Sentimen
Undefined (0%)
1 Des 2024 : 21.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kasus: penembakan, Tawuran

Saksi Kunci Kasus Penembakan Sulit Ditemui, Keluarga Berharap Sekolah Mau Bantu

1 Des 2024 : 21.33 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Saksi Kunci Kasus Penembakan Sulit Ditemui, Keluarga Berharap Sekolah Mau Bantu

Esposin, SEMARANG – Saksi kunci atau dua korban yang selamat dari peristiwa penembakan yang dilakukan anggota Polrestabes Semarang pada Minggu (24/11/2024) sulit ditemui oleh keluarga korban penembakan yang meninggal. Padahal mereka bisa mengungkap fakta yang terjadi dalam peristiwa di Jalan Candi Penataran, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Kepada Espos.id, salah satu kerabat korban telah berupaya mencari keterangan terkait peristiwa penembakan yang menewaskan siswa SMKN 4 Kota Semarang inisial GRO ke dua korban yang selamat. Diketahui akibat insiden tersebut, AD dan SA selaku teman GRO mengalami luka tembak.

Namun, dia heran di sekitar rumah SA terdapat dua orang yang mengaku dari Komando Distrik Militer (Kodim). Kemudian keluarga SA juga tidak menggubris kedatangan keluarga korban.

“Sampai sekarang kami tidak bisa menemui [SA], padahal informasi pastinya yang tahu itu saksi yang bersama korban. Saya menduga saksi [SA] sudah diintervensi oleh aparat,” ujar seorang kerabat korban yang enggan disebutkan namanya.

Selain SA, keluarga korban juga sudah berusaha maksimal dengan mencari keterangan penyebab dan kronologi kasus penembakan ke AD. Namun pihak keluarga tidak mendapatkan informasi yang diharapkan karena yang bersangkutan memilih bungkam.

“Iya, SA dan AD nggak ada yang ngasih informasi ke keluarga. Cuma ayah SA sempat menjawab kalau anaknya korban begal dan dirawat di rumah sakit yang berbeda dengan korban [GRO],” ujarnya.

Keluarga korban lantas berharap pihak sekolah mau membantu menggali keterangan ke dua korban yang selamat. Kasus penembakan yang penyebabnya masih simpang siur ini bakal terungkap ketika dua saksi kunci menyampaikan dengan jujur tanpa intervensi polisi.

“Seharusnya sekolah menemui dan bujuk SA dan AD. Karena yang lebih tahu keseharian mereka ya pihak sekolah,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Kepala SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, membeberkan kondisi SA dan AD yang merupakan saksi kunci insiden peristiwa penembakan mulai pulih secara fisik, namun membutuhkan pemulihan psikologis yang lebih panjang.

Meski pihak sekolah sudah menemui kedua saksi kunci tersebut. Namun, Agus enggan memberikan komentar terkait tuduhan keterlibatan siswanya dalam aksi tawuran. Mereka hanya berfokus mendampingi korban selamat untuk memastikan mereka bisa kembali beraktivitas normal, baik secara fisik maupun psikologis.

“Secara fisik, kondisi AD dan SA sudah membaik. Tapi, dari sisi psikologi, mereka masih trauma. Guru-guru sudah mengunjungi rumah mereka untuk memantau kesehatan dan memberikan dukungan. Kami akan terus mendampingi mereka selama masa pemulihan,” ungkap Agus.

Sentimen: neutral (0%)