Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Institusi: Universitas Diponegoro
Kab/Kota: Banyumas, Brebes, Purwokerto, Semarang, Sukoharjo
Tokoh Terkait
Paramitha Widya Kusuma
Kotak Kosong Banyumas dan Brebes 40%, Pengamat: Kualitas Calon Dipertanyakan
Espos.id Jenis Media: Jateng
Esposin, SEMARANG – Hasil sementara real count Pilkada Serentak 2024 di Jawa Tengah (Jateng) menunjukkan persaingan yang cukup mengejutkan di tiga daerah dengan calon tunggal, yakni Banyumas, Brebes dan Sukoharjo. Bahkan, di Banyumas dan Brebes, kotak kosong bisa meraih suara signifikan hingga menyentuh angka 40%.
Informasi yang dihimpun Espos, di Desk Pilkada Banyumas, kotak kosong memperoleh memperoleh 40,79% suara atau sekitar 371.351 suara dari lawannya, yakni pasangan calon tunggal Sadewo Tri Lastiono-Dwi Asih Lintarti yang unggul dengan 59,21% suara atau 539.098 suara.
Sementara di Kabupaten Brebes, kotak kosong meraih 40,40% suara atau 339.618 suara dari lawannya, yakni pasangan calon tunggal Paramitha Widya Kusuma-Wuria, yang unggul dengan 59,60% suara atau 501.029 suara.
Pengamat Politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wahid Abdulrahman, menilai secara kuantitas, pasangan calon tunggal di Banyumas dan Brebes terbilang unggul atau jadi pemenang. Namun, secara kualitatif menjadi persoalan legitimasi politik yang tak terhindarkan.
“Karena tidak hanya kemudian presentasi kotak kosong tinggi, tapi juga tingkat partisipasi yang lebih rendah. Maka secara kuantitas oke lah, pemenang. Tapi kualitatif, menunjukkan legitimasi politik yang dipertanyakan,” nilai Wahid kepada Espos, Senin (2/12/2024).
Wahid melanjutkan, masyarakat yang melek akan persoalan daerah lebih cenderung memilih kotak kosong saat coblosan berlangsung pada Rabu, 27 November 2024.
Oleh karena itu, menurutnya, terjadi beberapa kemenangan kotak kosong di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Banyumas maupun Brebes.
“Wilayah perkotaan di beberapa kecamatan di Purwokerto misalnya, itu ada yang menang kotak kosong. Berarti ada elemen presentase cukup besar terhadap kandidat calon tunggal itu, bentuk protes tidak sukaan masyarakat terhadap calon tunggal yang ada,” sambungnya.
Seharusnya, imbuh Wahid, calon tunggal yang melawan kotak kosong di Banyumas dan Brebes bisa meraup suara minimal 90% di Pilkada 2024 ini. Sehingga, secara kualitatif atau legitimasi politik, calon-calon tunggal tersebut memiliki gambaran representasi baik di tengah masyarakat.
“Kalau yakin baik dan bisa memberikan kinerja bagus seharusnya mampu 90%. Tapi ini malah 40% lebih kotak kosong, maka sebenarnya masyarakat tak cocok dengan kandidat ini. Ini juga bakal jadi tantangan besar bagi calon tunggal yang menang, mereka harus mampu berikan movement atau menyakinkan pemilih legitimasi ini dalam kurun waktu 2 atau 3 tahun ke depan,” imbuhnya.
Sentimen: neutral (0%)