Sentimen
Boyolali Masih Kekurangan 1.700-an Guru
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, BOYOLALI--Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali mencatat ada 1.700-an kekurangan guru dan tenaga kependidikan SD-SMP di Kota Susu pada 2024 ini. Perekrutan Aparatur Sipil Negara (ASN) tiap tahun dinilai juga tidak bisa mencukup jumlah guru yang pensiun setiap tahunnya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Disdikbud Boyolali, Supana, seusai menghadiri upacara peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang digelar Pemkab Boyolali di Alun-alun Kidul Boyolali, Senin (25/11/2024).
“Kalau bicara soal jumlah guru, mohon maaf di Boyolali sangat kekurangan guru. Jadi kami di Boyolali mempunyai akumulasi kekurangan pendidik, artinya guru dan tenaga kependidikan di angka 1.700-an,” kata dia kepada wartawan seusai upacara.
Ia menjelaskan kekurangan guru termasuk banyak karena ada moratorium dari pemerintah yaitu pengangkatan CPNS yang selama ini tidak ada. Ia mengatakan baru 2024 ini akan diadakan rekrutmen CPNS dan PPPK guru.
Supana berharap hal tersebut dapat mengurangi permasalahan kekurangan guru di Boyolali. Ia mengatakan pihaknya masih menunggu pengumuman karena proses tes.
“Rekrutmen tahun ini pun saya yakin belum bisa menjawab atas kekurangan,” kata dia.
Ia juga mengatakan angka pensiun dan perekrutan tidak sebanding. Supana mengatakan angka pensiun pendidik dan tenaga pendidik di Boyolali setiap tahun sekitar 300-400 orang. Ketika moratorium terjadi selama empat tahun, kekurangan guru meledak menjadi sekitar 1.600-an.
Selanjutnya, pemerintah pusat melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang ditindaklanjuti dengan surat bupati dan dinas pendidikan, bahwa Disdikbud dilarang mengangkat tenaga honorer.
“Ini adalah problematika yang sampai sekarang masih belum bisa terjawab. Di satu sisi dilarang, di satu sisi banjir pensiun luar biasa. Sehingga, akhirnya banyak tenaga honorer yang mereka mengabdi tapi tidak bisa terakomodasi di Dapodik, dan oleh pemerintah tidak bisa dianggarkan honorer karena bertentangan dengan surat edaran Menpanrb,” kata dia.
Supana berharap pemerintahan yang baru memiliki mindset yang jelas terutama untuk pendidikan. Utamanya untuk kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan. Menurutnya, akan ideal ketika contohnya di satuan SD setiap sekolah memiliki 10 pendidik dan tenaga kependidikan.
“Terdiri dari enam guru kelas, satu guru olah raga, satu guru agama, satu kepala sekolah, dan satu penjaga sekolah,” kata dia.
Akan lebih baik lagi, lanjut dia, ketika pemerintah sampai memberikan tenaga tata usaha di sekolah dasar. Lalu, guru di SMP idealnya yaitu guru di setiap mata pelajaran, tenaga administrasi, dan penjaga sekolah terpenuhi.
Menurutnya, keidealan guru tersebut tidak ditemui di Boyolali. Supana menyoroti semua satuan pendidikan kekurangan guru dan tenaga kependidikan. Ia mengatakan di setiap SD kekurangan sekitar dua-tiga guru di SD, sedangkan jumlah kekurangan di SMP lebih banyak.
Selanjutnya, Supana menyoroti guru dihadapkan para paradigma perubahan yang memiliki dinamika regulasi.
“Sementara ini juga ada pergantian kabinet, guru masih dihadapkan pada era peningkatan kompetensi yang sangat diharapkan guru masa kini adalah guru yang mempunyai kompetensi menuju merdeka belajar,” kata dia.
Ia mengatakan guru dituntut menjadi seorang narasumber yang memahami informasi dan teknologi (IT) di era digitalisasi. Seiring perkembangan zaman, lanjut dia, guru tetap menjadi pemimpin, pengajar, dan pendidik di kelas untuk mencetak generasi yang berprestasi.
Supana mengatakan pihaknya selalu mendukung kesejahteraan guru agar mereka bekerja lebih nyaman di Boyolali.
Sementara itu, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengucapkan selamat Hari Guru Nasional dan HUT ke-79 PGRI. Ia mengatakan peran para guru dan pendidik sangat penting dalam membangun Kabupaten Boyolali. Ia juga berterima kasih atas peran para guru di Boyolali.
Ia menjelaskan salah satu langkah membangun Boyolali yaitu mempersiapkan generasi ke depan yang jauh lebih hebat dan tangguh lewat guru. Tujuannya, agar ke depan Kabupaten Boyolali dapat terus melangkah dalam pembangunan bersama.
“Profesionalisme para guru pendidik dalam memberikan secercah cahaya, artinya berbagi ilmu kepada anak-anak kami, harapan kami agar para guru di Boyolali ini, kalau diibaratkan pohon, itu pohon yang berbuah, yaitu yang memberikan kemanfaatan dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata dia.
Sentimen: neutral (0%)