Akademisi: Pemerintah Harus Pikirkan Nasib Pramudi jika BST Solo Dikurangi
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SOLO -- Dosen Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Budi Yulianto, mengingatkan sejumlah dampak yang timbul jika layanan bus Batik Solo Trans (BST) dikurangi dari semua enam koridor menjadi dua koridor saja. Salah satu dampak yang mungkin timbul adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) pramudi atau driver.
“Ini menjadi hal yang harus pahami pemerintah ke depannya dengan pengurangan [koridor] akan berdampak sosial bagi pramudi. Feeder BST 208 orang, BST 250 orang, kalau PHK banyak berdampak pada ekonomi masyarakat,” jelas dia kepada Espos, Minggu (1/12/2024) sore.
Menurut dia, kebijakan yang diambil pemerintah harus konsisten. Yang menjadi persoalan, para pemimpin di pemerintah pusat kerap berganti dalam kurun waktu satu tahun atau kurang. Kebijakan antarpemimpin kerap tidak konsisten. Seharusnya para pemimpin melanjutkan visi pelayanan transportasi publik.
“Untuk Solo saya berharap kepemimpinan Wali Kota Solo berikutnya komitmennya sama. Solo ini angkutan umumnya menurut saya bagus dibandingkan daerah lain. Cuma dalam pendanaan relatif kecil. Kalau relatif kecil butuh evaluasi lagi, apakah konsepnya bukan lagi buy the service atau yang lainnya,” jelas dia.
Menurut dia, butuh kolaborasi antara pemerintah pusat, Pemkot Solo, dan operator dalam memberikan layanan transportasi publik melalui BST maupun feeder BST. Operator harus memberikan upaya lebih untuk kinerja layanan BST semakin baik.
“Operator jangan hanya minta saja namun mereka harus melakukan upaya dong. Karena dengan buy the service sekarang ini mereka mendapatkan dana untuk menjalankan. Mereka tidak wajib menambah penumpang dan sebagainya,” papar dia.
Dia mengatakan konsep angkutan umum berkaitan dengan semua pemangku kepentingan. Tidak ada paksaan orang naik angkutan umum sekarang ini. Jika tidak ada manajemen parkir, tarif parkir tergolong murah, orang lebih suka dengan kendaraan pribadi.
“Kembali lagi pemerintah ingin apa, masyarakat ingin apa, kalau tidak mau macet, ayo bangun angkutan umum. Yang penting komitmen pemangku kebijakan harus sama,” ujar dia.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menjalankan layanan angkutan massal perkotaan berbasis jalan dengan skema pembelian layanan atau buy the service di 10 kota sejak 2020.
Di Solo, layanan Teman Bus meliputi BST dan feeder BST. BST melayani enam koridor. Feeder BST melayani enam koridor. Tarif BST maupun feeder di Solo Rp3.700. Khusus penumpang pelajar, mahasiswa, dan orang lanjut usia Rp2.000.
Pada pertengahan tahun ini, Kemenhub berencana menyetop subsidi untuk layanan angkutan umum menggunakan moda bus dengan skema buy the service pada 2025. Pemkot Solo merespons dengan melakukan lobi ke Kemenhub.
Hasilnya, Kemenhub memperpanjang pembiayaan operasional BST namun hanya dua koridor, yakni koridor 2 dan 5. Kini Pemkot Solo melakukan lobi lagi untuk minta tambahan supaya enam koridor BST yang beroperasi sekarang tetap berjalan sama pada 2025.
Sentimen: neutral (0%)