Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Boyolali, Solo
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pengamat Politik UNS Sebut Pilkada 2024 di Soloraya Jadi Ujian Berat bagi PDIP
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SOLO — Pengamat Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS Solo, Andre Noevi Rahmanto, mengatakan hasil Pilkada 2024 kabupaten/kota di Soloraya menjadi ujian berat bagi PDIP. Di beberapa daerah yang sebelumnya merupakan kantong-kantong suara PDIP seperti Solo dan Boyolali, calon kepala daerah yang diusung harus menelan kekalahan.
“Ini ujian berat bagi PDIP, meskipun masih cukup besar perolehannya dalam suara legislatif, tapi tetap ada tren penurunan di sana,” kata dia ketika dihubungi Espos, Kamis (28/11/2024).
Dia mengatakan ujian berat itu bisa dilihat ketika pasangan calon (paslon) yang didukung kekuatan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Soloraya relatif berhasil mendominasi perolehan suara. “Secara umum menunjukkan tren seperti itu [dominasi KIM Plus],” kata dia.
Dia mengatakan kegagalan PDIP di beberapa daerah mengulang kegagalan pada Pilpres 2024 lalu. “PDIP kembali gagal di daerah yang selama ini menjadi basis, termasuk di Kota Solo dan Jawa Tengah secara umum,” kata dia.
Andre melanjutkan perolehan ini juga menunjukkan PDIP belum mampu mengubah konstelasi politik pada Pilpres 2024 lalu. Dia mengatakan pemilih masih dalam situasi psikologis yang sama dengan Pilpres tersebut. “Pemilihan masih konsisten dengan pilihan pada pilpres yang lalu,” kata dia.
Dia mengatakan hasil hitung cepat atau hitung sementara dari berbagai lembaga tidak akan berbeda jauh dengan hasil rekapitulasi resmi oleh KPU.
Hal senada disampaikan pengamat politik dari UNS Solo, Agus Riewanto. Agus mengatakan pola Pilkada 2024 ini mirip dengan Pilpres 2024. Dia mengatakan pemenang Pilkada Solo 2024 tidak lepas dari endorsement politik tokoh center seperti Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu secara spesifik, pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo nomor urut 2 di Pilkada Solo, Respati Ardi-Astrid Widayani, berhasil unggul lantaran mampu menarik pemilih muda di Kota Solo.
“Kedua, faktor pandai mengambil sisi positif dari keinginan publik, terutama pemilih Solo. Karena pemilih Solo itu kan mayoritas Generasi Z dan Milenial, yang mana ini seusia mereka,” kata dia.
Dia mengatakan Respati-Astrid juga mempu memanfaatkan media sosial dengan baik sehingga berhasil menjangkau pemilih muda. Dia mengatakan kemampuan keduanya srawung dengan pemilih muda ternyata berhasil.
Lalu faktor lain adalah perubahan selera masyarakat. Menurutnya, masyarakat ingin ada perubahan di Solo, juga Jawa Tengah. Dia mengatakan ini sudah tampak sejak Pilpres lalu, bahwa publik ingin sosok baru atau calon dari non-PDIP.
“Ini terkait dengan Solo dan Jawa Tengah selama ini kan kandang banteng ya. Nah ini ingin mencoba tren baru dengan menempatkan orang-orang baru di politik, sehingga ini mempengaruhi perspektif bahwa mereka ingin mencoba yang berbeda dalam pemilihan wali kota,” kata dia.
Sentimen: neutral (0%)