat memegang tiang lampu, Alif tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri.

Posisinya tergeletak di bawah tiang lampu. Keempat temannya berlarian meminta bantuan ke warga sekitar. Warga bersama sukarelawan kemudian berdatangan. Namun, mereka tak bisa mendekat.

Saat seorang warga mencoba mendekati korban, ada getaran aliran listrik di genangan air pada jarak 5 meter. Warga kemudian memutus kabel listrik yang menyambung ke lampu.

Sukarelawan mendekati lagi anak tersebut yang posisinya tergeletak. Mereka langsung membawa bocah itu ke rumah sakit menggunakan ambulans. Namun, korban dinyatakan sudah meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit. Jenazah bocah yang duduk di bangku kelas VI SD itu kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Kradenan.

Sahono bersama seorang perangkat desa setempat sekaligus anggota relawan bernama Panut Wijiyanto menduga, ada aliran listrik pada tiang lampu itu lantaran ada kabel terkelupas. Ada bekas luka bakar pada salah satu kaki anak itu. “Kemarin dari keluarga menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tidak akan menuntut pihak manapun,” kata Sahono.

Sementara itu, jenazah bocah 11 tahun itu dimakamkan di makam desa setempat, Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB. Kerabat dan tetangga berdatangan serta mengantarkan jenazah bocah itu ke pemakaman. Ayah anak tersebut terlihat tegar dan ikut membantu mencangkul tanah menutup liang lahat tempat putra pertamanya dimakamkan.

Sentimen: neutral (0%)