Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Institusi: UGM
Kab/Kota: Yogyakarta
Kasus: Narkoba
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Diabetes pada Anak - Krjogja
Krjogja.com Jenis Media: News
KRjogja.com - DIABETES merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Penyakit ini sering dialami oleh orang dewasa, tetapi pencegahan anak-anak. Menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), diperkirakan 1,1 juta anak dan remaja (di bawah usia 20) saat ini hidup dengan diabetes tipe 1 di seluruh dunia. Selain itu, lebih dari 132.000 anak dan remaja didiagnosis dengan diabetes tipe 1 setiap tahun, termasuk di Indonesia.
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami diabetes tipe 1, mulai dari genetik atau keturuan karena gen seperti HLA-DR3 atau HLA-DR4, kerusakan organ pankreas tanpa penyebab yang jelas, atau mengalami infeksi virus dengan sistem kekebalan tubuh yang berfungsi secara keliru, yaitu justru menghancurkan sel penghasil insulin (islet) di pankreas. Diabetes tipe 1 merupakan tipe diabetes yang paling sering dialami oleh bayi, balita, dan anak usia awal SD. Hampir semua penyebab diabetes tipe 1 pada anak tidak dapat dicegah.
Sedangkan diabetes tipe 2 biasanya rentan terjadi pada anak yang berusia di atas 10 tahun atau di awal masa pubertas. Penyebab diabetes tipe 2 pada anak meliputi lahir prematur atau berat badan rendah, pola makan yang kurang sehat, kurang aktif berolahraga, dan berat badan berlebih atau obesitas. Berbeda dengan diabetes tipe 1, hampir semua penyebab diabetes tipe 2 dapat dicegah.
Baca Juga: Pilkada Jakarta, PDIP Waspada Manuver Memaksa Agar Dua Putaran
Pencegahan agar bayi tidak lahir secara prematur atau BB lahir rendah adalah kontrol rutin ibu hamil (Ante Natal care atau ANC) minimal 4 kali selama kehamilan, mengelola stres ibu saat hamil, ibu mengonsumsi makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi selama hamil, dan menjaga kebersihan organ intim ibu selama hamil. Juga menghindari konsumsi minuman beralkohol, merokok, hingga menggunakan narkoba.
Tindakan pencegahan pada anak usia SD sampai SMP atau awal pubertas agar tidak mengalami BB berlebih atau obesitas, adalah dengan gaya hidup sehat, aktif berolah raga, hindari kebiasaan duduk lama, menghindari menu yang manis, gurih dan asin secara berulang. Peran orangtua sangat penting sebagai panutan dalam tindakan ini, apalagi kalau orangtua juga mengalami kondisi BB berlebih serupa.
Orangtua diharapkan memberi contoh untuk bangun lebih pagi, makan teratur dalam porsi yang wajar, makan menu rumahan atau masakan keluarga secara rutin, menu olahan atau pabrikan dan menu cepat saji hanya dikonsumsi sesekali saja, makan bersama segenap anggota keluarga sebagai acara yang menyenangkan, paling tidak dilakukan sekali sehari, juga tidur malam tidak terlalu larut.
Baca Juga: Hasto-Wawan Menang Pilkada Kota Yogya, Saatnya Memperbaiki Lingkungan Warga Akibat Sampah
Orangtua yang mengantar jemput anak ke sekolah, tempat les atau acara rutin anak lainnya, sebaiknya tidak diturunkan persis di gerbang. Sebaiknya diturunnaikkan sedikit agak jauh dan mintalah anak untuk berjalan kaki bersama teman-temannya. Kalau cukup memungkinkan untuk naik sepeda, berikan kepercayaan anak agar menaiki sepedanya ke tempat acara, merawat sepedanya agar tetap awet dan melatih kemandirian sejak dini.
Mari kita memberi contoh dan mengajak anak untuk rutin menerapkan perilaku hidup sehat dengan menjaga pola makan, memenuhi kebutuhan tidur dan mengajak mereka untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Tujuannya adalah untuk mencegah diabetes tipe 2, yang merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada anak usia SD sampai SMP. Sudahkah kita bijak? (FX Wikan Indrarto, dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM)
Sentimen: positif (49.6%)