Sentimen
Negatif (64%)
4 Des 2024 : 21.22
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Melasma Tidak Berbahaya, Bintik-Bintik Hitam pada Kulit Wajah Ini Disebabkan Melanin Berlebih

4 Des 2024 : 21.22 Views 15

Voi.id Voi.id Jenis Media: News

Melasma Tidak Berbahaya, Bintik-Bintik Hitam pada Kulit Wajah Ini Disebabkan Melanin Berlebih

YOGYAKARTA – Munculnya bintik-bintik hitam pada kulit wajah, seringkali dipahami sebagai tanda-tanda penuaan. Salah satu faktor risiko kondisi yang secara medis disebut melasma ini, memang faktor usia. Tetapi sejumlah faktor lain turut serta membuat kulit wajah tak sama warnanya. Untuk itu, kenali penjelasan lengkap mengenai melasma yang kerap dianggap mengganggu penampilan ini.

Penyebab melasma atau bintik hitam pada kulit wajah

Melasma terjadi ketika melanin berlebih di area kulit tertentu. Melanin adalah zat pemberi warna pada kulit, mata, dan rambut. Orang dengan kulit berwarna gelap, memiliki melanin lebih banyak daripada warna kulit cerah.

Melanin diproduksi melanosit, tetapi karena banyak alasan sel-sel kulit memproduksi melanin lebih banyak pada satu area dibanding area lainnya. Sehingga normal bila muncul bintik-bintik hitam pada kulit wajah. Terutama pada bagian pipi, hidung, dan dahi. Faktor risiko yang membuat seseorang rentan memiliki melasma, karena berikut ini:

1. Warna kulit sawo matang atau lebih gelap

Warna kulit sawo matang atau kecokelatan yang mayoritas dimiliki orang Indonesia, berpeluang lebih tinggi mengalami melasma dibandingkan mereka yang memiliki warna kulit sangat terang atau sangat gelap.

Ilustrasi bintik-bintik hitam pada kulit wajah atau melasma berpeluang dialami warna kulit sawo matang atau kecokelatan (Freepik) 2. Hormon

Perkembangan melasma dikaitkan dengan peningkatan hormon estrogen. Hal ini menjelaskan mengapa melasma lebih umum dialami wanita daripada pria. Namun pria juga bisa mengalami, terutama jika diturunkan secara genetik. Masalah tiroid juga memengaruhi hormon. Jadi mereka yang mengalami masalah pada tiroid berkemungkinan lebih tinggi mengalami melasma.

3. Kehamilan

Melasma juga disebut sebagai mask of pregnancy atau “topeng kehamilan”. Meski sebutan ini terasa bias, tetapi ini menandai kondisi biologis. Yang mana terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesterone selama kehamilan sehingga memicu melasma pada sebagian ibu hamil.

4. Paparan sinar matahari

Faktor pemicu besar lainnya saat melasma muncul pada kulit wajah, karena paparan sinar matahari berlebihan atau tanpa perlindungan, baik dari sunscreen dengan SPF minimal 30 atau perlindungan fisik lainnya. Faktanya, melasma terlihat lebih jelas selama bulan-bulan musim panas yang cerah dan sedikit memudar selama musim dingin. Ini karena sinar ultraviolet matahari merangsang melanosit untuk menghasilkan lebih banyak melanin.

Ilustrasi cara mencegah dan merawat kulit wajah dengan bintik-bintik hitam atau melasma (Freepik/lookstudio) 5. Genetika

Melasma juga bisa diturunkan secara genetik. Sebagian besar orang dengan melasma, juga memiliki kerabat yang mengalami masalah yang sama.

6. Memakai produk kosmetik atau obat-obatan tertentu

Obat-obatan tertentu yang meningkatkan risiko melasma, antara lain pil KB, terapi hormon, obat antikejang, dan tetrasiklin. Selain itu, produk kosmetik apa pun yang membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari dapat meningkatkan risiko mengalami melasma.

7. Penuaan

Melasma juga disebut sebagai bintik penuaan, atau bintik matahari. Karena istilah ini secara teknis menandai terjadi hiperpigmentasi pada area tertentu kulit.

Diagnosis melasma, dilakukan dengan pemeriksaan visual. Tetapi sangat jarang dilakukan kecuali seseorang merasa terganggun penampilannya karena melasma. Ini karena melasma memang tidak berbahaya, hanya saja bisa memengaruhi penampilan dan kepercayaan diri. Melasma tidak menular. Dalam beberapa kasus, bintik-bintik hitam pada wajah ini akan memudar dengan sendirinya. Misalnya karena faktor risiko yang dialami pada wanita hamil. Setelah kadar hormon setelah melahirkan seimbang kembali, melasma akan hilang dengan sendirinya.

Cara merawat kulit dengan melasma

Produk perawatan kulit topikal, bisa mengendalikan melasma. Tetapi jika berhenti memakainya, melasma akan muncul kembali jadi harus melakukan perawatan jangka panjang. Itu artinya, perlu konsultasi ke dokter kulit untuk mengatasi keluhan melasma pada kulit Anda.

Obat topikal dengan resep dokter, kerap diandalkan untuk merawat kulit dengan melasma. Melansir VeryfrewellHealth, Rabu, 4 Desember, umumnya skincare tersebut mengandung hidrokuinon yang dikombinasikan dengan asam kojic, kortikosteroid topikal, asam azelaic, dan tertinoin.

Banyak pula produk skincare yang dijual bebas untuk menyamarkan bintik-bintik hitam pada kulit wajah. Termasuk yang mengandung asam glikolat, ekstrak akar manis, vitamin C atau asam L-askorbat. Ada pula yang memilih perawatan di klinik kecantikan dengan mikrodermabrasi, pengelupasan kimia, hingga perawatan laser.

Cara pencegahan melasma

Apapun perawatan untuk melasma pada kulit, kuncinya adalah konsisten. Termasuk konsisten melakukan pencegahan dengan melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Misalnya dengan memakai sunscreen dengan SPF 30+. Perlu dilakukan juga perawatan lain dengan lembut, baik bahan formula dalam skincare maupun tidak menggosok kulit.

Sentimen: negatif (64%)