Sentimen
Undefined (0%)
23 Nov 2024 : 16.43

Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Oreshnik Gempur Ukraina, Barat Meradang

23 Nov 2024 : 16.43 Views 1

Espos.id Espos.id

Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Oreshnik Gempur Ukraina, Barat Meradang

Esposin, JAKARTA — Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia telah menyerang Ukraina dengan rudal balistik jarak menengah hipersonik baru sebagai tanggapan atas penggunaan rudal AS dan Inggris oleh Kyiv terhadap Rusia.

Putin, dalam pidato yang disiarkan di televisi yang dikutip dari Reuters pada Jumat (22/11/2024), mengatakan Moskow menyerang fasilitas militer Ukraina dengan rudal balistik hipersonik jarak menengah baru yang dikenal sebagai "Oreshnik"  atau berarti pohon hazel.

Putin juga memperingatkan bahwa serangan berikutnya akan menyusul. Dia mengatakan warga sipil akan diperingatkan sebelum serangan lebih lanjut dengan senjata semacam itu.

Serangan rudal tersebut dilakukan pada sebuah perusahaan pertahanan di kota Dnipro, Ukraina. Kota tersebut merupakan rumah bagi perusahaan rudal dan roket antariksa Pivdenmash, yang dikenal sebagai Yuzhmash oleh orang Rusia.

Kekuatan Oreshnik Putin mengatakan "Oreshnik" adalah rudal balistik hipersonik. Dia mengatakan rudal itu melaju dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara sehingga tidak dapat dicegat.

Sumber-sumber Rusia mengatakan jangkauannya adalah 5.000 km (3.100 mil), yang memungkinkan Rusia menyerang sebagian besar Eropa dan pantai barat Amerika Serikat.

Rudal tersebut tampaknya memiliki beberapa wahana masuk-kembali yang dapat ditargetkan secara independen: hulu ledak terpisah yang mampu mengenai target yang berbeda.

Anatoly Matviychuk, seorang pakar militer Rusia, mengatakan rudal ini dapat membawa enam hingga delapan hulu ledak konvensional atau nuklir, dan mungkin sudah beroperasi, menurut Yuri Podolyaka, seorang blogger militer terkemuka kelahiran Ukraina yang pro-Rusia.

Pentagon mengatakan rudal yang ditembakkan Rusia didasarkan pada rudal balistik antarbenua (ICBM) "RS-26 Rubezh".

AS Diberitahu

Dikatakannya, AS telah diberitahu tentang peluncuran tersebut melalui saluran pengurangan risiko nuklir. Adapun, RS-26 adalah rudal balistik berbahan bakar padat yang dapat bergerak di jalan raya dan mulai dikembangkan pada tahun 2008.

Amerika Serikat secara resmi menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987 yang bersejarah dengan Rusia pada 2019 setelah mengatakan bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut, tuduhan yang dibantah Kremlin.

AS mengatakan pada saat itu bahwa Rusia sedang mengembangkan rudal jelajah berbasis darat, yang dikenal sebagai 9M729 di Rusia, varian yang berbeda dari RS-26.

Sementara itu, Angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan ICBM ke Dnipro, meskipun AS mengatakan itu tidak benar. ICBM didefinisikan memiliki jangkauan lebih dari 5.500 km (3.400 mil). 

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa serangan Rusia dengan jenis rudal balistik baru adalah "eskalasi yang jelas dan parah" dan menyerukan kecaman dari seluruh dunia.

Swedia bakal Gelontor Dana ke Ukraina

Dikutip dari Anadolu, Swedia pada Jumat (22/11/2024) mengatakan akan menyediakan dana agar Ukraina dapat memproduksi rudal jarak jauh dan drone sendiri untuk menghadapi Rusia.

Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi bersama oleh Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson dan mitra Ukrainanya Rustom Umerov, di Istana Karlberg di Stockholm.

Jonson mengatakan bahwa hal itu dapat terwujud melalui "Danish Model" dan menambahkan: "Model ini bertujuan untuk menyalurkan dana kepada industri pertahanan Ukraina agar mereka mampu membangun lebih banyak sistem persenjataan dalam negeri."

Denmark baru-baru ini mengumumkan investasi bernilai jutaan dolar yang substansial untuk memperkuat industri pertahanan domestik Ukraina, khususnya untuk meningkatkan kemampuan produksi rudal dan drone negara tersebut.

Sebagai komitmen kerjasama negaranya dengan negara mitra dan sekutu untuk membangun dan meningkatkan kemampuan rudal jarak jauh Kiev, Menhan Swedia itu mengatakan Ukraina "harus memiliki alat tersebut" untuk mempertahankan dirinya.

"Ukraina jelas-jelas menggunakan haknya untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional. Mendukung Ukraina bukan eskalasi," tulisnya di X.

Sementara itu, Umerov mengonfirmasi perkembangan tersebut, dan mengatakan bahwa ini adalah langkah lain meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina, yang menunjukkan kepercayaan mitranya terhadap potensi industri-militer negara itu.

Umerov mencatat bahwa kedua menteri juga membahas rencana untuk bantuan pembiayaan kepada Ukraina tahun depan.

Ia menambahkan bahwa mereka bekerja untuk memastikan bahwa bantuan ini lebih besar dan memenuhi kebutuhan nyata pertahanan Ukraina.

Sentimen: neutral (0%)