Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Sragen
Kasus: penembakan
Harapan dan Tuntutan Keluarga Siswa SMKN 4 Semarang Korban Penembakan Polisi
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SRAGEN--Keluarga siswa SMKN 4 Semarang, GRO, yang menjadi korban penembakan memiliki sejumlah harapan dan tuntutan atas kasus ini. Pihak keluarga mengikuti proses ekshumasi yang dilakukan Tim Forensik Polda Jateng, Jumat (29/11/2024).
Keluarga berharap hasil autopsi dalam ekshumasi itu dapat disampaikan ke keluarga dan bisa menguak bukti baru atas penyebab meninggalnya GRO. Keluarga meminta pelaku penembakan itu dihukum seberat-beratnya dan dipecat dari polisi. Keluarga berharap Kapoltabes Semarang dipindahtugaskan.
Tuntutan itu diungkapkan perwakilan keluarga siswa SMKN 4 Semarang korban penembakan, Diyah Pitasari, 46, kepada wartawan seusai ekshumasi di Tempat Permakaman Umum (TPU) Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Jumat sore. Diyah yang masih budhe korban berharap kasus penembakan yang menimpa keponakannya itu segera terkuak.
Dia percaya kepada Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng dalam penanganan kasus itu. Dia mendengarkan sendiri komitmen yang dilakukan Direktur Ditreskrimum Polda Jateng Kombes Pol. Dwi Subagio.
"Dalam kasus ini tidak ada yang ditutup-tutupi dan dilakukan secara transparan. Besok harapannya hasil autopsi jenazah dapat diberitahukan ke keluarga korban. Pembunuh ya segera mendapat hukuman, target kami pelaku dihukum seberat-beratnya dan dipecat. Kapoltabesnya semoga dipindahtugaskan karena dia hanya melindungi anggotanya tanpa pembuktian lebih dulu," jelas Diyah.
Dia berpendapat dalam penanganan perkara seakan-akan anggotanya benar. Dia menyatakan mestinya dilakukan pembuktian dulu, tanpa pembuktian maka sudah menzalimi orang lain. Dia mengatakan olah perkara dan visum saja belum dilakukan kok berani membuat pernyataan.
"Kami dari keluarga melawan. Yang berbuat harus bertanggung jawab," ujarnya.
Dia tidak terima bila GRO dituding seperti gangster karena tidak sesuai dengan karakternya. Dia berkisah awalnya keluarga ikhlas dan tidak ingin dipanjang-panjangkan tetapi beritanya semakin ke sini kok seakan-akan menyudutkan GRO sehingga keluarga tidak terima.
Selain mengungkapkan tentang harapan dan tuntutan, dia juga menyatakan keluarga berjuang mengembalikan nama baik GRO siswa SMKN 4 Semarang yang jadi korban penembakan.
"Malam itu Gamma pamit sama Utinya keluar bersama teman-teman sesama paskibra. Kalau malam Minggu biasanya ikut pencak silat. Jadi Gamma keluar rumah pukul 19.30 WIB setelah Salat Isya. Pukul 23.00 WIB masih dihubungi ayahnya diminta pulang. Gamma bilang masih makan sama temannya. Kemudian pukul 23.30 WIB itu masih voice note. Setelah itu dihubungi sudah tidak nyambung. Keluarga mencari dengan menanyakan ke teman-temannya tetapi tidak menemukan," ujarnya.
Kemudian pada Subuh, kata dia, ada cerita tetangga ada anggota polisi mencari-cari korban tetapi tetangga tidak hafal namanya. Kemudian pada pukul 08.00 WIB, jelas dia, ada tetangga yang cerita ada anggota polisi mencari alamat korban dan diberitahu.
"Pagi itu keluarga belum tahu kabar Gamma. Kami baru mengetahui kabar Gamma pada pukul 12.27 WIB sudah di RSUP dr. Kariadi. Saat itu kondisi Gamma sudah meninggal dunia dan sudah dikafani," ujar Diyah.
Sentimen: neutral (0%)