FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gus Miftah kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah video lama yang diunggah di kanal YouTube resminya mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut, ia terlihat melontarkan pernyataan yang dianggap melecehkan Yati Pesek, seorang sinden senior, dengan menyebutnya "jelek" dan mengaitkan pernyataannya dengan istilah "lonte."

Video tersebut diunggah pertama kali pada 5 Maret 2022 di kanal Gus Miftah Official dan telah ditonton lebih dari 29 ribu kali. Namun, baru-baru ini video tersebut menyebar luas setelah dibagikan ulang oleh akun X @Ariezsetya01 pada Kamis (5/12/2024). Dalam cuplikan video, Gus Miftah tampak berbicara di hadapan Yati Pesek saat menghadiri sebuah acara wayang kulit.

"Saya bersyukur bude Yati itu jelek, makanya jadi sinden. Kalau cantik jadi lonte," ucap Gus Miftah dalam video yang kini telah ditonton lebih dari 305,6 ribu kali. Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman dari warganet yang menilai ucapan itu sangat tidak pantas, terutama kepada seorang seniman senior yang dihormati seperti Yati Pesek.

Tak hanya netizen, beberapa tokoh publik turut memberikan kritik keras terhadap pernyataan tersebut. Salah satunya adalah Yustinus Prastowo, mantan staf khusus Menteri Keuangan. "Makin yakin ini bukan soal khilaf atau biasa bercanda. Miftah ini habitnya sudah buruk, otaknya jorok, mulutnya kotor. Bu Yati Pesek ini seniwati senior yang sangat dihormati. Mosok dihina seperti ini?" tulis Yustinus di akun media sosialnya.

Komentar-komentar netizen pun banyak yang mengecam tindakan Gus Miftah. "Lebih parah dari kasus es teh ini sih. Bukan khilaf kalau gini, emang sudah adabnya," tulis seorang pengguna. "Waduh, ini ceramah atau roasting orang, kok ngejelekin Bu Yati Pesek. Bisa lapor nih karena melecehkan secara verbal," komentar netizen lainnya.

Peristiwa ini menjadi kontroversi terbaru yang melibatkan Gus Miftah setelah sebelumnya ia juga viral karena diduga mengolok-olok penjual es teh. Banyak pihak kini mempertanyakan batas antara candaan dan penghinaan, terutama saat pernyataan disampaikan di ruang publik dan disaksikan banyak orang. (erfyansyah/fajar)