Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Seoul
Kasus: korupsi
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Presiden Korsel Terancam Dimakzulkan Setelah Deklarasi Darurat Militer
abadikini.com Jenis Media: News
Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menghadapi ancaman pemakzulan setelah langkah kontroversialnya mendeklarasikan darurat militer pada Selasa (3/12/2024) pukul 23.00 waktu setempat, yang kemudian dicabut hanya enam jam kemudian pada Rabu (4/12/2024). Keputusan mendadak ini memicu kecaman luas, baik dari publik maupun parlemen.
Deklarasi darurat militer tersebut disampaikan langsung oleh Yoon melalui siaran televisi. Ia berdalih langkah ini diambil untuk menghadapi ancaman anti-negara yang diduga berasal dari Korea Utara. Namun, kebijakan itu justru menuai protes besar-besaran, dengan massa menuduhnya memiliki ambisi kediktatoran militer.
Ketegangan meningkat ketika Majelis Nasional Korea Selatan, yang mayoritas dikuasai oposisi, bersidang untuk menolak deklarasi tersebut. Dalam situasi yang kacau, beberapa anggota parlemen oposisi bahkan terpaksa memanjat jendela untuk masuk ke ruang pemungutan suara. Hasilnya, sebanyak 190 dari total 300 anggota parlemen menentang langkah Yoon, memaksanya mencabut status darurat militer.
Krisis Dukungan dan Tekanan Politik
Kebijakan ini semakin memperburuk posisi Yoon, yang sebelumnya telah kehilangan dukungan publik. Survei terbaru menunjukkan tingkat dukungan Yoon merosot drastis ke angka 17 persen. Situasi diperburuk dengan berbagai skandal yang menjeratnya, termasuk dugaan korupsi yang melibatkan Ibu Negara Kim Keon Hee.
Tekanan dari oposisi kini berujung pada pengajuan pemakzulan resmi terhadap Yoon oleh Partai Demokrat, partai oposisi utama. Gelombang protes juga meluas, termasuk dari Konfederasi Serikat Buruh Korea yang mengumumkan pemogokan umum tanpa batas waktu hingga Yoon mengundurkan diri.
Selain itu, pada Rabu pagi, sejumlah pejabat senior Kepresidenan mengundurkan diri secara massal. Pengunduran diri tersebut telah disetujui dalam rapat kabinet yang dipimpin Kepala Staf Chung Jin Suk.
Reaksi Masyarakat
Meski langkah darurat militer telah dicabut, masyarakat Seoul sempat dikejutkan oleh situasi tersebut. Warga Seoul, Gang He-Soo (50), mengaku terbangun di tengah malam karena berita itu. “Awalnya, saya takut dan bingung. Apakah ini benar-benar terjadi di era ini? Saya tidak bisa tidur sampai darurat militer dicabut,” ujarnya.
Namun, kehidupan di ibu kota Seoul, kota berpenduduk 9 juta orang, tetap berjalan normal pada hari Rabu. Lalu lintas di pagi hari dan aktivitas bisnis berjalan seperti biasa, meskipun perasaan tidak tenang masih dirasakan oleh banyak warga.
Langkah Yoon yang drastis ini menjadi momen krusial bagi kepemimpinannya. Dengan tekanan yang semakin besar dari parlemen, publik, dan serikat buruh, nasib Presiden Korea Selatan ini kini berada di ujung tanduk.
Sentimen: negatif (100%)