Sentimen
Undefined (0%)
24 Nov 2024 : 13.46

Ombudsman Desak Polisi Ungkap Motif Penembakan Kasatreskrim Polres Solok Selatan

24 Nov 2024 : 13.46 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Ombudsman Desak Polisi Ungkap Motif Penembakan Kasatreskrim Polres Solok Selatan

Esposin, PADANG – Polda Sumatera Barat diminta untuk mengungkap motif dugaan kejahatan lingkungan tambang ilegal dalam kasus oknum perwira polisi yang menembak rekan seprofinya hingga meninggal dunia di Kabupaten Solok Selatan kepada publik secara transparan. 

“Motif pembunuhan harus diungkap secara komprehensif dan transparan,” kata Pjs Kepala Perwakilan Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat, Adel Wahidi, di Padang, Minggu (24/11/2024). 

Menurut dia, hal tersebut tidak kalah penting, sebab terdapat dugaan motif pelaku melindungi aktivitas kejahatan lingkungan di Solok Selatan. Selain itu, biasanya kasus ilegal tambang tidak berdiri sendiri, melainkan semacam gurita yang berhubungan satu sama lain. 

"Kejahatan tambang berjejaring sedemikian rupa. Layaknya tidak hanya soal sopir truk yang ditangkap, tapi berkaitan dengan pemilik truk, pengusaha tambang, peralatan serta logistik tambang itu sendiri," jelasnya.

Dengan kata lain, selain adanya penegakan hukum terhadap pidana pembunuhan, di sisi lain juga penting beriringan dengan penegakan pelanggaran etiknya.

Secara khusus, Ombudsman mengungkapkan duka atas meninggalnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar dalam upaya yang bersangkutan untuk menegakkan hukum, namun harus berujung kematian di tangan rekannya sendiri.

Kasus tersebut juga tentunya memperburuk citra kepolisian, sehingga pelaku kejahatan harus ditindak secara tegas untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Ini selain memberi rasa keadilan, juga dapat mengirim pesan pada polisi lainnya bahwa tak ada ampun bagi pelaku semacam Dadang Iskandar," tegasnya yang dikutip dari Antara. 

Kasus kematian polisi yang ditembak polisi di Solok Selatan itu hendaknya juga menjadi pintu masuk untuk menegakkan hukum kejahatan lingkungan tambang ilegal di Sumbar.

Apalagi, Kabupaten Solok Selatan dan daerah sekitarnya selama ini dikenal tidak hanya menyoal tambang galian C ilegal, melainkan juga soal terkait tambah emas ilegal.

Sebagaimana diketahui pada September lalu terjadi longsor tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok yang menelan korban jiwa sebanyak 13 orang.

"Kasus ini belum selesai, tapi ini sudah terjadi lagi," ujarnya.

Sentimen: neutral (0%)