Sentimen
Undefined (0%)
28 Nov 2024 : 17.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Siap Hadapi Dampak Potensi Kenaikan PPN, Ini Strategi Bank Mega Syariah

28 Nov 2024 : 17.04 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Siap Hadapi Dampak Potensi Kenaikan PPN, Ini Strategi Bank Mega Syariah

Esposin, SOLO - Jika benar-benar diterapkan, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, dinilai dapat berdampak pada pertumbuhan pembiayaan dan kualitas portofolio. Untuk menghadapi itu kalangan perbankan seperti Bank Mega Syariah telah menyiapkan strategi khusus. 

Kebijakan tarif PPN menjadi 12 % pada 1 Januari 2025, diproyeksikan akan memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat. Penurunan daya beli tersebut dapat berdampak pada penurunan permintaan pembiayaan, terutama di segmen konsumer, mikro, dan UMKM.

Selain itu, dampak dari kenaikan PPN dinilai juga berpotensi mempengaruhi kualitas aset perbankan di ketiga segmen tersebut akibat meningkatnya risiko gagal bayar. Hal itu menjadi tantangan signifikan bagi industri perbankan, terutama dalam menjaga pertumbuhan kredit dan kualitas portofolio pembiayaan.

Risk Management Division Head Bank Mega Syariah, Rundi Dhema Perkasa, mengatakan Bank Mega Syariah terus memantau kondisi pasar dan ekonomi secara aktif serta menyesuaikan strategi bisnis dengan tren yang tengah berkembang. 

Guna menghadapi potensi perlambatan di segmen tertentu, bank telah mempersiapkan diversifikasi portofolio pembiayaan yang lebih luas. Termasuk untuk memperkuat segmen yang memiliki risiko lebih rendah dan potensi pertumbuhan yang stabil.

“Bank Mega Syariah telah menerapkan pengelolaan risiko yang komprehensif dan proaktif. Melalui Risk Acceptance Criteria [RAC], kami memastikan pemberian pembiayaan dilakukan dengan sangat selektif berdasarkan prinsip kehati-hatian," kata dia dalam rilis, Kamis (28/11/2024). 

Dia juga menjelaskan, selain itu upaya tersebut Bank Mega Syariah secara konsisten juga menerapkan prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition), untuk menilai kelayakan pembiayaan. Dengan begitu risiko gagal bayar dapat diminimalkan.  

Dikatakan, dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin dinamis, Bank Mega Syariah tetap optimistis. Menurut Rundi, di tahun 2025 Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mempertahankan rasio non-performing financing (NPF) di bawah risk appetite dan menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas melalui mitigasi risiko yang konsisten dan pengelolaan portofolio yang prudent.

Di tengah berbagai tantangan eksternal, Bank Mega Syariah juga fokus pada pengembangan layanan dan produk yang inovatif. Strategi tersebut bertujuan untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, khususnya di sektor konsumer, yang mencatatkan pertumbuhan signifikan.

Untuk pembiayaan konsumer, hingga September 2024, tercatat mencapai Rp382,5 miliar. Nilai tersebut tumbuh 24,07% dibandingkan September 2023 (year on year / YoY). Selain itu, segmen kartu pembiayaan atau Syariah Card juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 686% YoY. Secara keseluruhan, total pembiayaan Bank Mega Syariah mencapai Rp7,2 triliun per September 2024.

Bank Mega Syariah juga berhasil menjaga kualitas pembiayaannya dengan rasio NPF gross per September 2024 sebesar 0,91%, atau turun dibandingkan posisi September 2023 yang mencapai 0,95%. 

“Dengan fokus pada inovasi, pengelolaan risiko yang ketat, dan pengembangan portofolio yang sehat, Bank Mega Syariah optimistis bahwa strategi yang telah diterapkan akan memperkuat daya tahan bank terhadap tantangan ekonomi di tahun 2025,” kata Rundi. 

 

Sentimen: neutral (0%)