Sentimen
Undefined (0%)
26 Nov 2024 : 14.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kasus: HAM, Insiden penembakan, penembakan, Tawuran

Tokoh Terkait

Ini Alasan LBH Semarang Curiga Kronologi Penembakan Siswa SMKN 4 Direkayasa

26 Nov 2024 : 14.20 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Ini Alasan LBH Semarang Curiga Kronologi Penembakan Siswa SMKN 4 Direkayasa

Esposin, SEMARANG -- Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Syamsuddin Arief, menyebut kronologi penembakan siswa SMKN 4 Semarang, GRO, diduga direkayasa oleh polisi. Hal itu lantaran kronologi yang disampaikan polisi berbeda jauh dengan data yang mereka dapatkan. 

Arief mengatakan, berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan, insiden penembakan bermula ketika korban, yang sedang mengendarai sepeda motor, secara tidak sengaja menyenggol motor yang dikendarai oleh seorang anggota polisi. Menurut Arief, polisi yang tidak tidak terima dengan kejadian tersebut, langsung mengeluarkan pistol dan menembaki korban.

“Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun beberapa jam kemudian dinyatakan meninggal dunia. Kejadian ini terjadi pada Sabtu [23/11/2024] malam, di sekitar Perumahan Paramount, Semarang Barat,” jelas Arief saat dihubungi Espos, Selasa (26/11/2024).

Arief menambahkan, kronologi yang disampaikan pihak kepolisian sangat berbeda dengan data-data yang mereka peroleh. LBH menilai polisi berusaha merekayasa kasus ini dengan mengeklaim bahwa peristiwa penembakan tersebut merupakan akibat dari tawuran antar-gangster.

“Tuduhan polisi ini tidak sesuai dengan kesaksian dari keluarga, guru, dan teman-teman korban. Mereka mengatakan bahwa GRO adalah siswa yang baik, berprestasi, dan aktif dalam kegiatan organisasi Paskibra, sehingga sangat tidak mungkin terlibat dalam tawuran,” ujar Arief.

Tanggapan Polda Jateng 

Menanggapi tuduhan tersebut, Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Pol Artanto, membantah bahwa pihak kepolisian berusaha menutupi kasus penembakan ini. Artanto menegaskan bahwa pihak kepolisian sudah transparan dalam menangani kasus ini, bahkan mengundang awak media untuk meliput jalannya pra-rekonstruksi.

“Kami tidak menutupi apapun. Seluruh proses penyelidikan dan rekontruksi akan kami buka untuk media dan masyarakat. Silakan Komnas HAM dan media untuk terus memonitor perkembangan kasus ini,” ujar Artanto.

Saat disinggung mengenai pernyataan pihak sekolah yang menyatakan bahwa korban adalah siswa yang baik dan tidak terlibat tawuran, Artanto memilih untuk tidak menanggapi lebih lanjut.

“Saya tidak mau menanggapi pernyataan pihak sekolah. Namun, yang jelas, korban terlibat dalam aksi tawuran malam itu di lokasi kejadian,” ujar Artanto.

 

Sentimen: neutral (0%)