Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali, Gunung
Dinkes Boyolali Temukan 149 Penderita Baru HIV/AIDS selama 2024
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Dinkes Boyolali Temukan 149 Penderita Baru HIV/AIDS selama 2024](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2021/03/Ilustrasi-HIV-AIDS.jpg?quality=60)
Esposin, BOYOLALI – Selama periode Januari-Oktober 2024, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali bertambah 149 kasus.
Para penderita baru HIV/AIDS tersebut terdiri atas 97 laki-laki dan 52 perempuan.
Temuan itu disampaikan Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti kepada Espos yang menemuinya, Kamis (5/12/2024).
Bagi Puji Astuti, adanya temuan baru itu justru menguntungkan pihaknya karena memudahkan untuk penanganannya.
“Dapat temuan kasus baru itu enggak masalah karena lebih baik tahu sekarang daripada tidak. HIV/AIDS kan seperti mekanisme gunung es, kelihatan sedikit di permukaan tapi di bawahnya kan masih banyak,” kata dia.
Puji mengatakan Dinkes Boyolali menggandeng pihak swasta, komunitas, hingga KDS Merbabu untuk terus merangkul ODHA yang aktif berobat maupun putus obat.
KDS Merbabu selama ini menjadi pendamping pengobatan bagi para ODHA. KDS Merbabu beranggotakan orang dan anak dengan HIV/AIDS (ODHA dan ADHA) dari seluruh wilayah Boyolali.
Ia berharap melalui tangan mereka dapat menjadi jembatan ketika ada informasi yang harus disampaikan.
Puji mengatakan tantangan yang dihadapi yaitu pasien ODHA memiliki rasa bosan berobat. Bahkan, ada rasa malu untuk datang berobat sehingga akhirnya putus obat.
“Kami berikan pengertian bahkan HIV tidak akan menjadi AIDS kalau konsumsi obat antivirusnya rutin dan tepat. Harapannya tidak jatuh menjadi AIDS karena sudah penurunan imunitas sehingga gampang sakit,” kata dia.
Ia mengakui masyarakat masih menganggap HIV/AIDS sebagai aib sehingga ODHA belum berani seterbuka ketika sakit yang lain.
Hal tersebut karena masyarakat masih ada yang berpikir orang terkena HIV/AIDS pasti memiliki latar belakang yang buruk.
Padahal, jelas Puji, ada ibu rumah tangga yang baik di rumah tapi ditularkan suami yang melakukan seks bebas.
Pemkab Boyolali melalui Dinkes kemudian mengadakan program screening HIV/AIDS hingga sipilis bagi semua ibu hamil di Boyolali.
Ia berharap hal tersebut disusul kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya sendiri ketika memiliki risiko HIV/AIDS.
“Klinik VCT di faskes kami itu juga dibuat berbeda antara pintu masuk dan pintu keluar. Untuk melindungi privasi. Bahkan, data mereka nama siapa, itu saya tidak tahu,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Merbabu menyebut masih banyak orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Boyolali yang enggan berobat kendati tes dan obatnya gratis.
Alasan malas berobat karena merasa sehat serta enggan menerima kenyataan sebagai ODHA.
KDS Merbabu selama ini menjadi pendamping pengobatan bagi para ODHA. KDS Merbabu beranggotakan orang dan anak dengan HIV/AIDS (ODHA dan ADHA) dari seluruh wilayah Boyolali.
Ketua KDS Merbabu, Y, menyampaikan masih ada mindset ODHA yang tidak mau pengobatan antiretroviral (ARV).
Padahal, kata Y, bagi ODHA meminum obat adalah keharusan setiap hari sepanjang hayat.
“Istilahnya ada orang yang denial ya seperti itu, jadi kesehatannya tidak bisa terjaga. Banyak juga yang sejak tahun kemarin [2023] enggak mau pengobatan, kami akhirnya visit ke rumahnya untuk diberi edukasi tapi tetap enggak mau,” kata dia saat berbincang dengan Espos.id di sela-sela hari peringatan Hari Aids Sedunia 2024 di Hotel Al Azhar Azhima, Ngemplak, Kamis (5/12/2024).
Y mengatakan, biasanya mereka baru mau ke rumah sakit setelah kondisi kesehatan menurun.
Menurutnya, yang membuat sebagian ODHA enggan berobat karena mereka belum bisa menerima keadaan.
Selain itu, keengganan berobat ODHA juga karena merasa masih sehat.
Padahal, ia mengatakan virus yang menyerang bagian tubuh mana tidak bakal tahu.
Pria 44 tahun tersebut menyampaikan minum obat satu atau dua kali sehari sepanjang hayat memang menimbulkan kejenuhan bagi para penderita HIV/AIDS.
“Akan tetapi itu kembali ke mindset, kalau mau sehat ya harus semangat minum obat terus. Kalau mindset-nya malas-malasan, ya sudah seperti itu,” kata dia.
Sentimen: neutral (0%)