Sentimen
Undefined (0%)
28 Nov 2024 : 19.30
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Solo

Partai Terkait

Pengamat soal Hasil Pilkada: Ikatan Emosional Warga Solo Lebih Kuat ke Jokowi

28 Nov 2024 : 19.30 Views 12

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Pengamat soal Hasil Pilkada: Ikatan Emosional Warga Solo Lebih Kuat ke Jokowi

Esposin, SOLO -- Psikolog politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, memberikan analisisnya terkait kekalahan pasangan calon kepala daerah yang diusung PDIP di Pilkada Solo 2024, Rabu (27/11/2024).

Menurut dia, ada sejumlah aspek yang membuat partai terbesar di Kota Bengawan tersebut akhirnya tumbang. Saat diwawancarai wartawan, Kamis (28/11/2024), Abdul Hakim mengatakan kekalahan pasangan Teguh Prakosa-Bambang "Gage" Nugroho menunjukkan loyalitas masyarakat Solo terhadap partai berlambang kepala banteng moncong putih sudah menurun.

Pada praktiknya, menurut dia, di politik, ikatan emosional hanya bisa pada satu objek. "Jadi loyalitas masyarakat Solo terhadap PDIP sudah menurun, karena secara psikologis itu ikatan emosional hanya bisa pada satu objek di dalam politik. Dia tidak bisa mendua. Ketika dulu Jokowi masih bersama PDIP tidak terjadi dilema. Kemarin itu terjadi dilema dan ternyata ikatan emosional warga Solo lebih kuat kepada Pak Jokowi," tutur dia.

Abdul Hakim mengatakan baik PDIP maupun Jokowi dan keluarganya sama-sama mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan warga Solo. Tapi ketika mereka diposisikan berseberangan atau berbeda, masyarakat harus menentukan pilihan. Bila merujuk hasil hitung cepat maupun real count, publik bisa melihat siapa yang lebih kuat.

Menurut Abdul Hakim, pertarungan dukungan antara Jokowi dengan PDIP dalam Pilkada Solo 2024 menarik untuk dicermati. Sebab selama bertahun-tahun Jokowi bersama PDIP. Selama itu pula publik tidak pernah merasakan dilema secara pilihan politik. Baru beberapa waktu terakhir mereka bisa dikatakan berpisah jalan atau berjalan sendiri-sendiri.

Aspek lain yang membuat PDIP harus menelan pil pahit kekalahan di Pilkada Solo 2024, menurut Abdul Hakim, yakni perubahan demografis politik masyarakat di kota ini. Kelompok pemilih di Kota Bengawan sudah banyak mengalami regenerasi, di mana generasi muda mendominasi. Secara faktual generasi muda tak punya ikatan kuat dengan PDIP.

"Pemilih di Solo sudah bergeser dari generasi tua ke generasi muda, di mana generasi muda ini tidak mempunyai ikatan yang kuat dengan PDIP. Mereka tak mengalami peristiwa 1998 atau punya memori nostalgia tentang Bung Karno. Pemilih muda cenderung pragmatis, mencari siapa yang bisa memberikan keuntungan untuk mereka," terang dia.

Kondisi tersebut, menurut Abdul Hakim, ditunjang tingkat kepuasan yang tinggi terhadap sosok Jokowi maupun Gibran Rakabuming Raka.

Sentimen: neutral (0%)