Sentimen
Undefined (0%)
5 Des 2024 : 20.36
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Wonogiri

Wonogiri Selatan Rawan Banjir akibat Luweng, Bersih-bersih & EWS Jadi Prioritas

5 Des 2024 : 20.36 Views 12

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Wonogiri Selatan Rawan Banjir akibat Luweng, Bersih-bersih & EWS Jadi Prioritas

Esposin, WONOGIRI — Wilayah Wonogiri selatan rawan banjir saat musim hujan, seperti yang terjadi pada Sabtu (30/11/2024) setelah hujan selama kurang lebih enam jam. Banjir yang melanda empat wilayah kecamatan itu, antara lain disebabkan luweng yang tersumbat.

Seperti diketahui, ada ratusan luwang yang merupakan lubang seperti gua vertikal yang berfungsi sebagai saluran air yang terbentuk secara alami. Luweng banyak dijumpai di kawasan karst seperti wilayah selatan Wonogiri. 

Luweng yang tersumbat sangat rawan menyebabkan banjir karena air tak masuk ke saluran dalam tanah, sehingga pembersihan luweng secara rutin terutama sebelum musim hujan harus menjadi prioritas. Selain itu juga pemasangan early warning system (EWS) menjadi kebutuhan untuk mitigasi.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan potensi kejadian bencana banjir di wilayah Wonogiri selatan seperti Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, dan sekitarnya tinggi saat musim hujan.

Hal ini seperti yang terjadi pada Sabtu (30/11/2024) lalu, sejumlah wilayah di kecamatan tersebut terendam banjir akibat luweng yang tersumbat dan air sungai yang meluap dipicu hujan lebat dengan durasi panjang.

Menurut Trias, banjir di Wonogiri banyak yang terjadi karena luweng tersumbat, tingginya sedimentasi sehingga tampungan air sungai berkurang, dan longsor yang menutupi saluran air.

Pemicu banjir itu bisa dimitigasi dengan cara pembersihan sampah atau material lain yang menutupi luweng. Pembersihan itu idealnya dilakukan menjelang musim hujan.

Normalisasi sungai dengan mengeruk sedimentasi juga perlu dilakukan. Dengan begitu, volume air yang bisa ditampung di aliran sungai lebih banyak dan tidak meluap ke daratan. 

“Reboisasi serentak di pegunungan atas sungai harus dilakukan untuk mencegah sedimentasi juga. Ini sudah dilakukan,tetapi belum maksimal. Penanaman pohon ini juga bisa jadi cara mitigasi bencana tanah longsor,” kata Trias saat dihubungi Espos, Kamis (5/12/2024).

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Wonogiri, Sri Maryati, menerangkan bencana hidrometeorologi lain yang perlu diwaspadai di Wonogiri adalah angin kencang. Hampir semua wilayah di Wonogiri rawan terjadi angin kencang baik di daerah pegunungan atau dataran landai. 

Pada 2023, BPBD Wonogiri mencatat ada 13 kasus angin kencang yang cukup besar tersebar di sejumlah Kecamatan antara lain Selogiri, Tirtomoyo, Girimarto, dan Paranggupito. Secara topografi empat kecamatan itu berbeda. Hal ini membuktikan angin kencang bisa terjadi di semua wilayah di Wonogiri.

Menurut dia, masyarakat harus peka terhadap bencana ini. Sebab daya rusak angin kencang ini tinggi dan bisa menimpa banyak rumah dalam sekali kejadian. Mitigasi bencana yang perlu dilakukan antara lain memangkas cabang pohon yang sudah terlalu besar di dekat rumah, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya. Bila ada pohon yang dinilai membahayakan bila perlu ditebang.

”Banjir masih menjadi bencana yang rawan di Wonogiri selatan. Tetapi kini masyarakat sudah sadar untuk mengecek dan membersihkan luweng agar tidak tersumbat. Alat EWS [early warning system] banjir di wilayah Wonogiri selatan memang belum ada. EWS banjir baru dipasang di beberapa lokasi pinggir sungai,” ujar dia.

Sentimen: neutral (0%)