Sentimen
Undefined (0%)
2 Des 2024 : 18.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang, Sragen

Kasus: HAM, penembakan, Tawuran

Fakta-fakta Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang Versi Keluarga Korban

2 Des 2024 : 18.02 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Fakta-fakta Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang Versi Keluarga Korban

Esposin, SEMARANG – Kasus siswa SMKN 4 Kota Semarang inisial GRO yang meninggal dunia ditembak polisi Minggu (24/11/2024) kini jadi sorotan publik.

Komnas HAM hingga Kompolnas menerjunkan tim untuk menelusuri fakta-fakta yang penyebab peristiwa penembakan masih simpang siur.

Berdasarkan hasil wawancara Espos dengan salah satu kerabat keluarga korban yang minta identitasnya disembunyikan.

Berikut ini deretan fakta-fakta menarik peristiwa penembakan di Jalan Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang versi keluarga korban.

1. Pamit Latihan Silat

Pada Sabtu (23/11/2024) selepas magrib, GRO berpamitan ke neneknya untuk latihan silat di daerah Semarang Barat. Selain paskibraka, siswa jurusan Teknik Mesin tersebut dalam satu bulan terakhir ini rutin mengikuti latihan silat seminggu sekali.

Keluarga sempat cemas karena malam itu GRO telat pulang ke rumah. Ayah korban mengirim pesan dan mendapat balasan kalau GRO sedang makan bersama teman-temannya. Tapi selepas jam 23.00 WIB, GRO sulit dihubungi oleh keluarga.

2. Tidak Diberitahu Ditembak Polisi

Keesokan harinya, keluarga dikejutkan dengan kabar meninggalnya GRO yang sudah terbaring di RSUP Dr. Kariadi. Keluarga mulanya hanya diberitahu oleh kepolisian terkait kematian GRO karena korban tawuran bukan ditembak polisi.

Polisi kemudian mengubah keterangan dan memberitahu keluarga bahwa GRO meninggal karena ditembak polisi setelah melakukan perlawanan ketika korban terlibat tawuran. Polisi menuduh korban membawa senja tajam dan membahayakan Aipda Robig Zainudin yang hendak melerai aksi tawuran antar kelompok gangster Seroja dan Pojok Tanggul.

Keluarga sempat berupaya mencari informasi terkait peristiwa penembakan tersebut ke dua korban yang selamat yakni AD dan SA. Namun keluarga mendapat informasi dari ayah SA bahwa anaknya justru menjadi korban begal.

Sementara keluarga AD memilih menutup diri dan tidak memberikan informasi sedikit pun terkait peristiwa penembakan tersebut.

3. Jenazah Dibawa ke Sragen

Keluarga baru mendapati informasi mengenai keberadaan korban sekitar pukul 12.30 WIB. Keluarga juga sempat mendengar informasi dari tetangga bahwa ada seorang anggota polisi yang sejak pagi mencari alamat korban.

Setelah mengurus proses administrasi di RSUP Dr Kariadi, keluarga lalu membawa jenazah korban ke rumah neneknya di Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat sebelum diantarkan rumah orang tuanya di Sragen untuk dikebumikan.

Pada saat pengantaran jenazah ke rumah duka, keluarga tidak diberi kesempatan untuk melihat jenazah korban secara utuh terutama bagian tubuh yang terkena luka tembak. Keluarga hanya diperlihatkan bagian wajah korbannya saja.

4. Diduga Ada Intervensi Polisi

Kasus siswa SMKN 4 Kota Semarang ditembak polisi hendak ditutup rapat agar tidak muncul ke publik. Keluarga bahkan mengaku sehari pasca-kejadian ada upaya intervensi dari wartawan hingga kepolisian yang mendatangi rumah duka agar mereka membuat pernyataan telah mengikhlaskan kepergian almarhum GRO.

Namun, keluarga menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Keluarga masih tidak terima tuduhan polisi yang sangat bertolak belakang dengan kepribadian korban.

5. Bantah Korban Anggota Gangster

Keluarga kini telah memegang bukti rekaman CCTV peristiwa penembakan di depan mini market. Bukti video ini sebagai alat bukti keluarga untuk membantah bahwa korban bukan pelaku tawuran atau gangster.

Bahkan dalam video berdurasi 41 detik tersebut tidak nampak anggota polisi diserang gangster atau pelaku tawuran. Malah anggota polisi diduga Aipda Robig Zainudin terekam sedang menunggu di tepi jalan lalu menembaki beberapa pengendara sepeda motor yang melintas di Jalan Candi Penataran Raya.

Dalam video CCTV tersebut juga tidak nampak pengendara sepeda motor membawa senjata tajam. Keluarga masih mencari bukti-bukti video lainnya untuk memperkuat bantahan polisi kepada korban.

6. Lapor ke Polda

Demi mengusut peristiwa penembakan yang penyebabnya masih simpang siur. Keluarga akhirnya membuat laporan polisi ke Polda Jawa Tengah pada Selasa (26/11/2024). Mereka juga telah menyiapkan kuasa hukum untuk mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

Keluarga berharap pelaku penembakan GRO tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu selain dijatuhi sanksi etik juga dipidana. Dia juga menuntut kepolisian untuk memulihkan nama baik korban yang dituduh anggota gangster.

Sentimen: neutral (0%)